Monday 29 December 2014

Pelajaran dari Sepiring Nasi Goreng

Pagi itu saya memasak nasi goreng blue band kesukaan anak-anak. Menu ini termasuk kegemaran DOA (Dani-Ony-Ahya), tak ketinggalan si Papa juga ikut-ikutan menyukai nasgor buatan Mama ini.
Biasanya saya mendahulukan untuk anak-anak nasgor yang tidak pedas, baru setelah itu sisa nasi goreng di wajan saya campur dengan ulekan cabe merah untuk sensasi pedasnya. Yang ini porsi untuk suami dan saya sendiri.

Yang membuat beda pagi itu adalah sarapan saat liburan. Biasanya DOA sarapan dengan tergesa karena mau masuk sekolah, porsinya pun tidak banyak. Di saat liburan mereka sarapan dengan santai, dan kalau enak terkadang suka nambah. Saat itu saya sudah mengambilkan 3 porsi nasgor untuk DOA, tinggal ulek cabe merah saja untuk dioseng lagi di sisa nasi goreng yang masih di wajan.

Sebelum menambahkan cabe ke wajan saya colek mas Dani dan bilang, "Mas, nasi gorengnya nambah ndak?"
"Ya Ma.", jawab Mas Dani masih dengan matanya masih lengket di TV nonton film kartun.
"Ayo buruan kesini, keburu Mama kasih cabe lho!", teriak saya dari dapur.
"Ya Ma.", lagi-lagi jawab mas Dani tanpa beranjak sedikit pun dari tempat duduknya.

Ya sudah, akhirnya saya masukkan ulekan cabe ke nasi goreng yang masih di wajan untuk dioseng lagi. Yummy! Jadilah nasi goreng yang pedesnya mantap.

Tidak lama kemudian mas Dani datang ke dapur dan mencari nasi goreng yang tidak pedas.
"Wah, telat Mas. Cabenya sudah Mama masukkan dari tadi.", kata saya.
"Yaa...berarti tinggal yang pedes dong?", jawab Mas Dani sedikit kecewa.

*****
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari cerita sederhana di atas?
Kesempatan itu hanya datang sekali. Jika itu memang peluang yang baik, segera lari dan ambil, jangan sampai kesempatan itu hilang dan tidak akan pernah kembali lagi.

Pelajaran dari sepiring nasi goreng.
*****

Monday 22 December 2014

Ketika Sumber Nafkah Tidak Ada Lagi


Sosok ibu adalah sosok wanita yang sangat kuat. Wanita yang harus bisa mencurahkan semua kasihsayangnya untuk anak-anaknya. Wanita yang harus menyediakan waktunya selama 24 jam untuk keluarganya. Tidak peduli wanita bekerja atau tidak, seorang ibu bertanggungjawab atas perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya, dengan berkolaborasi bersama suami tentunya.

Sosok wanita terkuat yang sekarang sudah lemah dimakan usia adalah nenekku. Figur seorang nenek bagiku sama saja dengan figur seorang Ibu. Karena sejak kecil saya diasuh oleh nenek, sementara ibu saya bekerja. 
Acara sungkeman lebaran 2014
Nenek saya adalah seorang wanita yang sudah terbiasa bekerja sejak masih belum menikah, meskipun hanya menjadi seorang buruh. Pada masa itu nenek saya sebagai anak tertua bertanggungjawab membantu kedua orangtuanya memberi makan adik-adiknya yang berjumlah 5 orang. Sementara bapaknya bekerja sebagai buruh di tempat pembuatan kain batik cap, dan ibunya bekerja menjadi pedagang kain batik yang menjual dagangannya keliling dari rumah ke rumah, bahkan terkadang harus keluar kota. Semua dijalani nenek dengan sabar dan ikhlas, meskipun terkadang jatah makan siang dari tempat kerja nenek diberikan adik-adiknya, sementara nenek sendiri lebih suka menahan lapar dan baru makan di sore harinya. Nenek pernah bilang, bahwa beliau sudah merasa kenyang hanya dengan melihat adik-adiknya makan.

Sampai suatu saat nenek saya dipinang oleh kakek saya dan dikaruniai 3 orang anak, yang salah satunya adalah ibu saya. Kehidupan sederhana dijalani dengan kebahagiaan. Namun nasib berkata lain. Ketika anak ketiga masih berusia 1 bulan, kakek saya meninggal karena sakit. Hati siapa yang tidak hancur ditinggal suami tercinta dimana 3 anak masih kecil dan masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah. Tidak ada guna meratapi nasib, sementara tanggungjawab membesarkan 3 anak yang masih kecil ada di depan mata, nenek saya segera bangkit dan harus bisa melawan rasa sakit dan beban yang sangat berat itu. Kini, di pundaknya ada 2 tugas yang harus dipikulnya, yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai ayah bagi ketiga anaknya.

