Wednesday, 14 May 2014

Cinta Tak Bersyarat, Itulah Kasih Ibu

Di umurnya yang menginjak 63 tahun ini, terlihat guratan-guratan halus di wajahnya. Meskipun tidak banyak uban menghiasi rambutnya , tetapi fisik beliau gampang sekali lemah. mungkin karena usia yang sudah memakan waktu. Sakit batuk saja sembuhnya bisa berhari-hari. Ya, itulah ibuku, seorang wanita yang sederhana, tanpa pamrih, pendiam, nrimo (pasrah) , gemi (hemat), setiti (teliti).

Acara Sungkeman
Ibuku adalah seorang pensiunan guru SD. Beliau purna tugas saat berusia 60 tahun, tepatnya tahun 2011 kemarin. Beliau lahir tanggal 17 Agustus, bangga ya bisa berultah bareng hari kemerdekaan Indonesia. Tapi jujur sampai sekarang ibuku belum pernah dapat hadiah apapun berkaitan dengan tanggal lahirnya.

Ibuku adalah sosok sederhana yang ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Dengan segala keterbatasannya, Ibu bertekad kami semua harus menjadi sarjana. Kata Ibu, "Ibu tidak bisa memberikan bekal dalam bentuk harta, tapi Ibu hanya bisa membekali kalian dengan ilmu."
Benar memang kata Ibu, harta bisa habis tetapi ilmu yang manfaat akan berkah di dunia dan akhirat.

Aku ingat sekali saat aku kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya, ibuku mengerjakan usaha sambilan menerima pesanan kue selain profesinya sebagai guru SD tetap dijalaninya dengan baik. Padahal Bapakku juga seorang PNS yang bekerja di Dinas Pekerjaan Umum. Mungkin gaji PNS pada saat itu tidak sebesar gaji PNS pada masa sekarang. Sehingga Ibu masih harus mencari tambahan sana-sini agar anak-anaknya bisa mengenyam bangku kuliahan. Alhamdulillah 2 tahun sebelum pensiun Ibuku sudah lulus sertifikasi.

Sejak kecil memang aku tidak begitu dekat dengan ibuku. Meskipun kami tinggal serumah jarang sekali aku ngobrol dengan beliau. Hal ini disebabkan ibuku memang sosok pendiam. Ibuku jarang sekali bicara, bahkan di lingkungan tempat mengajarnyapun ibuku terkenal sangat pendiam. Tetapi anehnya sifat ini tidak menurun kepadaku, karena aku cenderung cerewet dan ceplas-ceplos. Ah, tapi kadang-kadang aku juga pendiam kok, di foto, hahaha. Karena sifat pendiamnya itulah ibuku jadi sedikit tertutup. Tapi ya itulah sisi lain dari ibuku, akhirnya akupun memahami kalau memang itu sudah menjadi karakter ibuku dan sulit untuk diubah.

Hal yang paling berkesan dan selalu kuingat adalah kehadiran ibuku saat aku melahirkan. Setiap Ibu mendengar kabar aku melahirkan, ibuku selalu hadir di sisiku. Padahal domisili-ku selalu di luar kota bahkan ketika kami masih tinggal di luar pulau. Pernah ibuku datang masih mengenakan seragam mengajarnya, padahal jarak rumahku dan rumah ibuku harus ditempuh dengan bus selama 3-4 jam. Saat di meja tindakan aku selalu ingat ibuku, betapa beliau dulu juga merasakan sakit seperti yang aku rasakan saat mau melahirkan. Yang terucap dari mulutku hanya kalimat istighfar dan kata-kata, "Ibu, maafkan aku yang sering membuatmu sedih." Apalagi menurut cerita nenekku, aku dulu dilahirkan saat bencana banjir. 

Sekarang ibuku tinggal menikmati masa tuanya dan masih menunggu waiting list naik haji tahun 2019, insyaAllah. Sampai setua ini beliau tetap pendiam. Dan di dalam diamnya tersimpan cinta yang sangat luar biasa kepada suami, anak cucu, dan keluarganya. Dari Ibu aku belajar bahwa terkadang ada sesuatu yang tidak perlu diucapkan. Aku belajar lebih baik memberi daripada meminta. Aku juga belajar ikhlas dan sabar, karena kelak rencana Allah-lah yang paling indah.

Terimakasih Ibu, Engkaulah CINTA MONUMENTALKU, karena cintamu tanpa syarat. Semoga Kau selalu diberi kesehatan, umur panjang, kebahagiaan, dan kedamaian di masa tuamu ini. Maafkan kami anak-anak Ibu yang belum bisa sepenuhnya membahagiakan Ibu. Tapi kami selalu berdoa untuk Ibu. We love you, Ibu :*
***
Jumlah kata: 538

14 comments:

  1. Terima kasih sdh berpartisipasi di GA kami, mbak Ninik... Oya, jangan lupa cermati persyaratan kategori tulisan ya... Salam Cimoners. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak Mechta, link-nya sudah saya perbaiki, tadi gak tahu kenapa error.
      Semoga berkenan :)

      Delete
    2. Jml kata nya sdh di cek lagi, mbak? :)

      Delete
    3. Sampun mbak Mechta, 538 kata
      Syaratnya 500-700 kata :)

      Delete
  2. wah ibunya lahir tepat di hari kemerdekaan RI rupanya, kalau aku sehari setelahnya hehe.. sukses buat GA nya ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. sangat spesial ya mbak, diperingati setiap tahun sama seluruh rakyat Indonesia...Merdeka!
      hihihi
      wah berarti bentar lagi ultah dong mbak Susan? moga2 ada yg spesial yaa...
      makasih sudah berkunjung :)

      Delete
  3. hanya memberi tak harap kembali, bagai sanga surya menyinari dunia *eh malah nyanyi :) sukse GA nya mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wangsitnya emang dari lagu itu Mak...hihi
      makasih ya Mak :)

      Delete
  4. So touching.....Hik! jadi inget alm.Ibu saya. Berbahagialah yang masih memiliki. Tawaran syurga ada dihadapan setiap saat. semoga sukses yaa...:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mak....kasih ibu tiada duanya...
      semoga Ibunda tenang disana ya Mak, Aamiin yaa Robb...

      makasihhh Mak... Semangattt teruss!

      Delete
  5. Ibu..sumber cinta untuk kita semua..
    makasih sudah ikutan lomba kami...salam Cimoners et bon chance :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih kunjungannya bu Juri....semoga dimenangin yaa... hihi *ngarepppp*
      Salam Cimoners....sukses selalu :)

      Delete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.