Sunday 30 November 2014

Selalu Belajar Menjadi Istri yang Baik

Sayyida Khadijah.......
Ah, setiap menyebut nama Beliau, saya selalu membayangkan sosok wanita dan istri yang sangat sempurna. Sayyida Khadijah adalah gambaran wanita idaman siapa saja, seorang istri yang baik, seorang ibu yang baik, dan seorang wanita yang benar-benar mencurahkan segalanya untuk suaminya dan agamanya. Sayapun ingin bisa seperti Beliau, bisa menjadi seorang istri yang sangat dicintai suaminya. Sebagai istri Rasulullah SAW, Sayyida Khadijah menyerahkan seluruh potensi yang ada pada diri Beliau kepada suami tercinta mulai dari kesabaran, kedermawanan, pengorbananan dan keberaniannya.

Setiap wanita pasti ingin menjadi yang terbaik bagi suaminya, bagi anak-anaknya, bagi keluarganya dan bagi orang lain tentunya. Untuk menjadi kecintaan suami, dan membuat suami mencintai kita dari waktu ke waktu, tentu saja membutuhkan sebuah niat, kesabaran, dan keikhlasan. Bagaimanapun menikah adalah ibadah. Jika segala sesuatu yang kita lakukan adalah atas dasar ibadah kepada Allah SWT, balasannya adalah keberkahan dan kedamaian yang tiada tara.

Niat
Dengan landasan niat yang kuat hanya karena Allah SWT, insya Allah jalan menuju kebaikan itu akan selalu ditunjukkan. Semua akan sia-sia jika tidak ada niat untuk memulai dan menjalankannya. Berniat aku pasti bisa, maka Allah akan membimbing kita menuju kebaikan.

Sabar
Sabar bisa diartikan menahan hawa nafsu negatif untuk mencapai hal positif yang mau kita dapat. Sabar itu memang lebih mudah diucapkan daripada prakteknya. Ketika seseorang sudah bisa mengendalikan hawa nafsunya bisa dikatakan sudah bisa menjalankan kesabaran.

Ikhlas
Hampir sama dengan sabar, ikhlas itu juga bisa dilakukan jika kita sudah bisa melepaskan segala hawa nafsu dengan hanya berharap ridha dari Sang Khalik Allah SWT.



Menjadi istri yang dicintai suami

Menjadi istri yang sempurna (baca= baik) tentu saja tidak mudah, tetapi jika ada kemauan yang kuat, pasti kita akan selalu berusaha untuk mencapainya. *kata sempurna bagi saya terlalu idealis*

Saya: dulu dan sekarang

Saya, yang sejak kecil sudah terbiasa dilayani, mulai dari masalah makan tinggal ambil di meja makan, sampai baju sudah tertata rapi di lemari, sempat merasa gamang, bisakah saya menjadi isteri yang baik?

Baru setelah SMA saya mulai latihan untuk mencuci baju dan setrika sendiri. Berlanjut ketika saya harus meninggalkan kota saya tercinta untuk melanjutkan sekolah di Surabaya dan harus ngekost, otomatis saya dilatih untuk lebih mandiri lagi, mulai dari mengurus makan, cucian, kebersihan dan kerapian kamar, dan mengelola uang bulanan yang dikirim orangtua. Hal ini berlanjut sampai suatu saat saya harus bekerja dan ditempatkan di kota Denpasar. Saya sudah mulai belajar mandiri dan tidak lagi mendapat kiriman uang bulanan seperti sewaktu masih kuliah dulu. Minimal, itulah sedikit pengalaman saya mengurus diri saya sendiri.

Ketika sudah menikah, banyak sekali perubahan yang terjadi, karena saya harus benar-benar mulai mandiri dan mulai mengurus keluarga kecil kami, bersama suami tercinta tentunya. Ternyata, setelah menikah banyak sekali terjadi perubahan, karena pernikahan adalah menggabungkan dua hal yang berbeda menjadi satu visi dan misi yaitu menciptakan keluarga sakinah mawadah warahmah. Ada beberapa kebiasaan yang harus mulai diubah, baik itu pola hidup maupun sifat yang sudah melekat pada diri saya. Saya yang dulu suka menang sendiri, harus mau belajar mengalah. Saya yang dulu tidak suka diatur, harus mau diatur. Saya yang dulu suka belanja sembarangan, harus mau mempertimbangkan masak-masak sebelum membeli sesuatu. Intinya, banyak yang harus diubah setelah menikah. Tentu saja semua ini tidak mudah, tapi bisa dilakukan.

Saya sangat bersyukur di usia pernikahan kami yang masuk tahun ke-14 sudah dikaruniai 3 orang anak laki-laki yang tentu saja menjadi pelengkap kebahagiaan kami, sekaligus menjadikan tanggungjawab untuk kami berdua dalam mengemban amanah membesarkan dan mendidik mereka agar menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, agama dan orang lain. Seiring dengan waktu, cinta dan kasih sayang kami saling menguatkan, setelah masalah demi masalah bisa kami lalui bersama.

