Sunday 29 June 2014

Hobi Berkunjung yang Menyatukan Keluarga

Saya dan suami berasal dari kota yang berbeda. Saya dari Jawa Timur, sedangkan suami dari Jogjakarta. Dari silsilah keluarga, bapak dan ibu saya berasal dari satu propinsi, sehingga masih sering bertemu dengan keluarga besar. Dulu sewaktu saya masih kecil sering menghabiskan masa liburan di rumah Mbah, dimana paman dan bibi ada yang tinggal di sekitar rumah Mbah. Sehingga hubungan persaudaraan dengan saudara sepupu juga terjalin dengan baik. Sekarang setelah sudah banyak yang berumahtangga, kamipun masih sering bertemu terutama saat ada acara hajatan seperti pernikahan, sunatan, lebaran atau lahiran. 

Beda dengan keluarga besar dari Suami. Ibu mertua berasal dari Semarang, Bapak mertua dari Jogjakarta, dulu pernah menetap sekitar limabelas tahun di Palembang, bahkan suamipun kelahiran Palembang. Pada akhirnya Ibu mertua menetap di Jogjakarta sejak tahun 90-an. Keluarga besar dari Ibu mertua menyebar dimana-mana, karena beliau 11 bersaudara. *ha?? 11 orang? kalau jaman dulu itu mah biasa, hehe* Dan entah mengapa mereka sangat jarang berkomunikasi, sehingga sekian puluh tahun sibuk dengan diri sendiri dan keluarganya masing-masing. Bahkan yang lebih parah, suami saya baru ketemu dengan salah satu tantenya (adik kandung ibu mertua saya) untuk yang pertama kalinya saat dia sudah berkeluarga dan berumur 36 tahun. Jadi selama 36 tahun dia baru kenal dengan bibinya sendiri! *ohh*

Sejak kami menikah tahun 2000 silam setiap tahun kami selalu berlebaran di Jogjakarta dan di Tulungagung. Perjalanan kami tempuh mulai dari naik kereta api, bus, sampai dengan naik mobil pribadi. Tujuan kami hanya satu, jangan sampai tali silaturahmi ini putus gegara jarak yang memisahkan. Seiring waktu, anak-anak kami sudah besar dan dunia terasa semakin cepat berputar, kami menyadari bahwa umur kami juga semakin tua. Dan kamipun tidak ingin pengalaman suami saya terjadi kepada anak-anak kami kelak. Jangan sampai mereka tidak mengenal silsilah keluarganya sendiri, istilah Jawanya kepaten obor yang artinya tidak tahu dan tidak mengenal siapa nenek moyangnya dan garis keturunannya.

Salah satu momen yang tidak terlupakan adalah saat lebaran tahun 2013 kemarin. Ibu mertua saya yang sudah puluhan tahun tidak pernah bertemu kakak kandungnya karena sesuatu hal, padahal jarak Jogjakarta-Semarang bukanlah jarak yang jauh, apalagi dengan canggihnya teknologi yang ada sekarang ini, apa sih sebenarnya yang tidak mungkin? 

Dengan naik mobil kami mengantar Ibu ke Semarang. Tujuan utama memang ke rumah Budhe (kakak kandung ibu mertua saya), tapi kami sempatkan juga mampir ke rumah teman lama yang sudah 11 tahun tidak pernah bertemu. Teman ini adalah teman sekantor suami sewaktu masih bekerja di Denpasar 13 tahun silam. "Sekalian, mumpung di Semarang", pikir kami pada saat itu.

Alangkah kagetnya kami, dia sudah punya 3 anak laki-laki. Kamipun juga punya 3 anak laki-laki. Rasanya dunia ini terasa kecil sekali dan waktu terasa cepat sekali berputar.
Ini hanya sekelumit cerita hobi berkunjung keluarga kami. 
Mari kita mempererat tali persaudaraan dengan keluarga. Karena bagaimanapun silsilah keluarga itu sangat penting. Sayang kan kalau anak-anak kita sampai tidak mengenal saudaranya sendiri?
Jangan sampai tali persaudaraan terputus hanya karena kita malas mengunjungi saudara yang rumahnya jauh. Kalaupun tidak dengan berkunjung kita masih bisa mengunakan fasilitas teknologi seperti telepon atau internet.
*****
Tulisan ini diikutsertakan dalam "3rd Giveaway : Tanakita - Hobi dan Keluarga"









Tips Melepas Anak Naik Bus Sendirian

Naik bus sendirian ke Bali
Si Mas (panggilan sayang Dani anak sulungku) yang baru kelas 7 SMP mendapat libur satu minggu dari sekolahnya karena siswa kelas 9 ujian pemantapan UN 2014. Karena adik-adiknya masih SD jadi tidak dapat libur. Semula sama sekali tidak ada rencana berlibur karena memang bukan waktunya liburan. 
"Aku nanti di rumah aja, Ma. Main game aja", kata si Mas dengan santai dan cuek.

