Sunday 28 October 2018

Mengajari Anak Laki-laki Shalat Jumat

My Beloved Sons, Ony Ahya, dok th. 2011
Melaksanakan Shalat Jumat adalah kewajiban setiap muslim laki-laki. 

Tetapi kadang yang menjadi pertanyaan para orangtua adalah sejak kapan sebaiknya anak-anak mulai diajarkan untuk shalat Jumat?

Memang kewajiban melakukan shalat bagi muslim adalah pada saat sudah akhil baliq. Namun anak-anak juga harus mulai diajarkan sejak kecil, agar menjadi sebuah kebiasaan. Sewaktu masih kecil harus dilatih dahulu, sehingga ketika mereka sudah akhil baliq mempunyai kesadaran sendiri untuk shalat, khususnya shalat jum'at yang wajib dilaksanakan oleh kaum laki-laki.

Sejak Usia Berapa Mulai Diajarkan Shalat Jumat?

Pembelajaran sejak usia dini ini juga saya berlakukan bagi anak-anak saya. 

Mereka sudah terbiasa diajak shalat Jumat sejak kecil, tapi memang harus sama Papanya sih. Kalau takut mengompol ya dipakaikan diapers. Minimal anak usia 3 tahun sudah bisa diajak beribadah ke mushala atau masjid. 

Jangan takut mereka akan membuat ribut, membuat kotor dan atribut negatif lainnya. Karena kalau tidak diajarkan sejak kecil, akan terasa sulit menanamkan kewajiban kepada anak yang sudah akhil baliq, karena tetiba mereka harus melaksanakan kewajiban shalat.

Bisa jadi orangtua merasakan dilema, takut jika anaknya akan rewel dan menangis, sehingga mengganggu para jamaah lainnya. Mungkin mereka akan berlari-lari dan bermain-main.

Yang tidak kalah penting adalah mengajarkan kepada anak-anak bahwa masjid atau mushala adalah tempat beribadah bukan tempat bermain. Jadi saat berada di mushala atau masjid, anak-anak tidak boleh ribut dan rewel. 

Menurut saya, hal itu janganlah menjadi halangan jika memang kita ingin anak-anak kita memahami kewajibannya ketika sudah dewasa kelak. 

Sekali-sekali kita harus bisa bersikap tegas kepada anak-anak. Ingat, tegas disini tidak berarti memukul atau mencubit ya. Cukup beri mereka pengertian. Di awal mungkin susah, tapi lama-lama pasti mereka akan paham juga.

Kebiasaan yang Menumbuhkan Kesadaran

Dengan membiasakan shalat Jumat sejak kecil, anak-anak jadi tahu bahwa mereka sebagai laki-laki wajib melaksanakan shalat Jumat.

Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan akan gampang ditanamkan ke dalam mindset. Sehingga sesuatu yang menjadi kewajiban akan menjadi sebuah kebutuhan. Betapa indahnya, seandainya mengerjakan ibadah shalat, khususnya melaksanakan shalat jumat bagi kaum lelaki adalah sebuah kebutuhan.

Anak-anak dengan kesadaran penuh akan berangkat ke mushala atau masjid dengan ringan kaki dan senang hati. Masya Allah, indah sekali.

Tidak akan ada lagi kalimat-kalimat pengingat bahwa sudah waktunya melaksanakan shalat. 
Kalimat pengingat biasanya di awal diucapkan dengan lemah lembut. Etapi, jika pengingat sudah mencapai ambang batas (khususnya kaum ibu, termasuk saya, hehehe), karena sudah diucapkan berkali-kali dan no respon, tidak menutup kemungkinan kalimat dengan nada tinggi (baca=bentakan, sodara-sodara) yang akan meluncur dari mulut ini. Bahkan kadang tangan ini begitu ringannya untuk mencubit! Astaghfirullah! 

Karena bisa jadi adzan atau bahkan khutbah jumat sudah terdengar. Sementara si anak santai-santai saja dan tidak segera berangkat ke masjid. Subhanallah!

Begitulah menanamkan sesuatu yang hukumnya wajib, yang jika tidak dilaksanakan hukumnya adalah dosa, tidak semudah membalikkan tangan. Cukup dengan doktrin, doktrin dan doktrin.

Anak-anak adalah makhluk hidup yang punya hati dan perasaan. Mereka bukan benda mati yang bisa dijejali dengan berbagai macam kewajiban yang kelak ketika mereka dewasa harus mereka kerjakan. Yup! Mereka harus dilatih.