Berbagai macam usaha dijalankannya, mulai dari berjualan lauk keliling kampung, membuka warung, sampai berdagang keliling kota dari rumah ke rumah. Sepertinya semua barang bisa saja menjadi barang dagangannya, mulai dari kain, baju, perhiasan, hingga peralatan dapur. Berbagai rintanganpun dilaluinya, mulai dari pembeli yang suka menipu hingga nenek saya merugi, sampai menjadi buah mulut orang kampung ketika warungnya laris dan banyak pembeli yang kebanyakan bapak-bapak, mengingat nenek saya adalah janda muda. Namun semua itu hanya isapan jempol belaka, hanya omongan orang-orang yang tidak suka melihat usaha orang lain maju. Dan terbukti sampai sekarang, tidak ada satu lelakipun yang bisa menggantikan posisi kakek saya di hati nenek saya.

Usia nenek saya sekarang sudah 80 tahun. Ingatannya sudah mulai berkurang dan badannyapun sudah mulai melemah. Meskipun pernah terkena stroke ringan sepuluh tahun yang lalu, saat ini kondisinya secara umum masih sehat. Alhamdulillah, sampai saat ini nenek saya masih bisa berkumpul dengan anak, cucu dan buyutnya.

Itulah cerita saya tentang sosok wanita (selain ibu kandung) terkuat yang saya kenal. 

Selamat Hari Ibu untuk semua Ibu di seluruh dunia. 
Tetap semangat menjadi Ibu yang selalu kuat dan tak pernah letih mencurahkan kasih sayangnya. 
Tetap semangat melakukan yang terbaik untuk keluarganya. 
Tulungagung, 22 Desember 2014
*****

Sunday 21 December 2014

Cara Kembali dari BBM Android ke BBM BlackBerry

Siapa sih yang tidak suka dibelikan tablet android? Gak nolak lah yaw, secara dapat gratisan gitu. Makasih ya suamiku, sudah memberi hadiah ultah tablet android 7", muahh. Padahal ultahnya masih bulan depan lho, hihihi.

Saking senengnya, beberapa aplikasi saya download dari play store. Yang pasti sih Facebook
, Twitter, Whatsapp, Instagram, dan tak lupa aplikasi Blogger. Amboi senengnya, mulai sekarang saya bisa nulis dimana saja nih. Ternyata di tablet ini memang sudah ada bawaan aplikasi BBM (BlackBerry Messenger), jadi saya gak perlu download lagi. 
Tanpa pikir panjang lagi saya aktifkan BBM yang di android. Ternyata hanya tinggal memasukkan BBID plus password saja, otomatis BBM saya aktif di android, semua kontakpun dengan mulus pindah dari hp BlackBerry ke BBM android, sehingga saya tidak perlu invite ulang kontak lagi. Cukup praktis!

Pertama saya memang merasa enjoy dengan aplikasi BBM di android ini, karena layarnya yang lebar dan semua aplikasi kesukaan saya tersedia dalam satu gadget. Namun lama-lama saya merasa tidak nyaman, karena saya hanya bisa BBM-an saat paket data diaktifkan saja. Padahal saya tidak selalu online di tablet. Alhasil saya jadi slow response di BBM. Sementara selama ini saya pakai BBM sudah seperti pakai sms, tapi biaya lebih murah. Dan yang paling penting, hp BB gak akan panas meskipun BBM ON terus, seperti android kalau dipakai terus-terusan. Mohon maaf ini hanya opini dan kenyamanan saya saja, tidak ada maksud membandingkan atau menjelekkan.


Mengingat BBM ini merupakan kebutuhan pokok komunikasi dengan suami, akhirnya "demi kesejahteraan bersama", pinjam istilah pak RT di serial kartun "Keluarga Pak Somat", saya pengin kembali ke hp BB yang lama. 
Tapi gimana caranya ya? Sudah saya coba cari menu untuk "kembali" tetapi gak ada. Kemudian saya search di Google, ada tips dari forum BlackBerry. Tipsnya sudah jelas, tapi menurut saya kurang detail karena tidak disertai caranya.

Berikut tampilan hp BB, saat kita pakai BBM di android. Karena BB ID (alamat email) hanya bisa dipakai untuk satu device, ketika kita pakai BBM di android, maka otomatis BBM di hp BB layarnya berubah menjadi biru seperti ini.