Sebagai seorang istri, saya masih sangat jauh jika dikatakan sempurna. Tapi saya selalu berusaha belajar dari semua yang terjadi pada rumah tangga kami, kejadian baik maupun buruk. Berikut ini beberapa hal, yang menurut saya, bisa menambah kecintaan suami kepada isteri:

1. Cintai suami apa adanya
Jangan pernah membandingkan suami dengan orang lain. Siapapun orangnya pasti tidak suka dibanding-bandingkan. Cintailah suami dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
2. Dampingi suami dalam suka maupun duka
Kalau keluarga kita sedang dalam suasana bahagia sudah sewajarnya kalau kita bersyukur dan kita merasakan kebahagiaan itu bersama-sama. Seharusnya hal ini juga kita lakukan saat ada masalah atau musibah. Percayalah, masalah demi masalah yang bisa kita lalui bersama justru akan semakin menguatkan jalinan cinta dan kasih sayang suami istri.
3. Layani suami sebaik-baiknya
Secangkir kopi susu panas, mungkin bisa meredakan rasa capeknya. Memberikan kalimat-kalimat seperti: "love you", "good luck, my lovely" , dll baik di telepon, di BBM, atau dimana saja. Layani suami dengan ikhlas dari 'urusan dapur sampai kasur".
4. Menuruti kata-katanya
Turuti kata-kata dan nasehat suami, asal tidak melanggar kaidah agama. 
5. Diam saat suami marah atau menasehati anak-anak
Sangat manusiawi kalau terkadang kita dilanda emosi, yang membuat berbeda adalah bagaimana mengelola emosi yang sedang bergejolak. Ada kalanya suami marah kepada kita. Sebaiknya pada saat suami marah istri tidak menimpali dengan kemarahan juga, yang akhirnya pasti berujung pada pertengkaran dan tidak menemukan titik temu. Sebaiknya jika salah satu sedang emosi, isteri/suami mendengarkan dan menenangkan. Baru setelah tenang dibicarakanlah masalah tersebut agar tercapai solusi yang baik.
Begitu juga saat suami menasehati anak-anak, kita tidak usah menimpali sampai saatnya kita diberi kesempatan untuk berbicara.
6. Berhias sesuai kehendak suami
Alhamdulillah suami saya tidak banyak menuntut dalam hal ini, dan sayapun tidak suka berdandan yang aneh-aneh, karena dalam hal fashion saya termasuk yang katrok dan tidak mengikuti perkembangan mode. Saya suka penampilan yang santai, dan ternyata suami mendukung itu, jadi tidak banyak perubahan yang harus saya lakukan.
7. Batasi pergaulan
Menurut saya, sudah menjadi resiko jika intensitas dengan teman-teman mulai dikurangi. Teman yang paling utama dan paling dekat adalah suami. Setelah bersuami memang wanita sudah mempunyai ikatan, yang bukan berarti dipingit tidak boleh berkegiatan. Asal sudah dengan ijin suami, dan istri bisa menjaga kepercayaan suami pasti tidak akan menjadi masalah.
8. Menjadi istri yang amanah
Menjaga kepercayaan suami sangatlah penting.
Dari hal sepele, misalnya ijin mengikuti arisan alumni sampai jam 2 siang, ya pulangnya jangan lewat dari jam 2. Jangan sampai kepercayaan suami ternoda. Ingat, kebohongan-kebohongan kecil ini bisa menjadi bom waktu yang akan meledak suatu saat.
Sebagai seorang isteri sudah selayaknya menjaga amanah cinta suami kepada kita, dan amanah mengurus rumah tangga dan anak-anak tentunya.

9. Cemburu yang tidak berlebihan
Cemburu terkadang diperlukan, tapi kalau berlebihan pasti menyakitkan. Belajarlah memberi kepercayaan kepada suami, asal suami juga harus bisa menjaga kepercayaan yang diberikan oleh isteri.


Semua yang saya sebutkan di atas tentu saja tergantung pribadi masing-masing, karena setiap isteri mempunyai cara yang berbeda untuk menyenangkan hati suaminya. Begitu juga para suami, mempunyai keinginan yang berbeda tentang kriteria istri yang bagaimana yang dia sukai. Dalam hal ini suami-isterilah yang harus bisa menyelami satu sama lain.

Demikian sedikit ulasan saya tentang istri yang harus selalu mau belajar untuk menjadi yang lebih baik, agar semakin dicintai suami. Semoga suami kita di dunia, juga merupakan suami kita di akhirat nanti. Insya Allah, aamiin ya Rabbal 'alaamiin.

Saya dan suami ketika pergi berdua tanpa anak-anak


*****

Wednesday 26 November 2014

Graha Raya Bintaro: Hunian Aman, Nyaman dan Bernilai Investasi Tinggi

Rumah merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang berfungsi untuk berlindung dari panas dan hujan. Selain sebagai kebutuhan pokok, rumah juga bisa dijadikan sebagai sarana investasi karena nilai jualnya yang selalu naik dari waktu ke waktu.

Memilih rumah tentu saja harus memperhatikan beberapa hal, antara lain: lokasi yang strategis, kemudahan akses dan sarana transportasi, tersedianya fasilitas umum yang lengkap, kondisi lingkungan yang aman dan nyaman, dan nilai jual yang selalu naik di masa mendatang (jika untuk investasi).



Perumahan Baru di Tangerang

Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Propinsi Banten dan termasuk tiga kota terbesar di kawasan Jabodetabek. Letaknya tepat di sebelah barat kota Jakarta dan merupakan lokasi yang strategis. Tangerang juga pusat manufaktur dan industri di Pulau Jawa, sehingga banyak Perusahaan Internasional ada di Tangerang ini.