Sebenarnya tidak masalah juga sih kalau di rumah saja, cuma saat itu tiba-tiba si Papa nyeletuk di handphone, "apa liburan ke Bali aja, Mas??" 
Suamiku memang bekerja di Denpasar, sedang saya sama anak-anak tinggal di Tulungagung. Tidak disangka si Mas pun setuju berlibur ke Bali. Deal! Akhirnya keputusannya si Mas berlibur ke Bali.

Masalah mulai timbul ketika saya tidak bisa mengantar si Mas ke Bali, karena saya harus mengurus kedua adiknya disini dan jadwal mengajar saya masih padat. Saat ditanya berani apa tidak berangkat sendirian ke Bali, si Mas menjawab, "Berani!!" Tapi sebagai ibu, saya merasa agak ragu-ragu dan tentu saja khawatir. Apalagi si Mas baru berusia 13 tahun. Tetapi suami saya menenangkan, "insyaAllah aman, Ma. Lagian si Mas kan sudah besar, cowok lagi."
Akhirmya kami sepakat si Mas naik bus malam saja. Dan kami memilih bus malam eksekutif GUNUNG HARTA jurusan Tulungagung-Denpasar. Mengapa? Karena bus malam eksekutif tidak menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan, kecuali penumpang yang sudah tercatat di daftar penumpang. Selain itu penumpang mendapat fasilitas makan di rumah makan dan mendapat snack tentunya. 

Di dalam hati sebenarnya saya masih saja khawatir, tapi ya sudahlah si Mas dan si Papa sudah sepakat. Saya akhirnya membeli sebuah tiket bus malam eksekutif, dengan tentu saja bertanya dulu apakah boleh anak berusia 13 tahun pergi sendirian. Ternyata boleh. Kurang tahu ya kalau usia di bawah itu bisa apa tidak.
Tiket bus Gunung Harta

Tiket bus Gunung Harta
Alhamdulillah akhirnya si Mas berangkat ke Bali, pulang ke Tulungagung sendirian dan aman-aman saja sepanjang perjalanan. Tentu saja selalu ada komunikasi antara saya, suami dan si Mas. Yang suka bikin galau, si Mas ini anaknya pendiam cenderung cuek. Kalau disms jarang dijawab, apalagi saat ditelepon juga jarang diangkat. Aduh, emaknya ini yang tidak bisa tenang. Kata suami saya, saya ini terlalu lebay. *halah* *emang bener :p* 
Gimana tidak lebay, anak masih berusia13 tahun dan baru pertama kali pergi ke Bali sendirian. Tapi ya memang benar suami saya, kita harus tenang dan percaya sama anak kita kalau dia bisa, dan pasrahkan semua kepada Allah SWT.
Di ruang tunggu si Mas cuek-cuek saja