Nah berikut cara detail untuk kembali BBM-an menggunakan hp BB yang lama, setelah ditransfer ke Android:


  • Masuk ke menu SET UP - OPTION - BlackBerry ID
  • Tekan "ikon BBM", nanti akan muncul seperti ini.

  • Pilih tombol "Restart Now" 

  • Selesai.


Yeayyy, berhasil berhasil hore!
Semoga tips ini bermanfaat bagi yang suka BBM-an di hp BlackBerry.

*****

Thursday 18 December 2014

Menengok ke Belakang dan Memperbaiki untuk Menjadi Lebih Baik


Salam kenal Om NhHer :)

Saya tertarik mengikuti giveaway ini karena menurut saya cukup menantang.

Pertama, saya harus tengok-tengok kembali blog saya yang belum berumur satu tahun ini, untuk mencari satu saja postingan yang paling berkesan. Kelihatannya gampang, namun sangat sulit dilakukan. Karena hampir semua postingan saya mempunyai chemistry sendiri dengan penulisnya, yaitu saya sendiri.
Kedua, waktunya sangat pas di penghujung tahun 2014 ini. Tahun 2014 sudah hampir usai. Saatnya menengok ke belakang, tentang apa saja yang sudah terjadi. Saatnya memilah mana yang harus dipertahankan dan harus ditingkatkan, mana yang harus dihapus dan tidak boleh terulang kembali. 
Ketiga, saya mau hadiahnya. *hihihi* Iya, kalau menang, kalau tidak menang ya anggap saja sudah ikut berpartisipasi. 

Setelah sempat dibuat galau, akhirnya saya memilih sebuah postingan yang saya buat pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 lalu yang berjudul Pemandangan di Kaki Gunung Lawu
Saya memilih postingan ini karena merupakan momen yang sangat berkesan bagi saya. Dimana saya dan suami naik sepeda motor dari Tulungagung ke Jogjakarta pergi pulang, dan ini merupakan salah satu hadiah ultah saya dari suami tercinta. Pengalaman pertama naik motor jarak jauh, kurang lebih 500 km (jarak Jogja-Tulungagung 251 km) di usia yang sudah setengah baya ini.

Tulisan ini juga postingan pertama saya ikut giveaway. Mungkin masih banyak kekurangan disana-sini ya, antara lain lebih banyak menceritakan proses perjalanannya, padahal tema giveaway-nya tentang “a place to remember”. Saya memang masih harus lebih banyak menulis dan menulis, agar pintar mengolah kata-kata dan enak dibaca. Itulah kelemahan saya, saya tidak bisa bercerita dengan alur cerita yang mengalir. Kemampuan inilah yang harus saya tingkatkan untuk tulisan-tulisan saya selanjutnya. 
Dalam berlomba kalah menang memang tidak masalah, karena faktor keberuntungan juga menjadikan salah satu penyebab bisa menang. Yang penting kita sudah menulis dengan sebaik-baiknya dan bersemangat untuk berkompetisi.

Yang membuat berkesan ketika membuat tulisan ini adalah saya harus ekstra menguras ingatan saya mengingat apa saja yang sudah terjadi selama perjalanan kami. Karena perjalanan kami lakukan kurang lebih 4 bulan sebelumnya, yakni di bulan Januari. Sewaktu menulis, sepertinya saya mengulang kembali pengalaman yang terjadi di sepanjang jalan saat itu. Seperti saat saya sudah merasa kangen anak-anak padahal baru 2 jam perjalanan, saat suami saya menambah kecepatan motornya di jalan raya, saat kami kehujanan berdua, saat kami menikmati jagung bakar berdua, saat kami menikmati pemandangan Telaga Sarangan di kaki Gunung Lawu. Hmm,benar-benar pengalaman indah yang tak terlupakan.

Untungnya yang saya tulis ini adalah pengalaman sendiri, jadi tidak terlalu bingung memilih kata-kata. Memang lebih mudah menulis pengalaman sendiri. Kita bisa lebih menjiwai tulisan kita. Tidak ada yang dibuat-buat, semua mengalir begitu saja. Semoga pilihan saya kali ini tepat, karena saya bukan tipe orang yang beruntung. Menang tidak menang yang penting sudah ikut giveaway keren ini. Terimakasih Om Trainer.

Yuk, terus menulis, lama-lama pasti akan terbiasa.

Monday 15 December 2014

Resep Mi Ayam Pertamaku

Sudah sejak lama saya ingin membuat mi ayam sendiri, karena selama ini selalu beli. Sekali-sekali bikin sendiri pasti asyik, jadinya lebih banyak,  dan tentu saja lebih higienis.