Anda tentunya sudah pernah mendengar kepopuleran nama Bintaro Jaya bukan?
Ya, Bintaro Jaya adalah sebuah kota yang dikembangkan oleh PT Jaya Real Property sejak tahun 1979 yang berlokasi di Jakarta Selatan dan terus berkembang hingga ke wilayah Serpong - Tangerang. Kini luasnya telah mencapai 1000 hektare dan telah menjadi kota yang ramai, apalagi aksesnya dipermudah dengan selesainya pembangunan jalan tol Jakarta-Bintaro.

Bintaro Jaya memperkenalkan konsep "Kota Taman" yang pertama di Indonesia, yang selanjutnya 26 tahun kemudian Bintaro Jaya menggunakan slogan "The Professional's City", yakni hunian nyaman pilihan kaum intelektual dan profesional di Jakarta. 
Perumahan Bintaro Jaya ini terus dikembangkan hingga ke wilayah Serpong-Tangerang, yaitu Graha Raya Bintaro.
Graha Raya Bintaro mempunyai luas lahan sebesar 350 hektare yang telah dikembangkan 2/3 nya dan merupakan kawasan hunian strategis yang masih akan terus dikembangkan lagi.
Graha Raya Bintaro merupakan hunian dengan sistem cluster, dan menjadi perumahan yang lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang seperti sekolah dan universitas, kawasan komersil, klub olahraga, tempat perbelanjaan modern dan lain-lain.

 


Graha Raya Bintaro


Peta kemudahan akses ke Graha Raya
Beberapa pertimbangan memilih perumahan Graha Raya Bintaro, adalah:

1. Perumahan Graha Raya Bintaro dikembangkan oleh PT Jaya Real Property yang berdiri sejak 35 tahun yang lalu, dan merupakan salah satu pengembang terkemuka di Indonesia di bidang perumahan dan komersial, dengan portofolio di Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.

2. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau
Graha Raya Bintaro terletak di SEGITIGA EMAS Serpong – Jakarta Selatan – Jakarta Barat.

Salah satu daya tarik Graha Raya adalah lokasinya yang sangat strategis, karena kawasan Serpong - Bintaro merupakan kawasan dengan pertumbuhan fasilitas dan aksesibilitas yang sangat pesat.

Lokasinya sangat mudah dijangkau, yaitu:

  • hanya 10 menit dari Exit Tol Alam Sutera
  • terdapat akses tol JORR baru seksi W2N yang langsung mengarah dari Graha Raya ke Bandara International Soekarno-Hatta 
  • terdapat akses ke jalan utama Bintaro - Graha Raya
  • 5 menit dari Mal Living World & Rumah Sakit Internasional
  • disediakan juga Shuttle Bus Graha Raya - Sudirman bagi penghuni yang bekerja di daerah Jakarta Pusat dan sekitarnya
  • bisa menggunakan kereta commuter line
  • kurang lebih 15-20 menit dari Stasiun Sudimara 

Tol Bintaro

Jalan utama Graha Raya Bintaro
3. Hunian yang aman dan nyaman
Perumahan Graha Raya memiliki beberapa cluster seperti Cluster Gretta, Cluster Melia Grove, Cluster Melia Garden, Cluster Fortune Brezze, Cluster Fortune Spring, Neo Gardenia, Neo Eldora, Fiera Residences, Cornelia Residences, Ayanna Residences, Fortune Belleza, Viola Residence, dan yang terbaru Fortune Terrace.

Hunian sistem cluster ini menjamin keamanan dan kenyamanan penghuninya.
Keamanan diperoleh dari diberlakukannya satu pintu masuk sehingga dengan mudah memantau siapa saja yang keluar masuk kompleks. Di beberapa Cluster malah sudah ada yang menggunakan ID Card gesek untuk masuk. Sistem cluster ini juga aman untuk anak-anak karena kendaraan yang lalu lalang tidak banyak.
Kenyamanan diperoleh dari taman dan pohon-pohon yang ditanam sehingga membuat udara terasa segar, rumah tanpa pagar sehingga mudah berinteraksi dengan tetangga sekitar, dan lengkapnya fasilitas umum.




4. Fasiltas pendukung yang lengkap
Fasilitas yang sudah bisa dinikmati di Graha Raya Bintaro adalah: Pasar Segar, Sekolah, Klub Keluarga, Giant Supermarket, McDonald's dan Rumah Sakit.



Kolam renang

Sekolah Abdi Siswa

Pasar Segar

McDonald's

Giant Ekspres
5. Nilai investasi yang terus meningkat
Investasi pada bidang properti bisa bertahan dalam waktu yang relatif panjang. Permintaan terhadap 
sektor properti seperti: hunian, apartemen dan perkantoran terus bertumbuh secara signifikan. Kenaikan harga properti juga terus meningkat.

Graha Raya memiliki nilai investasi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan pesat kawasan tersebut, sehingga menjadikan Graha Raya sebagai produk investasi yang sangat menjanjikan. Selain itu Graha Raya semakin hidup dan lengkap untuk menjadi hunian yang aman, nyaman dan menyenangkan. 


