Friday 30 November 2018

[Bukan Sinopsis] Bohemian Rhapsody

Katanya, no pic hoax. Iyes! ini foto tiketnya :D
Malam itu malam hari libur, tepatnya hari Senin, 19 November 2018. Saya dan mas Dani nonton sesi terakhir di Golden Theater Tulungagung, satu-satunya bioskop yang ada di kota Tulungagungku tercinta ini.

Sebelumnya tak ada rencana sama sekali. Pagi hari kami hanya sempat ngobrol di meja makan, dan mas Dani hanya mau pamit, 
"Mah, nanti malem aku nonton, ya?"
"Film e opo, Mas?"
"Bohemian Rhapsody."
"Ya udah, mama ikut yaa?"

Warung saya tutup lebih awal, karena takut telat sampai lokasi. Jam tayang di jadwal pukul 21.45 wib.

Tak disangka sampai di sana ruang tunggu full. "Aduh! Jangan-jangan kehabisan tiket, nih!", pikir saya. Karena di pintu masuk theater 1 antrian sudah mengular. Ternyata yang penuh itu adalah antrian film horor Suzzanna!

Legaaa rasanya.
Yang nonton Bohemian Rhapsody hanya beberapa puluh orang saja. Ah, mungkin karena mereka sudah nonton ya, saya aja yang telat nontonnya. Atau, justru mereka tidak mengenal lagu yang sangat spektakuler, Bohemian Rhapsody? Atau bahkan mereka tidak mengenal Freddie Mercury, sang vokalis? Padahal Queen adalah band legendaris.

Selama pertunjukan tak sadar saya ikut menyanyi, kekangenan saya pada lagu-lagu Queen (sedikit) terobati. Jujur, selama ini saya hanya mengenal lagunya saja, sedikit sekali saya mengetahui perjalanan hidup dan karir mereka.

Lagu-lagu itu adalah teman saya belajar saat zaman saya kuliah dulu, sekitar tahun 1990an. Bycicle Race, Love of My Life, Jealousy, Bohemian Rhapsody, We are The Champion, We Will Rock You, dan masih banyak lagi. Dimana pada saat itu masih dengerin kaset yang pakai pita. Bener-bener zaman old ya, hehehe.

Film ini menceritakan tentang asal mula band Queen terbentuk, sampai mereka menjadi besar dan legendaris. Meskipun ada 3 anggota band yang lain, yaitu Bryan May, Roger Taylor dan John Deacon, film ini lebih menyorot pada kehidupan Freddie Mercury, sang vokalis yang diperankan oleh Rami Malek.

Freddie Mercury lahir di Stone Town, Zanzibar, Afrika Timur pada 5 September 1946 dengan nama asli Freddie Bulsara dan meninggal di London pada 24 November 1991 pada usia 45 tahun. Freddie dan keluarganya memeluk agama Zoroaster atau Majusi, yang menekankan pada tiga hal utama yaitu pikiran yang baik, perkataan yang baik dan perbuatan yang baik (thinking good thoughts, saying good words, and doing good deeds).

Diceritakan juga proses pembuatan lagu Bohemian Rhapsody. Lagu ini ditulis Freddie untuk album The Night at The Opera, tahun 1975. Meskipun saya kurang begitu paham istilah permusikan, yang jelas Bohemian Rhapsody adalah sebuah lagu yang sangat spektakuler. Lagu ini berdurasi hampir enam menit (biasanya kurang lebih 3 menit), yang termasuk dalam genre rock progressif di era 1970-an. Lagu ini lumayan kompleks, terdiri dari beberapa bagian tanpa chorus: intro, segmen ballad, sebagian opera, sebagian rock, dan coda reflektif (wikipedia).

Lagu yang menurut saya "aneh tapi asyik" ini bertahan di puncak tangga lagu di UK (United Kingdom) dan terjual lebih dari 1 juta kopi pada akhir Januari 1976. Dan ketika dirilis ulang tahun 1991, mengulangi kesuksesan di puncak tangga selama 5 minggu. Wow khan? 

Lagu yang direkam di studio pada zaman itu, dimana belum ada software secanggih zaman now, bisa menghasilkan komposisi lagu yang ketika kita mendengarkannya ada nuansa sedih dan semangat menjadi satu.

Coba dengarkan dengan seksama lagu Bohemian Rhapsody berikut ini:



Di film ini diceritakan juga kisah cinta sejati Freddie  dengan Mary Austin. Freddie yang ternyata seorang biseksual, kemudian terinveksi virus HIV, akhirnya tersadar dan kembali bergabung dengan Queen setelah sempat memutuskan keluar dari band Queen dan bersolo karir. 

Dia menyadari bahwa Queen bukan hanya sebuah band, melainkan lebih dari itu, Queen adalah sebuah keluarga. Pada tahun 1985, ia memulai hubungan dengan penata rambut Jim Hutton.

Film diakhiri dengan konser amal bertajuk Live Aid pada 13 Juli 1985, yang bertujuan untuk menanggulangi kelaparan di Ethiopia. Konser terbesar yang dihadiri 72 ribu orang di Stadion Wembley dan disiarkan secara langsung melalui televisi dengan sekitar 1,9 milyar pemirsa dari 150 negara di dunia, merupakan siaran langsung televisi terbesar pada masa itu.


Berikut video asli konser Live Aid dari youtube.



Dialog yang tidak bisa saya lupakan pada film ini adalah ketika Freddie, sang penyanyi 4 oktaf ini berkata, "Saya tidak bisa menyanyi dengan nada fals, meskipun ingin." Komunikasi Freddie dengan audience saat konser pun patut diacungi jempol. Dia selalu memberikan penampilan prima untuk para penggemarnya.

Selain sebagai seorang penyanyi. Freddie juga penulis lagu handal, dan pemain beberapa alat musik yaitu piano dan gitar. Selama kariernya, Freddie melakukan kira-kira 700 konser di negara-negara di seluruh dunia bersama Queen.

Demikian sekelumit tentang film Bohemian Rhapsody. Lagu-lagu Queen adalah karya emas yang patut mendapat penghargaan tinggi. Lagu yang bisa dinikmati sepanjang masa. 
Terima kasih.
*****
Sumber : 
https://id.wikipedia.org/wiki/Bohemian_Rhapsody
https://id.wikipedia.org/wiki/Freddie_Mercury