Jangan Melarang Anak-anak Pergi ke Mushala atau Masjid


My beloved Ony, dok th. 2011

Bayangkan!
Seandainya mushala atau masjid terbebas dari anak-anak. 
Anda akan tenang dan nyaman beribadah bukan?

Tapi!
Kemana gerangan perginya anak-anak?
Kemana gerangan perginya mereka para penerus generasi islami kita? 
  • Apakah mereka sedang sibuk dengan gadget mereka masing-masing?
  • Apakah mereka sedang kongkow-kongkow dengan teman-temannya?
  • Dimanakah mereka?

Subhanallah!!!!

Itulah yang kita takutkan. Mushala dan masjid hanya berisi orang-orang tua saja. Tidak ada lagi generasi penerus yang akan mewarisinya.

Jangan sampai hal ini terjadi!

Para Jamaah orang tua seharusnya juga memahami keadaan ini. Jika kita berpikir hasil akhirnya kelak dan ini merupakan sebuah proses untuk menanamkan sebuah kewajiban sebagai seorang muslim laki-laki, sudah seharusnya kita sebagai orang tua memahaminya.

Yang sangat disayangkan adalah banyak yang berpikiran jika kita mengajak anak-anak ke masjid akan mengganggu orang beribadah. Padahal, sekali lagi, anak-anak harus diajari sejak kecil agar pada akhirnya terbiasa di saat mereka dewasa.

Ada sebuah hadist Nabi SAW sebagai berikut, 
      " Saat Rasulullah sujud dalam shalatnya, Hassan dan Hussain (cucu kembar nabi Muhammad SAW) menaiki punggung Beliau. Jika ada sahabat-sahabat yang ingin melarang, maka Rasulullah memberi isyarat untuk membiarkannya. Dan setelah selesai shalatnya Rasulullah memangku kedua cucunya itu."
(HR: Ibnu Khuzaimah)

Marilah selalu bersemangat dalam kebaikan.
Wassalamualaikum :)

*****

Friday 19 October 2018

Tersenyumlah Kepada yang Membencimu

Sumber: https://findicons.com/search/emoticon
Saat membaca judulnya saja sudah pasti Anda mengernyitkan dahi.
Tersenyum? Kepada yang membenci? Memang bisa??
Kalau dilogika jelas rasanya tidak mungkin. Harusnya kebaikan dibalas dengan kebaikan. Kejahatan ya harus dibalas dengan kejahatan. Baru adil itu namanya. Itu jika kita bicara dengan logika dan hawa nafsu. 

Bahkan saya pernah membaca suatu status yang bunyinya,"Lemparkan bunga kepada orang yang membencimu, tapi jangan lupa sekalian pot nya".  Jujur saya pengin ketawa membaca ini.

Lovers dan Haters

Biasalah, dalam kehidupan ini pasti ada lovers dan haters. Jumlah haters pasti lebih banyak daripada lovers. Sudah pasti itu.
Gak percaya?

Saya sangat yakin, bahwa semua agama pasti mengajarkan hendaknya kejahatan dibalas dengan kebaikan. Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan balas dendam. Kita harus bisa menahan hawa nafsu untuk tidak balas dendam, karena perbuatan balas dendam pasti dilarang oleh agama apa pun.

Mari kita renungkan kalimat di bawah ini:

Jika kebaikan dibalas dengan kebaikan, itu adalah suatu hal yang biasa.
Jika kejahatan dibalas dengan kebaikan, itu adalah perbuatan yang mulia. 
Jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, itu artinya adalah dendam. 


And remember!! 
Dendam termasuk perbuatan aniaya. Dan perbuatan aniaya sangat dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. 

Saya pernah mendapat kiriman audio di group WA (whatsapp) tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Yayat Ruhiyat yang berisi tentang sabar, syukur dan istiqomah. Ada sebuah kalimat yang paling saya sukai, padahal aslinya saya suka semuanya, yaitu: 
"Direndahkan tidak mungkin menjadi sampah. Disanjung tidak mungkin menjadi rembulan. Tidak perlu menjelaskan siapa dirimu. Orang yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan orang yang membencimu tidak percaya itu".
Beliau juga berpesan bahwa sebaiknya kejahatan dibalas dengan kebaikan, karena Allah SWT adalah Tuhan yang Mahabaik. Dengan melakukan kebaikan yang terus menerus maka kejahatan akan bosan dan pergi dengan sendirinya.