Cluster terbaru: Fortune Terrace
Salah satu cluster terbaru Graha Raya adalah Fortune Terrace. Cluster yang terletak di distrik Fortune ini merupakan distrik premium terbesar di Graha Raya yang dibangun di atas lahan seluas 40 hektare.

Fortune Terrace ini sangat mudah diakses, karena:

  • terletak di Jalan Boulevard utama Graha Raya
  • terletak di kawasan yang sangat strategis (kemudahan akses dari Exit Tol Alam Sutera, Tol Jorr, dan berbagai Mall di sekitar Bintaro, Alam Sutera, dan Serpong)
Fortune Terrace juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti Club House, Jongging Track, dan sebagainya. Grand Launching Fortune Terrace dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014.


Fortune Terrace
Nah, tunggu apa lagi?
Memiliki hunian di Graha Raya Bintaro berarti Anda akan menikmati berbagai keistimewaan dan fasilitas yang lengkap. Perumahan Graha Raya Bintaro memenuhi semua kriteria hunian yang aman, nyaman, dan bernilai investasi tinggi.

Informasi lebih lengkap bisa langsung ke website Graha Raya: http://graharaya.com/

*****

Tulisan ini diikutsertakan dalam




*****
Sumber:
http://graharaya.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang
http://id.wikipedia.org/wiki/Bintaro_Jaya

*****

Thursday 20 November 2014

CINTA IBU: Cinta yang Tak Berbatas

Setiap menulis artikel yang bertema Ibu, sepertinya saya selalu kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan betapa besarnya kasih sayang seorang Ibu. Cinta tulus yang tanpa batas, jelas tidak diragukan lagi. Apalagi setelah saya mencapai umur kepala empat seperti sekarang ini dan saya juga sudah menjadi seorang Ibu dari 3 anak laki-laki saya, semua cerita tentang kasih sayang Ibu sepertinya selalu mengharubiru.

Sekarang  saya memiliki dua sosok Ibu, yaitu Ibu Kandung dan Ibu Mertua. Dua-duanya adalah Ibu yang luar biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dua sosok yang dengan keikhlasannya merawat anak-anaknya sejak kecil hingga kami bisa mandiri seperti sekarang ini, benar-benar kasih sayang yang tidak ada duanya. 
Ibarat Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah, yang artinya kasih Ibu itu tiada akhir, kasih sayang anak terbatas, bahkan kadang tidak sama sekali. Kasih sayang Ibu kepada anak-anaknya tidak bertepi dan tidak bersyarat. Tidak peduli anak-anaknya masih kecil atau sudah berumur, tidak peduli anak-anaknya sudah berpangkat tinggi atau menjadi orang biasa saja. Bagi seorang Ibu, anak-anaknya adalah tetap "makhluk kecil kesayangannya", yaitu anak-anak yang pernah dikandungnya selama sembilan bulan 10 hari, anak-anak yang selalu ingin disirami dengan kasihsayangnya yang tanpa batasan apapun, termasuk batasan usia. Tidak ada bekas Ibu atau bekas anak. Seperti itu jugalah apa yang seharusnya saya lakukan kepada anak-anak saya.

Menjadi seorang Ibu memang merupakan anugerah. Di salah satu sisi harus bisa menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya, di sisi yang lain harus bisa memberikan kasih sayang tanpa syarat kepada anak-anaknya. Terkadang karena terlalu sayangnya kita kepada anak, sampai-sampai kita sebagai orangtua tidak mau mengajari anak mandiri karena merasa kasihan, tidak memberi kebebasan kepada anak untuk mengambil jalan hidupnya sendiri karena khawatir yang berlebihan, selalu memproteksi anak kemanapun mereka pergi. Padahal, yang seharusnya dilakukan orangtua adalah mendukung dari belakang segala kegiatan anak yang positif, dan memberikan proteksi dan batasan-batasan hanya atas segala sesuatu yang bisa menjerumuskan mereka ke jalan yang tidak benar. Anak adalah titipan dari Tuhan yang harus diberi kasih sayang dan dukungan penuh untuk berkembang.

Kisah Dua Ibuku...
Ibu Kandungku adalah seorang pensiunan guru yang berprinsip bahwa sangu ilmu (bekal ilmu) itu lebih berguna daripada sangu donya (bekal harta). Ibuku ini orangnya pendiam, dan jarang sekali berbicara, bahkan kepada anak-anaknya sekalipun. Tetapi bukan berarti semua anaknya juga ikut pendiam. Contohnya saya, saya kalau sudah ngomong kadang sulit untuk berhenti. *kok jadi curcol hihihi*
Saya pernah menulis sedikit cerita tentang Ibu saya ini di sini.

Meskipun Ibu jarang berbicara, tapi saya tahu bahwa kasih sayangnya seluas samudera dan tak tergantikan. Ketika kami dalam kondisi senang, dari raut muka Ibu, kami bisa melihat binar-binar di matanya dengan senyum dikulumnya yang khas. Ketika kami dilanda masalah, Ibupun tidak berhenti berdoa dan berpuasa sebagai wujud keprihatinan atas musibah yang kami alami. Kami tahu, semua pengorbanan Ibu selama ini tidak akan terbalas oleh apapun, dan sudah selayaknya kami harus bisa membuat Ibu bahagia dan bangga di usianya yang sudah tidak muda lagi.