Akhirnya saat ada tukang jual ayam potong keliling lewat di depan rumah, langsung deh saya suruh berhenti, dan membeli dada ayam 1/2 kg. Kalau sudah begini mau tidak mau ya harus masak kan? Hilangkan jauh-jauh rasa malasnya.

Nah mari kita mulai membuat mi ayamnya. Mari kita simak bahan dan bumbu yang diperlukan, berikut cara memasaknya ya.

Ayam untuk toping

Bahan-bahan:
Ayam 1/2 kg, dicuci bersih, kemudian direbus. 
Air rebusan pertama saya buang. Kemudian saya ganti airnya dengan air bersih. Rebus sampai mendidih. Matikan apinya dan tiriskan ayamnya. Tunggu sampai agak dingin, kemudian potong dadu, atau sesuai selera. Air rebusan ayamnya nanti dipakai untuk membuat kuah mi ayamnya.
Daging ayam yang sudah dipotong-potong
Bumbu:
  • bawang merah
  • bawang putih
  • kunyit
  • lengkuas
  • jahe
  • daun jeruk
  • daun salam
  • bawang pre, iris 1 cm
  • ketumbar
  • merica
  • kecap manis
  • garam
  • minyak goreng untuk menumis
Bumbu lengkap
Bumbu dihaluskan, kecuali daun salam,  daun jeruk dan bawang pre
Siap-siap menghaluskan bumbu ya.
Konon, kalau diuleg rasanya lebih lezat daripada diblender
Cara memasak:
Panaskan wajan, masukkan minyak sayur, tumis bumbu yang sudah dihaluskan tadi sampai harum, kemudian masukkan daun salam dan daun jeruk. Aduk sebentar.
Masukkan ayam yang sudah dipotong dadu tadi, aduk terus sampai merata. Tambahkan kecap, aduk lagi. Lalu tambahkan air. Setelah mendidih masukkan potongan bawang pre. Jika sudah matang dan rasanya pas, angkat dan taruh di atas wadah.

Ayam bumbunya sudah matang

Membuat kuah mi ayam
Bahan:
Kaldu ayam (air rebusan ayam) dan tulang ayam

Bumbu: 
  • bawang merah
  • bawang putih
  • merica
  • garam
  • gula
  • minyak sayur untuk menumis

Cara membuat:
Bawang merah diiris tipis dan bawang putihnya dikeprek lalu diiris halus (atau dihaluskan).
Panaskan minyak sayur di atas wajan, kemudian masukkan irisan bawang merah dan bawang putih, tumis hingga harum. Masukkan tulang ayam, aduk sebentar. Kemudian masukkan ke dalam kaldu rebusan ayam tadi. Taruh di atas kompor, dan didihkan. Masukkan merica bubuk, garam dan gula.
Tulang ayam dioseng bersama bumbu
Kuah mi ayam yang sudah jadi

Mi
Silahkan menggunakan mi telur merk apa saja.

Caranya: 
Rebus air di atas kompor, setelah mendidih masukkan mi. Tunggu sampai lunak dan tiriskan.

Cara Penyajian

Sekarang tinggal menyajikannya di atas mangkuk dan siap dihidangkan.

Ambil dan letakkan mi di atas mangkuk, beri ayam berbumbu di atasnya, kemudian siram dengan kuah kaldu ayam. Lebih nikmat disantap saat hangat.
Yang suka pedas tinggal tambah dengan sambal botolan.

Nah gampang kan?
Anak-anak ternyata suka banget lho. Dan rasanya gak jauh beda sama yang beli. 
Mari-mari dipraktekkan:)

Mi ayam ala Mama DOA
*****

Saturday 13 December 2014

Dag Dig Dug Saat Hamil Ketiga

Bagi seorang wanita, saat hamil dan melahirkan adalah saat-saat luar biasa. Bagaimana tidak? Saat istimewa dimana ada makhluk hidup mungil yang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam rahimnya. Saat dimana harus menjaga semuanya, mulai dari menjaga asupan gizi yang baik sampai dengan menjaga perbuatan dan perkataan yang baik. Suatu perjuangan yang luar biasa, yaitu sejak bayi berada di dalam kandungan hingga saatnya siap menampakkan dirinya di dunia nyata. Allahu Akbar! Itulah kebesaran Tuhan.

Puji syukur ke Hadirat Tuhan, saya telah diberi kesempatan untuk hamil dan melahirkan sebanyak tiga kali dalam hidup saya. Semua kehamilan sampai proses kelahiran berjalan lancar. Rasa mual bisa saya tepis dengan menguatkan mindset bahwa saya bisa melalui semuanya!