Pastikan si anak memang berani pergi sendiri
Pastikan si anak sudah menempati tempat duduknya
Berikut beberapa Tips dari saya ketika melepas anak laki-laki di bawah usia 17 tahun bepergian sendiri naik bus malam eksekutif, antara lain:
  1. Pastikan kondisi anak sehat, dan tidak sedang sakit.
  2. Tanya kesiapan anak pergi sendirian, jika anak ragu-ragu lebih baik tetap didampingi.
  3. Jangan lupa tiket harus dibawa si anak.
  4. Bekali hp sebagai alat komunikasi. 
  5. Bekali dengan uang yang cukup, jangan berlebihan.
  6. Jika si anak dibekali gadget, ingatkan untuk menjaga gadgetnya.
  7. Bekali dengan makanan (roti, camilan) dan minuman yang cukup untuk antisipasi anak lapar di perjalanan.
  8. Bekali dengan obat-obatan ringan, seperti: minyak kayu putih, tablet hisap vitamin C, hansaplast, dll. 
  9. Bekali dengan tissue, tas kresek kecil (siapa tahu *maaf* mabuk perjalanan), meskipun di bus biasanya sudah disediakan tidak ada salahnya kita bawa sendiri.
  10. Catat nama bus dan plat nomornya.
  11. Minta nomor kontak/hp awak bus, biasanya nomor hp kondektur bus, untuk bisa memantau selama perjalanan. Tapi jangan sering-sering telepon bapak kondektur, kasihan dia kan sedang bertugas :)
  12. Titipkan kepada pak kondektur, agar anak dibantu dan dipantau selama perjalanan. Jangan lupa berikan nama dan nomor hp penjemput, agar anak benar-benar aman sampai tujuan dan dijemput oleh orang yang benar.
  13. Jangan tinggalkan anak sampai bus benar-benar berangkat, pastikan dia sudah nyaman dan duduk sesuai dengan nomornya.
  14. Jangan lupa berpesan kepada anak tentang keamanannya selama di perjalanan, antara lain: harus waspada terhadap orang asing, harus mengawasi barang bawaannya sendiri, tidak menerima tawaran makanan atau minuman kecuali makanan yang disediakan oleh pihak bus, tidak banyak bermain gadget karena bisa membuat kepala pusing, dll.
  15. Ucapkan selamat jalan kepada anak, dan berikan motivasi kepada anak bahwa perjalanan aman dan jangan lupa berdoa. 
Itulah beberapa tips dari saya. Dan itu tips untuk anak laki-laki ya. Saya takut salah, karena anak laki-laki dan perempuan itu sangat berbeda. 


Bagaimanapun saya ini juga manusia biasa, siapa tahu ada beberapa tips yang belum saya tuliskan di atas. 
Mohon teman-teman bisa menuliskan di kolom komentar, nanti akan saya tambahkan di postingan. 
Makasiiihhh :)
*****

Tuesday 17 June 2014

Bikin Pastel Lezat nan Renyah Yuk!

Ada yang suka pastel?
Kalau saya mah suka, tapi gak pakai banget, karena selama ini setiap saya ketemu jajanan yang bernama pastel ini kulitnya selalu yang tipis, terus kalau sudah agak dingin jadi agak lembek gitu, rasanya gak krezz lagi seperti tampilannya saat masih hangat.

Kali ini ceritanya beda, saya jadi jatuh cinta sama yang namanya pastel ini. Pastel yang berkulit agak tebal, tetapi saat dimakan berasa renyah di luar dan lembut di dalam.  Yummy deh pokoknya!! Waktu itu lebaran tahun 2013, kami sekeluarga mengunjungi saudara di Semarang. Saat itulah saya bertemu dengan pastel yang renyah ini. Minta resepnya dan langsung dipraktekkan di rumah.

Kebetulan sekali pada saat itu saudara juga sedang menerima pesanan kue. Ceritanya saudara saya ini memang buka usaha katering kecil-kecilan, dimana pastel termasuk salah satu di daftar pesanan. Maka beruntunglah saya yang berkesempatan bantu-bantu dan melihat-lihat secara langsung proses pembuatan si pastel lezat nan renyah tadi. Sehingga saya nantinya bisa membuat sendiri di rumah. Dan ternyata membuatnya gampang dan bahan-bahannya mudah sekali didapat di pasar tradisional atau di minimarket.

Mari kita buat bahan isinya dulu ya, karena setelah matang harus ditunggu dingin dulu baru bisa dimasukkan ke dalam adonan kulit pastel.