Ibu Mertuaku adalah seorang Ibu yang luar biasa. Beliau begitu menyayangi anak-anaknya, meskipun terkadang over protected. Tetapi semua itu Beliau lakukan tidak lebih sebagai wujud kasih sayang yang terlalu besar kepada anak-anaknya. Ibuku ini adalah sosok ibu rumah tangga yang sangat hobi bersih-bersih dan menyukai kerapian. Meskipun terkadang dengan hobinya ini banyak yang dibuat bingung karena kami jadi suka kehilangan barang yang ditaruh di atas meja, setelah dicari ternyata sudah 'diamankan' oleh Ibu.

Berbeda dengan Ibu Kandungku, Ibu Mertuaku ini suka sekali bercerita dan mengungkapkan perasaannya. Biasanya kalau sudah ngobrol atau bertelepon suka lupa waktu. Tapi inilah yang membuat susana jadi gayeng. 

Waktu berlalu begitu cepat, usia juga semakin bertambah, sehingga jatah hidup di dunia ini semakin berkurang. Rasanya sampai saat inipun saya belum bisa membuat Ibu bahagia. Padahal sudah selayaknya Ibu mendapatkan kebahagiaan itu. Kadang saya terlalu sibuk dengan urusan saya yang tidak begitu penting dan mengabaikan waktu yang tersisa untuk Ibu. Padahal hanya dengan sapaan, "Ibu sudah sarapan?, Ibu sehat kan?, Ibu jangan capek-capek ya.", dan kalimat-kalimat simpel lainnya, itu sudah sangat membuat Ibu bahagia. Tidak selamanya sesuatu harus diukur dengan uang.

Kadang saya juga teringat betapa nakalnya saya yang kadang suka membantah kata-kata Ibu karena keegoisan saya, tapi kata maaf Ibu selalu ada untuk kami anak-anaknya. Cinta Ibu memang tidak berbatas dan tidak minta balasan. Cinta Ibu itu tulus, murni tanpa syarat.
2 Ibu dalam hidupku
Itulah sekelumit cerita saya tentang dua Ibu yang luar biasa. Dua Ibu yang dengan segala kelebihan dan kekurangannya mencintai kami apa adanya. Di umur Ibu yang sudah tidak muda lagi ini, Ibu tidak berhak sedih, Ibu harus bahagia. Sudah menjadi kewajiban kami anak-anaknya untuk membahagiakan Ibu
Kalau cinta Ibu tanpa syarat, sudah seharusnya cinta anak juga tanpa syarat.
*****
Tulisan ini diikutsertakan dalam 
Kontes Unggulan: Hati Ibu Seluas Samudra


*****

Thursday 13 November 2014

Fenomena 'Makan Jalan' Anak-anak Sekolah

Kabupaten Tulungagung tempat saya tinggal bukanlah sebuah kota besar, karena tidak ada mall di sini. Kalau mau ngemall harus rela pergi ke kota Kediri yang berjarak kurang lebih satu jam perjalananan, atau ke kota yang lebih besar lagi seperti ke Malang atau Surabaya.

Tapi meskipun bukan kota besar, setiap pagi ketika mengantar anak berangkat ke sekolah yang saya rasakan adalah volume kendaraan bermotor terutama sepeda motor semakin tinggi saja. Meskipun tidak semacet di Surabaya, atau bahkan di Jakarta, setiap pagi akses jalan raya dipadati oleh pengguna jalan yang rata-rata didominasi anak-anak sekolah ini lumayan crowded. Untungnya Bapak Polisi selalu membantu masyarakat di titik-titik keramaian, sehingga membuat lalulintas lancar. Makasih Pak Polisi :)

Saya bisa berkendara dengan tenang dan merasa nyaman jika saya bangun lebih pagi dan berangkat dari rumah lebih pagi juga. Jika sudah mendekati jam-jam masuk sekolah (jam 7 pagi) berkendara di jalan sudah mulai tidak nyaman dan saya merasa tidak aman. Mengapa? Karena anak-anak sekolah yang memburu waktu karena takut telat itu biasanya semakin meningkatkan kecepatan motornya dan merasa bahwa jalan itu miliknya pribadi. Meskipun beberapa dari mereka sudah safety riding (baca= pakai helm), tetapi sebagian besar dari mereka yang justru masih SMP rata-rata tidak berhelm. Padahal jelas kalau ditinjau dari umurnya anak-anak ini tidak/belum punya SIM.
Yang membuat saya makin merasa tidak aman adalah kekurangpahaman mereka (anak-anak sekolah yang ngawur tadi) terhadap rambu lalu-lintas dan marka jalan. Seperti menerobos lampu merah, tidak menggunakan helm, berkendara 3 orang, dan suka 'makan jalan'.

Nah, yang terakhir inilah yang paling membuat saya gemes bin ngelus dada. Iya kalau gemesnya karena lucu-nya dan chubby-nya hihi, ini mah gemes gak karuan namanya. Coba bayangkan ketika teman-teman berkendara motor di jalan raya dua arah, kemudian dari arah yang berlawanan tepat di depan teman-teman ada motor yang berkecepatan tinggi sedang mendahului kendaraan lain dengan melampaui garis tengah marka jalan, seolah-olah mau menabrak kita, tetapi ketika jarak sudah dekat mereka ngepot masuk ke marka jalan yang benar. Hmmm...benar-benar 'menggemaskan' anak-anak ini.
Kalau mau kebut-kebutan, di TimeZone aja :p
Mereka menganggap jalan raya ini sebagai sirkuit game kah? Yang ketika pemainnya jatuh langsung bisa bangun lagi dan berkendara lagi? 