Hukum Timbal Balik

Hukum timbal balik adalah hukum alam. Ada yang menyebut hukum karma.

Artinya semua yang kita lakukan di dunia ini pasti berbalas. 
Jika kita melakukan kebaikan, maka balasannya adalah kebaikan. 
Begitu pun, jika kita melakukan kejahatan, maka balasannya adalah keburukan.

Sangat masuk akal dengan teori apa yang kita tanam, itulah yang kita petik.

Apa pun, energi negatif itu selalu menggiring kita ke arah yang tidak baik. Dan, percayalah bahwa sesuatu yang tidak baik itu pasti membuat hidup kita tidak tenang.

Jadi, kalau ada orang yang membenci kita, lebih baik kita tidak usah menanggapinya. Seperti pepatah Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Lho, memang siapa anjingnya. Upss :(

Yakinlah, apa yang mereka lakukan terhadap kita juga akan berbalas, layaknya hukum timbal balik tadi.

Jika Dinalar secara Spiritual

Secara spiritual, dimana kita harus selalu menumbuhkan sikap positif kepada siapa pun. Maka hendaknya kebaikan dibalas dengan kebaikan, dan kejahatan harus dibalas dengan kebaikan. 

Di dalam Al Qur'an Surah Al Araf: 199, disebutkan:

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” 

Lebih baik cuekin saja orang yang membenci kita. Tetap berbuat baik dan tentunya tetap tersenyum.


Siap kan untuk selalu tersenyum dan menebar kebaikan? Bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun. Bismillah, pasti bisa!!

Wassalam :)
*****

Wednesday 17 October 2018

Gampangnya Mengurus Kacamata Menggunakan Kartu BPJS

Ini cerita tentang mas Dani yang mengurus klaim kacamata menggunakan fasilitas BPJS (Badan Penyelanggara Jaminan Sosial). 

Berawal dari keluhan pusing-pusing dan lemas yang dirasakan oleh mas Dani beberapa waktu terakhir ini. Ketika di check lab hasilnya semuanya baik. "Ada thypus nya tapi sedikit sekali", kata bu Dokter. Alhasil, mas Dani harus bedrest selama kurang lebih 2 minggu.

Alhamdulillah mas Dani sudah masuk sekolah kembali. Tapi tetap mengeluh kepalanya pusing. Dan keluhan pusingnya ini terjadi kebanyakan saat sekolah.

Saya jadi ingat dulu waktu kelas 4 SD mas Dani pakai kacamata minus 0.25 kanan kiri. Tapi hanya dipakai kurang lebih satu tahun saja. Analisa saya bisa jadi kambuh lagi, mengingat tugas dan kegiatan sekolah yang begitu padatnya.

Akhirnya diputuskanlah untuk memeriksakan mata ke Optik. 
Tapi karena sudah punya kartu BPJS (sayang juga kalau gak pernah dipakai) dan biar ada pembelajaran untuk mas Dani mengurus birokrasi, maka mulailah pengurusan berkas-berkas yang diperlukan.

Semua ini dilakukan oleh mas Dani sendiri. Proud of you, Son :*

Berikut Langkah-langkah Mengurus Kacamata Menggunakan Kartu BPJS

Langkah 1

Datangi Faskes (Fasilitas Kesehatan) tingkat I untuk minta rujukan ke dokter spesialis mata. Nama faskes I sudah tertera di kartu BPJS.

Faskes tingkat I keluarga kami menggunakan Klinik Syafa Farma (dr. Nanik Azizah).

Ternyata mas Dani dirujuk ke dokter spesialis mata di Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung.

Langkah 2

Berbekal surat rujukan dari faskes tingkat 1 yang dilampiri fotokopi KTP dan KK, mendaftarlah ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Di Rumah Sakit ini, mungkin karena antrian di Poli Mata terlalu padat, maka baru datang yang ketiga kalinya mas Dani bisa dilayani.

Setelah diperiksa oleh dokter spesialis mata, mas Dani mendapat surat rujukan ke Optik yang berisi hasil cek mata menggunakan alat tes mata. 

Langkah 3

Langsung datangi Optik yang melayani kartu BPJS.

Tidak perlu ke Kantor BPJS, karena yang akan mengurus ke Kantor BPJS adalah petugas optiknya.