Bahan isi pastel:
  • Wortel 500 gram, kupas dan iris dadu kecil-kecil.
  • Ayam  200 gram, direbus dan ditiriskan, kemudian ambil dagingnya dan dicacah. Ingat yaa dicacah, agar rasa ayamnya lebih berasa. Caranya, ambil potongan daging ayam, taruh di atas talenan, kemudian pukul-pukul pakai pisau sampai agak remuk dan iris-iris.
  • Daun bawang (bawang pre), cuci bersih dan potong-potong kurang lebih 1/2 cm. Di Semarang orang menyebut bawang pre ini dengan nama onclang :D
Bumbu isi pastel:
  • Bawang putih, merica, pala, garam, gula dihaluskan
  • Bawang bombay diiris tipis
  • Gula secukupnya
  • Minyak goreng untuk menumis
Cara membuat isi pastel:
  • Bawang putih, merica, pala, garam dihaluskan
  • Panaskan minyak secukupnya di wajan, masukkan bumbu halus dan bawang bombay, kemudian oseng hingga baunya harum.
  • Masukkan ayam dan wortel, aduk sebentar. 
  • Beri air secukupnya dan taburi gula.
  • Sesekali diaduk sampai wortel empuk dan bumbu meresap. Jika sudah pas rasanya, angkat dan tiriskan.
Kita tunggu sampai dingin dulu sembari kita membuat adonan kulitnya.
Bahan kulit pastel:
  • Terigu 500 gram
  • Telur ayam 3 butir
  • Mentega (saya pakai blueband) 250 gram
  • Garam secukupnya
  • Air secukupnya
Cara membuat kulit pastel:
  • Campur semua bahan, kecuali air. Aduk dan uleni hingga tercampur rata sambil menambahkan air sedikit demi sedikit. Penggunaan air ini dikira-kira saja, yang penting adonan tidak terlalu kering atau terlalu lembek. Setelah kalis, ambil adonan sejumput demi sejumput dan buat menjadi bulatan.
Nah tiba saatnya membentuk pastelnya.
Pastelnya kurang rapi yaa,
perlu latihan terus biar lebih rapi
Cara Membentuk Pastel:
  • Ambil sebuah adonan kulit, taruh di atas talenan, kemudian tipiskan menggunakan gelas atau alat penipis yang terbuat dari kayu, hingga adonan berbentuk lingkaran. Jangan lupa dialasi plastik agar tidak lengket.
  • Ambil sesendok isian, taruh di atasnya, kemudian tangkupkan kedua sisinya hingga membentuk setengah lingkaran.
  • Pilin pinggiran yang ditangkupkan tadi, sekaligus sebagai pengunci agar isi tidak keluar saat digoreng.
  • Ulangi terus sampai kulitnya habis. Kalau isinya masih, enak juga lho dipakai lauk, atau ditaruh di atas roti tawar sebagai isian.
  • Terakhir, siapkan minyak yang agak banyak di atas wajan. Tunggu sampai panas, kemudian goreng pastel yang sudah kita buat tadi, bolak-baik sampai berwarna keemasan, tiriskan.
  • Akhirnya pastel lezat nan renyah sudah bisa dinikmati. 
Harus telaten dan sering latihan memilin,
agar jadinya rapi.


Si pastel lezat nan renyah
Ternyata pastel ini juga bisa diisi abon lho, dan dicetak kecil-kecil. Sangat cocok untuk isi stoples lebaran.
Selamat mencoba ya :)
*****






Friday 13 June 2014

PICTALOGI: Solusi Mudah Mencetak Foto Hanya dari Rumah

Mencetak foto?
Ah sudah lama sekali rasanya kami tidak pernah mencetak foto koleksi keluarga kami. Karena sudah keenakan menyimpannya di handphone, di laptop, atau di flashdisk. Padahal sejak pernikahan kami terutama sejak kelahiran anak pertama kami tahun 2001 silam, kami selalu mengabadikan momen-momen perkembangannya dengan mengambil gambarnya menggunakan kamera manual, yang di dalamnya harus diisi 1 roll negatif film. Satu bulan bisa habis satu roll film yang kemudian kami cetak dan kami simpan dalam album untuk dilihat-lihat kembali di kemudian hari.


Menginjak tahun 2010-an yaitu setelah kami membeli kamera digital bisa dikatakan hampir tidak pernah lagi mencetak foto dan mengoleksinya di album. Saya sendiri, suami, bahkan anak-anak suka main jeprat-jepret entah itu pakai kamera digital, kamera handphone, atau bahkan pakai webcam yang ada di laptop untuk berselfie ria kemudian menyimpannya di flashdisk atau bahkan hanya dibiarkan begitu saja tersimpan di sana. Ihh norak juga ya :p

Hari ini saya seperti diingatkan kembali ke masa puluhan tahun silam, dan saya ingin mengulanginya kembali. Saya ingin mencetak foto-foto koleksi saya. Tentu saja saya harus memilih foto mana saja yang harus saya cetak. Kalau semua saya cetak, waduh kantong saya bisa bolong, karena koleksi fotonya ada ribuan. Kemudian saya harus menyimpannya di flashdisk dan membawanya ke studio foto. Belum-belum saya kok sudah males ya membayangkan ribetnya. Apalagi bagi saya yang tidak begitu suka keluar rumah, maunya yang praktis saja. 
Emang ada ya fasilitas seperti itu? Tentu saja ada dong
Dengan fasilitas internet apa coba yang tidak bisa? Cukup pakai Pictalogi saja. Kita bisa mencetak foto dengan sangat mudah dan praktis karena semua bisa dilakukan hanya dari rumah.