Anak-anakku semua, hidup ini masih panjang, sepanjang jalan yang kau tempuh dari rumah ke sekolahmu setiap hari. Tertib berlalulintas sebenarnya bukan untuk siapa-siapa, bukan untuk Mama-Papa, bukan untuk Pak Guru-Bu Guru, tapi untuk keselamatan diri sendiri. Dan bagi orangtua, marilah kita lebih bijak menyikapi semua ini, dengan turut mengajarkan kepada anak-anak kita tentang bagaimana berlalu-lintas yang baik dan benar.
Yuk jadi generasi tertib berlalulintas!
*****

Tuesday 11 November 2014

Belajar Matematika Jadi Lebih Mudah dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Saya mengajar bidang studi matematika di Bimbel/LBB (Lembaga Bimbingan Belajar) sejak tahun 1997. Mengajar di bimbel memang sedikit berbeda dengan di sekolah formal. Dengan gaya mengajar yang dibuat agak santai, terciptalah kedekatan antara pengajar dan siswa. Harapannya adalah siswa tidak takut untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Di sini kami berperan sebagai pendamping belajar siswa.

Bimbel Tidak Boleh Memberi PR
Berbeda dengan guru di sekolah formal yang dengan bebas boleh memberi PR (Pekerjaan Rumah) sebanyak-banyaknya, kami di bimbel justru tidak boleh memberi PR karena ditakutkan akan semakin membebani siswa. Di bimbel bisa dikatakan sebagai tempat "pelarian" para siswa untuk mencari solusi ketika mereka tidak bisa mengerjakan PR atau kurang jelas dengan penjelasan guru di sekolah. Jika kami tidak bisa memberikan solusi, kemana lagi anak-anak itu akan menyelesaikan masalahnya?

Internet

Saya mengenal dunia internet justru baru sekitar tahun 2009, yang artinya baru lima tahun yang lalu saya mengenal dan menggunakan internet. Saat itulah saya baru membuat akun di Facebook, itupun dibuatkan oleh suami. Saya memakai internet hanya sebatas untuk menerima dan mengirim email, FB-an, atau sekedar browsing mencari lagu-lagu dan mencari berita-berita ringan. Rasanya saat itu saya masih belum memahami arti teknologi informasi yang sesungguhnya.

Akhirnya pada tahun 2010 saya benar-benar mulai belajar menggunakan internet, karena di tahun itu saya mempunyai waktu luang yang lumayan banyak setelah saya resign sebagai karyawan tetap, akan tetapi aktifitas mengajar matematika tetap saya jalani. Berawal dari ceklak-ceklik, ternyata saya sudah meng-KLIK iklan tentang bisnis online yang akhirnya membawa saya untuk mulai mengembangkan jaringan MLM online. Disini saya mendapat ilmu internet marketing yang sangat bermanfaat. Mulai dari etika memasarkan produk secara online, cara membuat website berbayar mulai dari menginstall wordpress, utak-atik widget, sampai membuat postingan, bikin iklan gratisan sampai bikin iklan berbayar di google ads dan facebook yang menggunakan kartu kredit untuk pembayarannya.


Dan sekarang saya sedang memulai membuat tulisan di blogspot sebagai seorang blogger, karena menulis itu lebih nyaman jika berasal dari hati dan tanpa suatu paksaan. Banyak sekali manfaat positif yang saya dapatkan dari fasilitas internet ini. Saya masih berusaha terus belajar dan menggali potensi diri saya untuk saya kembangkan lebih jauh lagi, agar saya bisa berbagi melalui tulisan-tulisan saya nantinya.

Teknologi Informasi yang Terus Berkembang

Teknologi informasi memang bisa saja berdampak negatif, tetapi menurut saya itu hanyalah sebagian dampak yang sangat kecil jika dibandingkan dengan manfaatnya yang sangat besar. Siapa sih jaman sekarang ini yang tidak punya akun social media seperti facebook, twitter, instagram? Siapa sih yang tidak punya email? Siapa sih yang tidak punya smartphone? Atau siapa sih yang belum pernah ke warnet?

Berdasarkan data di kominfo, pengguna internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang, dan Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Dari jumlah pengguna internet tersebut, 80 persen diantaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun. Usia tersebut adalah usia anak-anak yang mengenyam pendidikan dasar di Indonesia, yaitu anak SMP dan SMA.
Sedang untuk penggunaan facebook, sekitar 69 juta penduduk Indonesia adalah pengguna aktif facebook dan menduduki peringkat ke-4 di dunia. Dimana jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 240 juta jiwa. Yang artinya 28,75% penduduk Indonesia adalah pengguna facebook.

Sangat fantastis dan kita tidak bisa membendung perkembangan teknologi informasi yang terus menerus berkembang. Yang bisa kita lakukan adalah mengikutinya, tetapi tetap harus lebih bijaksana dalam menggunakannya. Karena dengan internet informasi apapun bisa dicari, tidak peduli itu informasi positif atau negatif. 