Saat hamil ketiga juga lancar, bahkan jam 7 pagi saya masih belanja di pasar, padahal si baby lahir jam 12.30 siang. Saya memang merasa mulas beraturan dan semakin sering sejak pagi, tapi saya pikir itu pasti akibat saya jatuh terduduk sore kemarin. Saat itu saya habis masak di dapur, sambil membawa mangkuk berisi lauk, saya terpeleset dan jatuh. Syukurlah saya dan lauknya tidak apa-apa.

Namun ada masa-masa dimana saya khawatir tidak bisa melahirkan normal seperti sebelumnya. Secara umum kehamilan saya memang lancar. Saya juga beraktifitas normal, mulai dari belanja dan memasak di dapur, bekerja full time dan mengajar, juga mengantar dan menjemput sekolah anak kedua di Play Group. Sementara si Sulung sudah kelas 1 SD dan sudah bisa naik sepeda sendiri ke sekolahnya, karena lokasi sekolahnya di kompleks perumahan tempat kami tinggal. Suami saya pulang seminggu sekali karena memang bekerja di luar kota. Di rumah, saya ditemani adik saya, yang membantu menjaga anak saya di rumah ketika saya bekerja.

Sama dengan dua kehamilan pertama saya, kehamilan ketiga inipun hampir tidak ada keluhan yang berarti. Hanya saja saat usia kehamilan 8 bulan, posisi jabang bayi masih sungsang (melintang), yaitu kepala di perut saya sebelah kanan dan pantat di sebelah kiri. Alhasil perut saya terlihat besar dan melebar. Padahal, seharusnya ketika usia kehamilan 8 bulan, posisi kepala bayi sudah berada di bawah. Bayangan operasi caesar-pun ada di depan mata. Terus terang saya takut!

Ada yang menyarankan melakukan pijat untuk memutar posisi bayi, ke dukun bayi tentunya. Saya kok takut ya. Saran dari bu Bidan dan informasi dari buku yang saya baca, bisa dengan melakukan sujud teratur, minimal 30 menit per hari, dengan posisi seperti sujud saat shalat, tetapi kepala miring ke kanan atau ke kiri bertumpu pada pipi yang diletakkan di atas bantal. 


Akhirnya sayapun melakukan sujud setiap habis shalat, 5 menit sampai dengan 10 menit, dengan mulut ini ndremimil membaca doa dan berharap si baby mau berputar. Saking seringnya saya bersujud, Ony (anak kedua) sampai bilang, “Ony juga mau ikutan sujud kayak Mama.” Lalu diapun mengikuti posisi sujud saya. Kalau sudah begitu, kami berdua kemudian tertawa bersama-sama.

Karena kuasa Tuhan, tepat seminggu sebelum melahirkan, posisi bayi sudah masuk ke panggul saya, dan sudah siap untuk keluar. Saya sangat bersyukur, akhirnya saya bisa melahirkan normal, dan (tentu saja) tidak jadi pijat ke dukun bayi. 
Terimakasih ya Allah, nikmat-Mu sungguh luar biasa.

Anak ketiga: Muhammad Ahya Ferdinand Pancardi,
lahir 4 Februari 2007 secara normal,
dengan berat 4,2 kg.
*****
“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hamil dan Melahirkan ala Bunda Salfa


Thursday 11 December 2014

Tips Mengatasi Radio Off pada Blackberry

Saya sempat dibuat bingung ketika BB (BlackBerry) saya tidak ada sinyal sama sekali. Semua aktifitas tidak bisa dilakukan. Di layar paling atas tempat nama operator muncul peringatan: "Radio off". Semula di benak saya terbersit kata "Radio", iyaa, saya pikir stasiun radio. Ternyata Radio itu sinyal dari operator, heleh heleh.

Seperti biasa, andalan saya adalah searching di google tentang "Radio Off" ini, namun saya tidak menemukan solusi sama sekali. Hampirrr saja saya mengirim BB saya ke tukang servis. Alhamdulillah akhirnya Tuhan memberikan petunjuk setelah saya iseng-iseng pencet sana - pencet sini untuk mencari solusi.

Ternyata caranya sangat gampang. Simak 2 cara berikut ini:

CARA 1:
Masuk saja ke menu:
SET UP - MANAGE CONNECTIONS - RESTORE CONNECTIONS


CARA 2:
  • Lakukan panggilan telepon, akan ada peringatan: "Radio is off".
  • Pilih "Restore Connections"
Tadaaa!! Masalah langsung teratasi, yaitu sinyal langsung muncul, begitu juga nama operator kembali menempati tempatnya semula.