Yuk mari kita mulai berselancar, mengenal lebih jauh tentang Pictalogi


Sekilas tentang Pictalogi
Setelah membaca sekilas tentang Pictalogi sudah bisa dibayangkan ya apa kira-kira yang nanti akan kita dapatkan.

Langkah-langkah menggunakan aplikasi Pictalogi adalah sebagai berikut:


2. Lakukan register bagi pengguna baru



Setelah mengisi data secukupnya kita sudah bisa mulai beraksi.

Cara pemesanannya adalah sebagai berikut:


3. Yuuk lihat-lihat dan pilih produknya
Mini Book

Mini Book
Mini Stiker
Mini Stiker
 Square Photo

Square Photo

R Sizes

R Sizes

Ahhh mulai lapar mata iniiihhhh *halah*
Habis, selain cantik-cantik harganya juga lumayan miring, dan bebas ongkir lagi ke seluruh Indonesia!

Setelah ditimbang-timbang akhirnya saya memilih Mini Book saja. Karena bentuknya buku, jadi tidak usah beli album lagi. *nah ketahuan pelitnya kan*


4. Klik tombol "Pesan Sekarang" yang ada di spesifikasi produknya
Mari kita mulai!

Langkah 1. Ubah cover dan beri judul
Ini gambar cover aslinya


Nah, yang ini cover pilihan saya berikut judulnya sudah saya ubah "Papa Mama DOA (Dani Ony Ahya)".


Langkah 2. Mulai upload foto
Selain dari komputer,foto yang di-upload bisa diambil dari akun sosial seperti facebook atau instagram. Klik "upload", kemudian klik "tambah gambar". 
Catatan: foto yang di-upload maksimal 5 buah. 
Lalu klik "unggah semua".

Setelah gambar di-upload, baru bisa ditempel ke album. Caranya adalah seperti gambar di bawah ini. Maklum di awal-awal sempat bingung bagaimana cara nempelnya *alasan gaptek*. 


Silahkan diulang-ulang langkah di atas, upload foto sebanyak maksimal 5 buah dan tempelkan. 

Langkah 3. Saatnya mengedit foto-foto yang sudah ditempel di album
Foto-foto yang sudah ditempel tadi masih bisa diedit-edit lho. Antara lain bisa diberi teks di bawahnya, background-nya bisa diganti-ganti sesuka kita, fotonya digeser-geser biar pas, bahkan kalau hanya mau menampilkan teks saja tanpa foto juga bisa.


Kalau masih bingung, ada tab "tampilkan petunjuk" seperti di bawah ini, dijamin tidak akan bingung lagi.


 Langkah 4. Ubah cover belakang



Akhirnya selesai sudah membuat 1 album kenangan bersama Pictalogi.

5. Selanjutnya klik "pesan sekarang"
Kita akan dibawa ke halaman "keranjang belanja" yang berisi tentang detail yang kita pesan antara lain: nomor invoice, jenis produk yang dipesan dan jumlah yang harus ditransfer. Kita juga harus mengisi data pengiriman. Setelah transfer ke rekening Mandiri/BCA, silahkan melakukan konfirmasi pembayaran melalui sms.

Praktis banget bukan?
Rasanya sudah tidak sabar menunggu hasil cetak fotonya.

Foto-foto yang sudah saya upload, yang nantinya akan menjadi sebuah album Mini Book


Contoh isi album Mini Book saya


Contoh isi album Mini Book saya
Cantik-cantik bukan?
Ingat! Selain Mini Book masih ada produk lain yang bisa dicoba lho. Lain waktu mau nyoba yang Mini Stiker ah. Pasti asyik itu ditempel-tempel. Anak-anak pasti suka, saya juga suka. *ehh*

Selamat mencoba ya :)
*****


*****
Haiii.....!!!!
Ini dia yang ditunggu-tunggu
Mini Booknya sudah jadi 
Terimakasih Pictalogy :)
Mini Book-nya sudah datang
dalam waktu 2 hari setelah transfer
BEBAS ONGKIR lagi!
****


Thursday 12 June 2014

Cara Ampuh Menghilangkan Noda Aspal

Semangat Pagi!!!

