Thursday 5 March 2015

Gara-gara Takut Diculik

Hari Rabu adalah hari terpadat saya.
Karena selain bertanggungjawab menjemput Adik Ahya dari sekolahnya, saya harus mengantar Mas Dani berangkat les english di "Persahabatan" Tulungagung, juga harus mengajar di Bimbel sampai jam 8 malam.

Saya masih beruntung terkadang ada adik saya (tantenya DOA) yang membantu saya menjemput si Adik dari sekolahnya, sementara saya hanya mengantar Mas Dani, trus capcus ke Bimbel tempat saya mengajar. Kemudian tugas tantenya yang menjemput Mas Dani di tempat lesnya. Tetapi kalau tantenya sedang sibuk, ya saya harus melakukan semuanya sendiri, meski harus berpacu dengan waktu.

Kemarin sore, seperti hari Rabu biasanya, saya mengantar Mas Dani ke tempat lesnya, lanjut mengajar, sementara si Adik dijemput Tante.
Saya mengajar 3 sesi, jam 14.30-19.30 wib dengan break 2 kali untuk pergantian kelas. Di saat break menunggu sesi berikutnya saya sempatkan mengirim sms adik saya untuk menjemput si Mas. Alhamdulillah kegiatan mengajar saya lancar, dan pulanglah saya ke rumah.

Mas Dani lupa tidak dijemput
Ketika saya sampai di rumah, betapa kagetnya saya ketika dua anak saya bilang kalau si Mas belum dijemput, dan sekarang sedang dijemput Tante.
Ha?! Ini sudah jam 8 malam, padahal harusnya si Mas sudah keluar dari tempat lesnya jam 4 sore tadi. Ternyata tantenya lupa tidak menjemput, dan baru di tersadar setelah jam 7 malam.

Di rumah saya putuskan untuk menunggu mas Dani pulang, sambil bbm suami saya mengabari kalau mas Dani lupa tidak dijemput. Tiba-tiba adik saya mengabari via telepon, katanya si Mas sudah tidak ada di tempat lesnya. Menurut seorang ibu yang ditemuinya di situ (mungkin pemilik les), si Mas sudah dijemput mamanya.
Ya Allah! Saya langsung terkesiap! Saya shock! Dan saya sangat khawatir!
Sudah dijemput mamanya? Mama yang mana lagi?
Saya semakin khawatir karena kondisinya malam hari.

Akhirnya saya bagi tugas dengan adik saya, saya mencari di jalur selatan sementara dia di jalur utara. Dari rumah ke tempat les si Mas, ada 2 jalur yang bisa dilewati yang jauhnya kurang lebih 5 km. Jalur utara lumayan ramai, meskipun malam hari, sedangkan jalur selatan adalah jalur jalan propinsi dimana cuma ada sawah, dan beberapa bangunan yang jaraknya berjauhan sepanjang kurang lebih 2 km. Apalagi di jalur selatan ada bangunan bekas rumah sakit yang katanya 'angker' itu, Rumah Sakit Dharma Medika. Tapi sebenarnya saya lebih khawatir lagi dengan maraknya berita kejahatan dan penculikan akhir-akhir ini.

Misi dimulai
Saya berangkat ditemani Ony. Saya berpesan sepanjang jalan dia terus melihat jalur sebelah kanan jalan, sementara saya fokus ke jalur sebelah kiri jalan. Di sepanjang jalan di jalur selatan saya tidak merasa kesulitan mengamati kiri kanan jalan, karena jarangnya bangunan dan kebanyakan memang sawah yang harus saya lewati. Siapa tahu si Mas memutuskan pulang dengan jalan kaki.

Harapan saya kosong ketika saya tidak menemukan sosok yang berjalan kaki. Sementara di tempat les juga sudah sepi. Saya tidak menemukan si Mas di tempat biasanya dia menunggu dijemput. Saya cari di sekitar tempat itu pun tidak ada. Ya Allah kemana ini si Mas?

Akhirmya saya memutuskan untuk terus berkendara di sepanjang jalan yang kemungkinan dilewati si Mas pulang. Sepanjang jalan pikiran saya hanya satu, saya harus menemukan si Mas, dan hanya kekuatan Allah yang menyertai saya di malam yang semakin larut itu. Suami saya terus memantau via hp sepanjang perjalanan saya.

Dengan kekuatan doa yang saya miliki, saya menembus jalan-jalan kecil yang kemungkinan dilalui si Mas dengan berjalan kaki. Saya tidak peduli lagi, jalan itu sepi atau ramai. Fokus saya hanya satu, saya harus ketemu Mas!