Hal ini bisa diawali dari lingkup terkecil, yaitu dari rumah. Dengan mendampingi anak-anak dalam menggunakan internet, maka anak-anak akan terjaga dari pengaruh buruknya. Oleh karena itu sebagai orangtua kita juga harus ikut melek internet.
Yang selanjutnya bisa ditindaklanjuti di sekolah atau di lembaga formal, dimana para guru juga memberi penyuluhan dan pengajaran bagaimana menggunakan internet yang "sehat".

Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Pelengkap Bahan Pengajaran

Dulu sebelum mengenal internet, saya biasanya mencari sumber referensi di toko buku. Tak jarang saya memborong buku matematika yang membahas tentang aneka soal berikut pembahasannya. Belajar matematika itu sebenarnya tidak susah, untuk bisa matematika hanya perlu latihan soal yang bervariasi sebanyak mungkin.

Sebagai seorang pengajar matematika, terkadang berkutat dengan buku-buku matematika yang ada terasa kurang lengkap. Teknologi informasi sangat membantu saya yang sempat dipusingkan dengan materi kurikulum 2013 yang sempat bikin heboh itu. Selain materinya yang sedikit lebih berat, target materi yang harus disampaikan juga lebih banyak. 

Misalnya matematika kelas 10 SMA yang harus membahas 12 bab materi di kurikulum 2013 ini. Apalagi kelas 11 SMA, ada 11 bab materi matematika wajib (materi untuk jurusan IPA/IPS) plus 6 bab materi matematika peminatan (materi untuk jurusan IPA saja) yang berarti ada 17 bab materi yang harus tersampaikan dalam 2 semester untuk jurusan IPA. Dengan masalah seperti ini, saya harus berlari lebih cepat, yaitu dengan banyak mencari referensi bahan ajar sehingga bisa membantu siswa mencari solusinya. Dengan teknologi informasi yang berkembang terus dan dedikasi sesama teman-teman guru atau pengajar matematika yang tidak pelit membagikan ilmunya melalui internet saya sangat terbantu untuk mengatasi masalah anak didik saya di bimbel

Ada beberapa media online yang saya sarankan untuk para guru matematika mencari bahan ajar atau referensi tambahan, bisa juga untuk anak didik, antara lain adalah:

1. Blog-nya Mas Suratno, seorang guru Matematika dari Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Nama blog-nya adalah http://matematrick.blogspot.com/ 

Tampilan Blog Matematrick
KLIK disini
Di blog ini dibahas mulai Silabus, RPP, Modul, Materi, soal-soal, sampai teka-teki matematikapun ada. Di blog ini materi matematika terfokus untuk jenjang 10 sampai dengan 12 SMA.

2. Closed Group di Facebook

Closed Group di Facebook,
Anda bisa join disini
Group di Facebook yang mempunyai member lebih dari 29.000 orang ini membahas soal-soal yang dipost oleh membernya. Kita bisa ikut berdiskusi atau sekedar melihat dan ikutan belajar dari soal matematika yang dipost oleh member sekaligus pembahasannya. Soal yang dibahas biasanya adalah soal SMP/SMA.

Memang banyak group di Facebook, hanya saja kita harus lebih selektif memilihnya.


Memanfaatkan Gadget untuk Media Pembelajaran

Saya selalu memberikan kontak saya untuk memudahkan siswa menghubungi saya terutama untuk bertanya tentang soal-soal matematika di luar jam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di bimbel. Kontak yang saya berikan adalah: PIN BBM, nomor handphone, dan whatsapp. Anak-anak ternyata jarang sekali mengunakan email untuk berkomunikasi, padahal dengan email kita bisa attach (melampirkan) file suka-suka kita.
Soal yang dikirim via sms
Mengingat matematika biasanya diribetkan dengan simbol-simbol, sehingga kesulitan untuk mengetik di sms, anak-anak lebih suka mengambil foto soalnya kemudian dikirimkan ke saya. Mereka lebih memilih menggunakan whatsapp/bbm, karena biayanya lebih murah jika dibandingkan dengan MMS. Hal yang sama saya lakukan untuk menjawab soal yang mereka kirimkan. Setelah saya kerjakan, saya tinggal mengambil gambarnya kemudian mengirim balik.
Soal yang dikirim via BBM
Group di BBM (BlackBerry Messenger)
Salah seorang siswa saya berinisiatif membentuk group di BBM dan memasukkan saya di dalamnya. Di group ini terkadang ada yang posting menanyakan soal matematika atau sekedar bertanya tentang kesulitan pemahaman suatu materi.
Group di BBM
Sebenarnya bisa juga membuat secret group  di facebook, tapi saya kurang tahu mengapa siswa saya kurang begitu tertarik. Barangkali kalau di BBM lebih simple dan lebih mudah diakses.