Sekarang sudah tidak bingung lagi dengan Radio Off kan?
Semoga bermanfaat :)
*****

Wednesday 10 December 2014

Mudahnya Membayar Pajak di Samsat Keliling




Membayar pajak tahunan kendaraan bermotor tidak hanya bisa dilakukan di Kantor Bersama Samsat setempat, melainkan bisa melalui Layanan Samsat Keliling yang lokasinya bisa jadi lebih dekat dengan rumah. Hanya saja kita harus rajin mencari informasi jadwal Samsat Keliling.

Jadwal Samsat Keliling Tulungagung area Kecamatan Kauman, Kecamatan Kalidawir dan Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung.

  1. Hari Senin-Rabu, di Kecamatan Kauman, berlokasi di Halaman Kantor Kecamatan Kauman, sebelah utara Lapangan Pasar Kliwon, Kalangbret.
  2. Hari Kamis & Jumat, berlokasi di Kecamatan Kalidawir.
  3. Hari Sabtu, berlokasi di Kecamatan Bandung.
Waktu layanan
Jam operasional mulai pukul 08.00 wib.
Sebaiknya datang lebih pagi kalau mau lebih cepat selesai. Biasanya jam 07.00 wib sudah banyak yang antri dengan cara menumpuk STNK dalam satu wadah.

Berkas yang harus disiapkan
Hanya STNK dan KTP asli atas nama pemilik kendaraan yang tertera di STNK.

Biaya
Tentu saja biaya masing-masing kendaraan bermotor berbeda-beda ya. Biasanya kita mendapat Surat Pemberitahuan Kewajiban Pemilik Kendaraan Bermotor (SPKPKB) yang dikirim ke Kantor Kelurahan setempat. Di situ tertera nominal pajak yang harus dibayarkan.


Hanya saja, jangan membawa uang pas sama persis dengan yang tercantum di surat tersebut, karena biaya yang tercantum di situ belum termasuk SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) dan biaya administrasi STNK/TNKB.


Nah, ternyata membayar pajak tidak pakai ribet kan?
*****

Thursday 4 December 2014

Umur Manusia adalah Ketetapan Allah

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya(QS. Ali Imran [3]: 145)
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali
(QS. Al-Baqarah [2]:156)


Di kampung saya, sudah dua orang meninggal dunia dalam rentang waktu sepuluh hari ini. Seminggu yang lalu, seorang Ibu yang memang sudah berumur 70 tahunan dan menderita sakit hampir setahun. Hari Sabtu kemarin, kembali ada berita duka seorang anak SMP yang baru berusia 14 tahun meninggal karena kecelakaan Jumat malam. Menurut kabar, si anak memang tidak pakai helm dan bisa jadi berkendara dengan kecepatan tinggi, menabrak pot beton pembatas jalan.

Sebenarnya apapun penyebabnya, entah sakit atau tidak, pakai helm atau tidak, semua itu sudah menjadi ketetapan Allah, dan saya sangat mengimaninya. Ada beberapa orang yang berkata: "seandainya tadi pakai helm", atau "seandainya tadi nurut gak jadi keluar rumah", dll, dll.
Menurut saya itu hanyalah logika manusia, tapi Tuhan tidak perlu berlogika. Logika manusia selalu mengedepankan hubungan sebab-akibat, tapi Tuhan tidak.

Dari kejadian di atas saya hanya mengambil kesimpulan bahwa umur seseorang itu sudah menjadi ketetapan Allah yang tidak bisa ditawar lagi. Tidak peduli tua, muda, miskin, kaya, jelek, cantik, sudah bertobat atau belum. Kejadian tersebut sebenarnya adalah alarm untuk kita yang masih diberi umur ini untuk selalu mengingat bahwa kitapun bisa diambilNYA kapan saja.

Kalau sudah waktunya, tidak akan bisa dimajukan atau dimundurkan.

Ya Allah, jadikan kami husnul khatimah (akhir yang baik), aamiin O:)
Tulisan Allah ini saya buat dari pasir Gunung Kelud di depan rumah,
sewaktu Gunung Kelud meletus beberapa waktu lalu
*****

Wednesday 3 December 2014

Jangan Panggil Papa!

Pada tahun 2009, saya harus membuat keputusan yang sangat berat, yaitu saya harus rela berpisah sementara (yang bagi saya lama sekali) dengan anak-anak saya. Saya harus mendampingi suami yang bertugas di Bali, tepatnya di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Di sini saya juga bekerja dan harus mengajukan mutasi dari Mojokerto ke Negara. Alhamdulillah bisa.