Setelah berputar-putar sekian lama dan hasilnya nihil, saya putuskan kembali melewati jalur selatan. Kalaupun belum ketenu dengan si Mas, saya akan berputar kembali, dan menyusuri kembali jalan-jalan yang kemungkinan dilewati. Saya terus berusaha berpikir positif, terus berdoa dan membaca ayat kursi untuk menguatkan hati saya. Sambil mengendarai motor saya pelan-pelan, mata ini tidak lelah mengawasi sepanjang kanan dan kiri jalan, berharap bertemu dengan seorang anak laki-laki kelas 8 smp, umur 14 tahun, setinggi 170 cm, memakai T-shirt hitam, bercelana pendek abu-abu, bersandal putih dan memakai tas ransel abu-abu.
"Ya Allah, lindungi dan jagalah anak hamba......"

Akhirnya......
Pada jarak pandang 10 meter di depan motor saya, masih di kegelapan (karena memang tidak ada lampu jalan, hanya sesekali ada motor atau mobil yang lewat) ada sosok yang saya cari sedang berjalan kaki. Semakin dekat semakin jelas.
"Ma! Itu Mas!", teriak si Ony yang menemani saya malam itu.
"Ya Alah, Alhamdulillah, terima kasih, anak hamba ketemu.", sorak sorai batin saya saat itu.

Sontak saya panggil namanya dan saya bunyikan klakson saya berulang kali. Betapa lega hati saya, di depan saya berdiri buah hati saya yang kelihatan capek karena sudah berjalan kaki kurang lebih 2 km dari tempat lesnya. Saking senangnya, saya ucel-ucel rambutnya dan mukanya, seperti seorang ibu yang bertahun-tahun tidak ketemu dengan anaknya. Tak terasa cairan hangat bening menetes di pipi saya.
Ya Allah, terima kasih, terima kasih, terima kasih.

Ternyata....
Di sepanjang jalan pulang saya "interogasi" si Mas, kenapa tidak menunggu di tempat seperti biasanya. Biasanya si Mas menunggu di depan tempat les, duduk di dekat tempat Pak Satpam.

Begini ceritanya.
Alhamdulillah punya anak sesabar Mas Dani, dijemput telat seperti ini pun dia tidak marah. Dengan sabarnya dia menunggu jemputan, dan tetap setia duduk di tempat seperti biasanya.

Sampai tempat lesnya ditutup karena sudah habis jadwalnya, si Mas masih menunggu di tempat yang sama. Saat itu, ketika merasa lapar, si Mas sempat pergi ke indo****t untuk membeli 2 bungkus roti dan sebotol minuman. Ketika roti sudah habis, dia pun masih menunggu di tempat yang sama, sampai tempat lesnya ditutup karena sudah habis jadwalnya.

Sampai beberapa saat kemudian ada mobil putih yang dikendarai seorang ibu keluar dari tempat lesnya, Ibu itu menghampiri si Mas, dan terjadi percakapan yang kurang lebih seperti ini:
"Adik belum dijemput ya?"
"Belum."
"Siapa yang jemput?"
"Mama."
"Saya masih mau keluar dulu sebentar ya. Nanti kalau saya pulang dan kamu belum dijemput, nanti kamu saya antar pulang ya."
Ternyata, si Mas takut dan tidak mau diantar Ibu itu. Padahal Ibu itu adalah pemilik tempat les yang mungkin memang tinggal di situ. Mas Dani takut diculik. Oh my son!

Karena ketakutan, si Mas pindah tempat. Dia tidak lagi menunggu di depan tempat les seperti biasanya, tetapi malah menyeberang jalan dan menunggu di dekat lampu lalu lintas. Rupanya inilah yang membuat saya dan tantenya tidak bisa menemukan si Mas.

Saya melewati lampu lalu lintas itu 3 kali. Si Mas melihat saya, dan berusaha mengejar motor saya, tapi dia tidak berusaha meneriaki saya, hanya berlari mengejar saya. Dalam kondisi remang-remang dan bisingnya suara kendaraan di perempatan jalan sebelah barat Terminal Tulungagung itu, saya sama sekali tidak menyadarinya. Akhirnya si Mas memutuskan berjalan terus melewati jalur selatan, sementara saya masih berputar lewat jalan-jalan tikus.
Sampai akhirnya bertemu dengan saya dan adiknya.