Kejadian yang saya alami ini kurang lebih terjadi setahun yang lalu. Saat itu siang hari yang cukup panas, dan saya harus mengejar waktu, yaitu pukul 14.00 wib saya harus jemput si Adik Ai (sebutan sayang untuk Ahya bungsuku) dari sekolahnya yang jaraknya sekitar 6 km dari rumah dan pukul 14.30 wib saya ada kewajiban mengajar di bimbel. Dari rumah ke tempat mengajar sih cukup dekat, hanya perlu waktu tempuh kurang dari 5 menit.

Saat itu jalan yang saya lewati sedang diperbaiki, sehingga menyebabkan sedikit kemacetan. Jalan yang biasanya 2 arah itu hanya bisa dilewati hanya satu sisi saja, dengan sistem buka tutup, karena satu ruas sisi jalan sedang disiram dengan cairan aspal panas. Inilah awal musibah itu terjadi.

Entah bagaimana terjadinya, si bapak yang bertugas melapisi aspal mengayunkan alatnya terlalu kuat sehingga dengan sukses si aspal panas cair itu menempel di bagian depan dan bagian samping motor saya. Dan dengan bantuan angin yang agak kencang cipratan aspal itu juga menempel di kaca helm dan di sepatu saya. Tapi saat itu saya tidak begitu merespon ketika noda aspal menempel dengan manis dimana-mana, karena saya memang belum ngeh kalau noda aspal itu ternyata sulit sekali dihilangkan, saya tenang-tenang saja sambil bergumam, "ah...ntar juga bisa dihilangkan pakai lap basah". Dan ternyata saya salah besar sodara-sodara! Haduh, parah bener ya saia inihh :(

Ketika saya sudah sampai di tempat parkir bimbel, spontan saya mengambil tissue basah dengan maksud mengelap sebagian tangan dan muka saya yang terkena aspal, nodanya hilang seketika, karena muka saya dilapisi bedak dan tangan saya pakai body lotion, ini asumsi saya lho. Tapi apa yang terjadi ketika saya membersihkan sepatu saya pakai tissue basah? Noda aspal tidak bisa hilang. Apalagi ketika saya berusaha membersihkan kaca helm saya, semakin saya gosok semakin menimbulkan goresan. Begitu juga dengan motor saya, nodanya tidak bisa hilang, ohh NO!! Baru saya tersadar kalau noda aspal ini serius. Waduh! Mana motor saya warnanya putih lagi :(

OMG!! Vario putihku :(
 Sambil menunggu bel masuk tiba, saya bertanya-tanya kepada rekan-rekan pengajar, siapa tahu punya trik bagaimana cara menghilangkan noda aspal tanpa membuat lecet, tidak merusak cat, dan tidak menggores kaca. Ada yang menyarankan pakai bensin, minyak tanah, atau tinner. Tapi semua itu hanya sekedar saran, karena mereka belum pernah mencobanya.

Semprotan aspal panas yang sukses menempel di motorku
Terus terang semua saran itu tidak ada yang menarik perhatian saya. Sempat terpikir oleh saya pakai bensin saja, toh kan tinggal celupin kain lap ke tanki dan digosok-gosok. Kalau pakai minyak tanah saya tidak suka baunya, sudah disabun berkali-kali perasaan bau minyak tanahnya tetep nempel di tangan (kalo mau wangi bersihin aja pakai parfum hihihi). Sedangkan kalau pakai tinner, bagaimana dengan catnya? 
Sebenarnya ada cara yang sangat praktis ya, bawa aja ke tempat cuci motor, beres!

Akhirnya saya googling kesana kemari. Hasilnya ada yang pakai bensin, solar, minyak tanah, clay, tar and bug remover, san-poly sampai minyak kayu putih. Dan aku ternyata lebih sreg dan memilih san-poly. Beberapa pertimbanganku antara lain tidak berbau, gampang mencarinya (di bengkel, toko bangunan, mini market), mudah pemakaiannya, murah, dan almarhum bapak saya dulu pernah pakai san-poly ini meskipun saya tidak tahu peris kegunaannya (gak nyambung ya hihi).