Kami putuskan anak-anak dititipkan ke Mbah Uti (nenek)-nya. Kebetulan Ibu saya tinggal bersama Bulik (adiknya Ibu), nenek saya, dan adik saya. Yang terpenting, mereka bersedia dititipi anak-anak saya. Agar tidak begitu merepotkan kami menitipkan si sulung Dani (8 tahun) dan si bungsu Ai (2 tahun), sementara anak nomor 2, Ony (6 tahun), ikut kami ke Bali. Pertimbangan kami si anak nomor 2 ini aktif sekali, dan anak
 yang nomor 3 daya tahan tubuhnya kurang bagus. Kami khawatir dia tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Apalagi rencana kami, saya di Bali hanya 1 tahun saja, setelah itu saya akan mengajukan mutasi ke Tulungagung saja.

Berpisah dengan 2 anak saya, ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Saya yang sudah terbiasa berkumpul dengan anak-anak, merasa ada sesuatu yang hilang. Sungguh suatu siksaan bagi saya ketika malam hari sepulang dari tempat kerja. Saya kangen suara ribut ketiga anak saya. Saya kangen rengekan si kecil yang minta dibuatkan susu. Saya kangen sekali. Terkadang kami bertiga sambil tiduran mengenang cerita-cerita lucu anak-anak sambil melihat foto-foto dan video yang kami save di handphone. Tidak terasa air mata selalu meleleh, yang diikuti rasa rindu sampai kami tertidur dan berharap bisa bermimpi bersama-sama lagi.

Sebulan sekali saya selalu menyempatkan diri untuk pulang menjenguk 2 anak saya. Saat yang ditunggu-tunggu adalah sambutan kedua anak saya ketika saya sampai di rumah ibu saya. Kami berpelukan melepas kerinduan. Namun, ada satu hal yang sangat menusuk hati saya, yaitu saat si bungsu memanggil saya dengan sebutan "papa". Ya, saya yang seharusnya dipanggilnya "mama" dipanggil dengan sebutan "papa". Hal ini terjadi bisa jadi karena kami hanya berhubungan via telepon saja, sehingga Adik Ai jadi bingung membedakan "mama" atau "papa".

Sudah bisa ditebak, saat paling merana bagi saya adalah saat saya harus segera kembali ke Bali setelah beberapa hari melepas kerinduan dengan mereka. Air mata ini tidak pernah berhenti keluar sampai saya menginjak kota Surabaya. Biasanya saya menumpang kereta api jurusanTulungagung-Surabaya, kemudian lanjut Surabaya-Banyuwangi yang harus berganti kereta di Surabaya. 

Akhirnya saya hanya bertahan 10 bulan saja. Saya dan suami harus (segera) mengambil keputusan bahwa saya harus segera pulang dan berkumpul dengan anak-anak (kembali). Menurut suami saya, anak-anak harus bertumbuh dan berkembang dengan didampingi kedua orangtuanya. Minimal harus didampingi ibunya. Sedangkan suami, biarlah suami saya yang sementara berpisah dengan keluarga tercinta untuk mencari nafkah, karena memang sudah kewajiban seorang laki-laki terhadap keluarganya. Dan, saya tidak mau lagi dipanggil "papa". Sakit rasanya, sungguh sakit.

Bulan Mei 2010 saya (dan Ony) pulang ke Tulungagung dan kembali berkumpul dengan anak-anak. Setelah kami berkumpul, Adik Ai berangsur-angsur pulih kepercayaannya kepada saya. Karena selama 10 bulan saya tinggal, dia selalu bersama Tantenya (adik saya), sehingga untuk memulihkan kepercayaannya kembali, saya butuh waktu yang agak lama. Kurang lebih 1 bulan setelah saya pulang, tepatnya bulan Juni 2010 si Adik Ai sudah kembali memanggil saya dengan sebutan "mama". Tapi butuh waktu 1 tahun untuk Adik Ai bisa mau kembali tidur dengan saya.
Ya Allah, saya sangat merasa bersalah telah meninggalkan dia selama 10 bulan. Sekarang, saya sangat bersyukur, saya selalu ada ketika anak-anak membutuhkan saya. Tinggal satu harapan kami, semoga keluarga kami kembali bersatu dalam kebahagiaan.