Yang membuat cerita berubah seperti drama, karena hp mas ketinggalan di rumah.
--------------------------
Benar-benar pengalaman luar biasa.
Dan tidak lupa saya selalu bersyukur, terima kasih Ya Allah.
*****

31 comments:

  1. Replies
    1. iya mas, selalu ada hikmah di segala suasana :)

      Delete
  2. Kalo yang nyulik kayak di poto di atas mah saya kagak taku hikhik

    ReplyDelete
    Replies
    1. foto yg di atas yang mana ya? hehe
      mas gak pulang TA? di sini lagi musim duren lho

      Delete
  3. Waduh tantenya pelupa,..kasian juga dek dani nya di suruh nunggu 3 jam, untung anaknya penyabar, kalo ngga, pulang sendiri... apalagi sekarang banyak kasus kejahatan... gara-gara HP dan tantenya yang pelupa bikin cemas semuanya :)

    ReplyDelete
  4. waduh benar-benar menegangkan. Alhamdulillah si mas sudah bisa berpikir logis. Tinggal bagaimana selanjutnya jika kejadian seperti ini terulang kembali. Mbok ya si mas nya itu dikasih nomer hape mama. Jadi kalau ada terlambat tinggal minta pak satpam untuk menelpon nomer yang tertera itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mas, makasih masukannya :)
      besok di blocknote nya biar ditulis semua nomor penting, biar berguna kalau hapenya ketinggalan

      Delete
  5. cinta kasih orang tua memang tak terperikan karena takkan pernah terbatas ruang dan waktu cinta dan kasih sayang tersebut.
    kelas 8 udah 170 tingginya ya...bongsor dong, kalah tinggi deh saya kalo gituh sama c mas-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. insyaAllah mas, karena anak adalah sebuah amanah yg harus dijaga :)

      hihi iyaa, ini mah keturunan bongsor :D

      Delete
  6. Alhamdulillah, pada akhirnya semua baik-baik saja :)
    semoga kejadian ini gak terulang lagi... jangan lupa lagi ya tante, mas dani jangan lupa bawa hp

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah...
      Iya nih lupa ini lupa itu, memang manusia itu tempatnya lupa
      Semoga tidak lupa lagi :)

      Delete
  7. Bacanya sambil ikut deg-degan mba, maklum lah kita juga punya anak sih,Semoga saja tidak terulang kemabali dan semuanya baik-baik saja ya mba.

    ReplyDelete
  8. saya bacanya sampe deg-degan, Mbak. Alhamdulillah gak kenapa-napa, ya. Btw, apa gak coba minjam telpon sama tempat lesnya kalau telat dijemput, Mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. itulah Mbak, anak saya yang ini super cuek, saya sudah pesan seperti itu berulangkali juga, lebih baik dia menunggu daripada harus pinjam telepon.
      Alhamdulillah Mbak saya sangat bersyukur dia baik-baik saja :)

      Delete
  9. deg2an bacanya.....sempat mbatin,ini guru lesnya kok diem aja ya??harusnya kalo satu anak belum pulang dan mau nutup tempat lesnya jangan pulang dulu....untungnya gpp,alhamdulillah

    ReplyDelete
    Replies
    1. jam tutup les nya jam 5 Mbak, bisa jadi saat gerbang ditutup anak saya pas ke Indo***** beli makanan.
      iyaa Alhamdulillah, ini bener2 pembelajaran buat saya, harus selalu ngecek dan komunikasi terus :)

      Delete
  10. Hp ketinggalan emang repot mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tul betul betul....mana jaman sekarang gak ada wartel lagi :(

      Delete
  11. ambil hikmahnya aja ya mbak....semoga ga keulang kejadiannya

    ReplyDelete
  12. Kalau HP saya ketinggaan urusannya bisa runyam. Soalnya banyak pesan pesan dari relasi perusahaan dan juga mitra kerja. HP selalu embed dengan saya. Jika HP saya ketinggalan, saya sudah siapkan jawaban yang naynya nanya kenapa HP saya nda aktif

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mas, saya pun tidak bisa lepas dari benda yg satu ini

      Delete
  13. Ceritanya bikin parno juga sih ya... HP wajib nih dibawa ke mana - mana :)

    ReplyDelete
  14. Mataku berkaca-kaca baca ini mak :'( Syukur alhamdulillaah ya mas bisa ketemu dengan selamat. Mudah2an bisa diambil hikmahnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mbak, Alhamdulillah akhirnya ketemu. Saya sangat bersyukur dan tentu saja ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini :)

      Delete
    2. iya Mbak, Alhamdulillah akhirnya ketemu. Saya sangat bersyukur dan tentu saja ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini :)

      Delete
  15. Alhamdulillah ya mak mas dani gak kenapa - kenapa :)
    ceritanya bisa dibuat untuk pelajaran agar lebih hati - hati hehe tapi namanya orang juga tidak luput dari lupa :D

    Perkembangan janin

    ReplyDelete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.