Besoknya saya beli san-poly di bengkel dekat rumah. Ternyata ada tiruannya juga lho. Jadi harus hati-hati dan teliti saat membeli. Yang tiruan dijual lebih murah. Padahal san-poly ini sudah murah lho, 1 kalengnya harganya berkisar Rp.20.000,- saja.

Cara membersihkan noda aspal dengan san-poly:
  • Bersihkan permukaan benda dengan lap kering 
  • Usapkan cairan san-poly merata ke permukaan, kalau saya lebih suka menuang san-poly-nya ke lap, jadi gak kena tangan saya (takut tangan saya jadi kasar *halah* )
  • Gosok perlahan dengan penuh perasaan
Dannnn...taraaa....noda aspal membandelpun hilang seketika. 
Saking senengnya, saya langsung foto-foto dan kirim ke suami *lebay*. Saya juga bersihkan helm dan sepatu saya juga. Bangga banget akhirnya saya bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah (pinjem slogan pegadaian). Masalah beginian gak harus nunggu suami, meskipun bisa dikategorikan pekerjaan laki-laki, ya kan?
Akhirnya KINCLONG lagi :D
Semoga tips ini berguna. 
Selamat mencoba :)



Sunday 8 June 2014

Sejauh Mana Rasa Bahagia Itu?

sumber gambar
Saya ingat ketika masih usia SMP/SMA dulu saat ditanya, "apa cita-citamu?"
Rata-rata jawabnya pasti, "saat muda kaya raya, saat mati masuk surga." Enak banget yaa ;)
Saat itu saya dan teman-teman hanya iseng saja sih menjawabnya, tapi sebenarnya kalau dicerna lebih mendalam akan menjadi bahan perenungan yang sangat mendalam juga.

Apa sesungguhnya yang Anda inginkan dalam hidup ini?
Kebahagiaan? Kekayaan? Kesuksesan? Kedamaian?
Kalau saya disuruh memilih, maka saya akan pilih semua asal yang baik-baik dan yang enak-enak. Ya bahagia, ya kaya, ya sehat, ya damai, ya sukses, dan semua yang enak-enak tentunya. Maunya sih? Hehehe

Tapi keinginan ya tinggal keinginan, karena hidup ini tidak semudah yang kita lihat dan kita bayangkan. Tentu saja pada kenyataannya tidak semudah teori para motivator terkenal itu. Hidup mengenal roda kehidupan, ada kalanya jalan mulus tanpa hambatan terbentang di depan kita, bahkan terkadang jalan terjal beronak duri dan berliku yang harus kita lalui. Sesungguhnya hidup ini adalah tempat untuk belajar, tempat berjuang, dan tempat untuk mencari bekal untuk kehidupan yang lebih kekal. Tentu saja hal ini berlaku bagi orang yang mau berubah ke arah yang lebih baik.

Hidup positif adalah pilihan
Yang jelas dengan menjalani hidup ini dengan positif, hidup akan terasa lebih nyaman. Ketenangan dan kedamaianpun akan didapat.
Tetapi kadang terasa betapa sulitnya untuk mengendalikan diri. Hal ini sangat manusiawi. Manusia selalu dikuasai hawa nafsu. Kita akan marah jika disakiti. Kita akan bahagia jika disanjung. Padahal terkadang semua yang kita hadapi di depan mata itu adalah sesuatu yang palsu. Kenapa seorang tuna netra lebih peka daripada seorang yang penglihatannya normal? Itu karena seorang tuna netra melihat segala sesuatu lebih dengan mata hatinya.
Jadi hidup positif adalah suatu pilihan, karena sangat berkaitan dengan pengendalian hawa nafsu. Motivasi itu bagaikan sarapan pagi yang harus disantap setiap hari.

Anda ingin bahagia atau sukses?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebahagiaan adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Sedangkan kesuksesan adalah berhasil, beruntung.

Kebahagiaan biasanya dihubungkan ketenteraman batin, sedangkan kesuksesan biasanya dihubungkan dengan harta benda yang melimpah.
Pada akhirnya kita sendirilah yang harus bisa mengukur kebahagiaan dan kesuksesan kita sendiri. Sejauh mana kita merasa sukses? Sejauh mana kita merasa bahagia?