*****

Tulisan ini diikutsertakan dalam
*****

Monday 1 December 2014

Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Vitamin C

Sumber: credit
Pergantian musim dan cuaca ekstrim seperti saat ini bisa mempengaruhi daya tahan tubuh kita, terutama anak-anak. Sudah menjadi menu wajib untuk anak-anak saya mengonsumsi suplemen vitamin C setiap 2 hari sekali masing-masing 500mg. Terkadang saya menyediakan vitamin C dalam bentuk tablet hisap, atau tablet effervescent. Jika anak-anak sakit, baru mereka saya wajibkan minum vitamin C-nya setiap hari, tetap dengan dosis 500mg sehari.

Terbukti dengan rutinnya anak-anak saya minum suplemen vitamin C ini mereka jadi jarang sakit, terutama sakit langganan yaitu bapi (batuk pilek). Daya tahan tubuhnya juga lumayan bagus. Tapi sayangnya terkadang saya yang lengah, lupa tidak memberi mereka suplemen vitamin C, baru setelah mereka sariawan atau bibirnya kering dan pecah-pecah, lalu bilang ke saya, "Ma. bibirku sobek", sambil meringis, baru saya tersadar, "oh iya, sudah 3 hari ya gak minum vitamin C."

Sebenarnya konsumsi vitamin C tidak melulu harus dengan suplemen. Vitamin C bisa kita dapatkan dari aneka buah dan sayur yang bisa kita beli di pasar atau toko swalayan. Hanya saja, mungkin dengan cara salah memasak atau bisa jadi salah waktu makannya, bisa menyebabkan kandungan vitamin C yang terserap oleh tubuh tidak maksimal.

Bahan makanan sumber vitamin C
Sumber vitamin C bisa diperoleh dari makanan-makanan berikut ini:

  • buah-buahan, seperti: jeruk, tomat, arbei, stroberi, pepaya, kiwi, blewah
  • sayur-sayuran, seperti : asparagus, kubis, paprika merah, brokoli, kembang kol
  • bahan makanan lain, seperti: susu, mentega, kentang, ubi jalar, ikan, hati
Kebutuhan harian vitamin C
Kebutuhan harian vitamin C masing-masing orang berbeda, tergantung pola hidup seseorang. Misalnya kebutuhan seorang perokok dan bukan perokok berbeda, karena kadar nikotin dalam rokok bisa mengganggu penyerapan vitamin C ke dalam tubuh. Jumlah vitamin C yang dibutuhkan tubuh setiap hari adalah 40–60 mg, dengan catatan, kondisi tubuh dalam keadaan sehat. Jumlah aman konsumsi vitamin C per hari adalah 500mg hingga 2000mg per hari.
Vitamin C termasuk golongan vitamin yang larut dengan air, sehingga kalau kelebihan akan dibuang melalui ginjal.

Akibat kelebihan vitamin C
Hipervitaminosis C atau overdosis vitamin C bisa menyebabkan iritasi di mulut, sakit kepala, demam, nyeri lambung dan diare. Dua hal terakhir ini disebabkan vitamin C bersifat asam.

Kegunaan Vitamin C untuk kesehatan dan kecantikan
Kegunaan vitamin C sangat banyak, antara lain:
  • vitamin C termasuk vitamin antioksidan, sehingga bisa memperkuat daya imun tubuh, mencegah sariawan
  • membantu penyerapan zat besi dan kalsium dalam darah
  • membantu proses pemulihan tubuh
  • vitamin C menjaga struktur kolagen, sehingga bisa membantu menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil dan luka ringan
  • membantu pembentukan sel-sel darah merah
  • menghambat terjadinya pembentukan nitrosamine yang merupakan salah satu senyawa penyebab kanker
  • melancarkan buang air besar atau kotoran

Akibat kekurangan vitamin C

Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan beberapa penyakit, seperti:
  • scorbut atau lidah pecah-pecah, sariawan, perdarahan di bawah kulit, perdarahan di gigi atau gusi yang kadang mengakibatkan gigi goyang dan mudah lepas, kulit kasar, cepat merasa lelah, otot lemah dan depresi.
Ternyata vitamin C sangat penting ya bagi tubuh kita. Yuk mulai konsumsi rutin vitamin C dengan makan buah atau sayuran segar dan mengolah bahan makanan yang kaya akan vitamin C, atau mengonsumsi suplemen vitamin C.
Untuk saya pribadi, mengonsumsi suplemen vitamin C hanya pada saat-saat tertentu saja, seperti saat: menstruasi, saat bibir terasa kering, sedang sakit atau setelah sakit.

*****
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C
http://health.kompas.com/read/2012/08/21/13383652/10.Sumber.Vitamin.C.Selain.Jeruk
http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/cerdas.konsumsi.vitamin.c/004/003/49
*****