Demikian peran teknologi informasi yang begitu besar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Mau tidak mau, siap tidak siap, teknologi informasi dan komunikasi ini akan berkembang terus. 
Manfaat positifnya lebih besar jika dibanding dengan dampak negatifnya. Sudah seharusnya kita turut mendukung program pemerintah untuk mengkampanyekan penggunaan "internet sehat". Hal ini bisa dilakukan asal ada sinergi dari pihak-pihak terkait, antara lain orangtua, guru di sekolah, Departemen KOMINFO (Komunikasi dan Informatika), dan Dinas Pendidikan. Kita harus siap menerima perubahan!
*****
Tulisan ini disertakan dalam
Lomba Menulis di Blog untuk Guru
yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Terdidik TIK (IndiTIK)
*****
Sumber:
http://kominfo.go.id/
*****

Monday 3 November 2014

Pertunjukan Seni Reog Bujang Ganong ala Kakak Ony

Cerita saya kali ini sebenarnya masih ada hubungannya dengan postingan saya tahun kemarin, yaitu tentang Kesenian Tradisional Reog Kendang Khas Tulungagung yang bisa Anda baca di sini.  Saat itu di acara perpisahan SD di sekolahnya, Kakak Ony (anak kedua saya) menampilkan atraksi Tari Reog Ponorogo dan Bujang Ganong bersama dengan teman-teman sekelasnya.

Tarian ini lebih pada kreasi anak-anak yang dibantu oleh guru kesenian sekolah. Meskipun jauh dari kelengkapan atribut penari reog, anak-anak ini bisa diacungi jempol karena keberanian mereka beratraksi di atas panggung. 

Beberapa minggu sebelum acara berlangsung Ony memang sering keluar rumah setelah pulang dari sekolah untuk latihan menari, dan dia minta dibelikan topeng Bujang Ganong. Saya sebagai ibunya selalu mendukung kegiatannya asal itu kegiatan yang positif dan bermanfaat. 

Sampai akhirnya tepat satu hari sebelum acara dimulai, Ony bilang, "Ma, besok Ony tampil pakai celana jeans  aja ya? Kata Bu Guru ndak papa, ndak usah beli."
Hadeh!! Masak iya Bujang Ganong pakai celana jeans? :p
Akhirnya malam itu saya mengantar Ony ke pertokoan dekat rumah untuk mencari kostum Bujang Ganong. Entah saat itu tidak ada pikiran untuk menyewa saja di salon. Si Kakak hanya minta dibelikan celana gombrong warna hitam. Itu saja!
Akhirnya kami membawa pulang celana hitam itu dan tentu saja langsung masuk mesin cuci, diangin-anginkan dan lalu paginya disetrika agar si Kakak memakainya dengan nyaman dan wangi.
Mukanya serem ya? :p
Tiba keesokan harinya si Kakak dan teman-temannya tampil. 
Saya sempat dibuat bangga anak-anak tampil dengan penuh percaya diri, dan membuat penonton bertepuktangan. Terutama penonton anak-anak yang terlihat antusias. Segerombolan penari reog menari di atas panggung dengan kostum sederhana, mereka membawa topeng naga (di Tulungagung namanya barongan) di atas kepala mereka sambil meliuk-liuk dan menggerakkan kepala naga seolah-olah mau menerkam mangsanya. Hingga akhirnya datanglah si Bujang Ganong yang membinasakan naga satu persatu. Pertunjukan diakhiri dengan kemenangan sang Bujang Ganong dan para naga yang dibangunkan satu persatu, kemudian mereka menari bersama-sama dan berakhirlah pertunjukan ini. 
Dua jempol untuk Ony dan teman-teman yang sudah tampil. 



Suasana energik sangat terasa saat musik berkolaborasi dengan
gerakan-gerakan tarian


Team yang kompak

Bujang Ganong

Bujang Ganong digambarkan sebagai sosok bertubuh pendek, buruk rupa, berhidung besar, bermata melotot, bergigi tonggos dan berambut panjang gimbal . Biasanya Bujang Ganong hanya sebagai pelengkap dalam pertunjukan Reog Ponorogo. Dengan gerakan yang lucu Bujang Ganong menggoda Barongan Reog dan penari-penari lainnya, sambil sesekali berinteraksi dengan penonton. Baru sekitar tahun  1980-an Tari Bujang Ganong dikembangkan dengan banyak menampilkan atraksi akrobatik di dalamnya.

Bujang Ganong sebenarnya adalah karakter dari seorang Patih Muda yang bernama Pujangga Anom yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti. 

Tari Bujang Ganong selain menampilkan pertunjukan yang atraktif, juga mengandung teladan bahwa kualitas seseorang tidak bisa diukur hanya dari penampilan fisiknya saja. Di balik penampilan fisik Bujang Ganong yang buruk rupa, Bujang Ganong adalah seorang abdi dan perwira tinggi yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka, sakti, penuh dedikasi, rendah hati, jujur, dan tulus tanpa pamrih. Kualitas karakter inilah yang akhirnya membuat Bujang Ganong memegang peranan penting dan menjadi tokoh sentral dalam seni pertunjukan Reog Ponorogo.
Mama dan "Bujang Ganong" Ony
Ternyata banyak hal positif yang bisa kita petik dari sosok Bujang Ganong ini. Janganlah menilai seseorang hanya dari kulit luarnya saja, seperti yang lagi ngetrend saat ini. *Gak mau ngomongin politik ah :p *
Kualitas seseorang itu ditentukan dari apa yang sudah diperbuatnya untuk orang lain. Setuju?
*****
Sumber:
http://kotareog.com/2013/02/bujangganong/
*****