Sejauh ini saya memandang kebahagiaan dan kesuksesan adalah 2 hal yang saling berkaitan. Karena jika kita sukses pasti kita akan merasa bahagia. Sebaliknya kalau kita bahagia, pasti kita akan merasa sukses (beruntung). Dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Contoh sederhana, ada seorang tukang becak yang dengan penghasilan pas-pasan berhasil menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Bagi orang lain mungkin lulus menjadi sarjana itu sudah biasa, tapi bagi bapak tukang becak bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana itu adalah sesuatu yang luar biasa. 
Apakah dia merasa sukses? 
Iya, karena dengan usahanya dia bisa berhasil membekali anaknya dengan ilmu. 
Apakah dia merasa bahagia? 
Sudah pasti, karena dia merasa senang dan tentu saja merasa bangga karena anaknya menjadi sarjana.

Satu lagi pertanyaan?
Apakah bapak tukang becak tadi merasa sedih dan tidak beruntung karena ditakdirkan menjadi tukang becak?
Bagi orang lain mungkin iya, profesi tukang becak sangat menyedihkan dan sangat tidak beruntung. Tapi bisa jadi bapak tukang becak itu merasa sangat beruntung karena masih bisa memberi makan keluarganya dengan peluh keringat yang mengucur setiap hari. Dia merasa sangat bersyukur karena hasil jerih payahnya adalah hasil yang halal, bukan hasil dari mencuri atau bahkan hasil korupsi.

Inilah yang harus menjadi perenungan bagi kita. Sebenarnya ukuran kebahagiaan itu ditentukan dari seberapa besar rasa bersyukur kita terhadap apa yang sudah kita raih hingga saat ini. InsyaAllah dengan berbekal rasa syukur dan terimakasih inilah, kebahagiaan demi kebahagiaan, kesuksesan demi kesuksesan akan menyertai kita. Jangan lupa, jika suatu saat kita sedang sedih atau gagal, ini merupakan sebuah cara Allah untuk membuat kita semakin kuat untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Mari selalu bersemangat berbagi dan selalu bersyukur :)
*****






Friday 6 June 2014

Martabak Telur Mini Ala Mama DOA


Anda suka martabak?
Saya yakin pasti banyak yang suka ya. Selain memang enak banget rasanya, makanan yang satu ini sangat gampang mencarinya. Di daerah manapun pasti ada.

Makanan yang berbahan dasar telur ini memang familiar banget. Biasanya orang menyebutnya martabak asin, untuk membedakannya dengan terang bulan atau martabak manis.

Nah, selama ini kan biasanya beli terus, entah itu martabak hol**nd, atau martabak non hol**nd. Eh gak boleh sebut merk ya? hehehe. 
Suatu saat saya coba-coba membuatnya sendiri, tentu saja bukan bikin martabak beneran yang gede itu, mana bisa saya :(
Martabaknya saya buat kecil, karena kulitnya pakai kulit pangsit. Tidak disangka ternyata anak-anak saya suka. Akhirnya terciptalah Martabak Telur Mini Ala Mama DOA ini.

 Bahan-bahan:

  • kulit pangsit ukuran kecil, biasanya per pak 20 lembar(bisa dibeli di pasar/swalayan)

Isi:
  • telur ayam 3 butir
  • daun bawang (bawang pre), diiris + 1cm
  • variasi isi: bisa diberi irisan ayam, kornet, sosis, sesuai selera ya :)
Bumbu:
  • garam secukupnya
  • merica secukupnya
  • minyak goreng secukupnya (untuk menggoreng)
Cara Membuat:
  • telur, garam, merica dikocok lepas sampai bumbunya menyatu
  • masukkan irisan daun bawang (saja), atau isian lain jika suka
  • siapkan wajan yang sudah dituangi minyak goreng secukupnya, panaskan
  • ambil 1 lembar kulit pangsit, letakkan di atas talenan kering, kalau talenan agak basah kulit pangsitnya jadi lengket
  • masukkan 1 sendok isian, letakkan di atas kulit pangsit, kemudian lipat seperti membuat amplop
  • goreng di atas api sedang, angkat dan tiriskan
  • hidangkan dengan saos sambal dan saos tomat, bisa juga dengan acar
Sangat mudah bukan? 
Praktis dan higienis karena buatan sendiri. Alhamdulillah myDOA seneng banget, termasuk Papanya juga ketagihan :p
Monggo dicoba :)