Saat ke Optik rencananya saya mendampingi Mas Dani, karena berkaitan dengan pemilihan frame yang cocok, dan tentu saja besaran dana yang harus dikeluarkan. Ternyata mas Dani malah sudah langsung ngurus kacamatanya ke Optik. 

Akhirnya Optik Internasional yang berlokasi di Jl. Basuki Rahmat Tulungagung yang menjadi pilihannya.

Sampai di Optik Internasional, tibalah saatnya memilih kacamata. Biasanya di Optik diperiksa ulang untuk hasil yang lebih akurat. Setelah diperiksa ulang, baru memilih kacamata sesuai dengan selera dan jangan lupa sesuai dengan kantong. Tapi karena menggunakan kartu BPJS kita tidak membayar full harga kacamata, melainkan dipotong subsidi dari BPJS.

Berikut daftar subsidi BPJS untuk pembelian kacamata :
BPJS Kelas 1, subsidi Rp. 300.000,-
BPJS Kelas 2, subsidi Rp. 200.000,-
BPJS Kelas 3, subsidi Rp. 150.000,-
Akhirnya, Kacamatanya Sudah Jadi

Proses pembuatan kacamata dan pengurusan klaim subsidi kacamata oleh petugas Optik Internasional ke BPJS tidak lama. Keesokan harinya ternyata malah sudah beres. Jempol 4 untuk layanannya :D

Akhirnya, mas Dani pakai kacamata juga. 
Semoga tidak pusing-pusing lagi ya Mas, aamiin.

Kacamata baru nih. Kiri minus 0.25 silinder 0.5. Kanan minus 0.25 silinder 0.75.
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengurusan kacamata ini. Ternyata memang mengurus kacamata menggunakan BPJS CEPAT dan gak pakai ribet!
*****

Thursday 11 October 2018

Di Saat Semua Terasa Salah dan Tidak Pada Tempatnya

When everything feels go wrong.

Sumber: https://pixabay.com/id/stres-relaksasi-bersantai-kata-391657/
Pernahkah merasakan dalam satu hari semua terasa salah?
Semua terjadi tidak pada tempatnya?
Semua tidak berjalan seperti yang kita inginkan?
Sehingga hampir semua hal membuat kita marah.

Rasanya sampai pengen nangis saja. Padahal di hari-hari biasa, hal seperti itu juga terjadi dan terasa biasa-biasa saja. 
Mengapa sekarang menjadi luar biasa?

Semua mungkin saja terjadi karena emosi kita sedang tidak stabil, bisa karena PMS (Pre Menstrual Syndrome) atau sedang ada banyak masalah, sehingga semua-mua terasa salah di mata kita. Ingat di mata kita saat itu, karena menurut orang normal hal tersebut biasa-biasa saja, hehehe.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

1. Biarkan semua berjalan seperti apa adanya.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengakui bahwa semua telah terjadi, dan yang salah memang salah.

Sebagai contoh, jika laptop anda rusak, yang harus anda lakukan pertama kali adalah mengakui kalau laptop anda rusak.

Niscaya hal ini sudah mengurangi satu beban yang ada di dada.

2. Banyak beristighfar (bagi yang beragama Islam tentunya), mohon ampun kepada Allah.
Dari segi mental beban akan sedikit berkurang dan perasaan lebih tenang. 

3. Menangis
Jika dirasa menangis bisa sedikit melegakan, menangislah. Tidak perlu malu. Menangis adalah sesuatu yang sangat wajar untuk melegakan sesuatu beban. 

4. Lakukan sesuatu yang menyenangkan.
Lakukan hobi kesukaan, gunakan me time sebaik-baiknya, seperti berenang, ke salon, jalan-jalan, mendengarkan musik atau lagu kesayangan, atau nonton.

5. Makan makanan kesukaan.
Biasanya makan coklat cenderung menenangkan, karena di dalam coklat mengandung zat yang bersifat membuat relaks. Atau minum coklat panas, hmmm pasti sangat menenangkan. 

Tapi ada lho yang ndak suka coklat. Monggo lah terserah panjenengan mau makan apa. Yang penting bukan makanan yang beracun.

6. Jalani semuanya dengan rasa ikhlas, tidak usah terlalu uring-uringan.
Karena ketidakberesan juga pasti akan segera berakhir. Yakin saja semua ketidakberesan pasti akan berlalu.

Itulah sedikit tips dari saya untuk membuat hati nyaman tenteram damai bebas dari kegalauan karena faktor emosi yang sedang tidak stabil.

Tetap semangat Kawans :)
*****