Saturday, 5 July 2014

(Belajar) Berpuasa Yuk

Puji syukur kepada Allah SWT masih dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan di tahun 2014 ini, tepatnya Ramadhan 1435H. Selalu saja ada cerita menarik saat menjalankan ibadah puasa di bulan suci yang penuh berkah ini. Teman-temanpun pasti punya cerita menarik ya, mulai dari yang lucu, menggemaskan, menyedihkan, bahkan mengharukan.

Masih melekat di ingatan saya ketika saya masih kecil dan masih belajar berpuasa, saya sering mengumpulkan makanan di siang hari lalu menyimpannya di lemari. Padahal saat berbuka, makanan itu hanya dimakan sedikit atau bahkan tidak termakan sama sekali. Saking banyaknya yang disimpan kali ya. Jadi ketahuan hobinya makan ini. *sigh* Yang gak kalah bikin gemes, begitu masuk pertengahan hari dan mulai terasa lapar bin haus mulailah aksi merengek dan merayu Ibu untuk sekedar minum  atau sekalian berbuka jika diperbolehkan.

Ya namanya juga anak-anak yang masih belajar berpuasa, tentu saja banyak sekali godaan selama seharian untuk tidak makan minum. Apalagi aktifitas anak-anak bermain kadang suka berlebihan. Maka tidak heran jika anak mulai rewel karena kehausan dan minta minum alias jadi batal deh puasanya.

Masih teringat tahun-tahun kemarin ketika anak-anak saya masih berlatih berpuasa. Betapa hebohnya saat makan sahur. Yang paling sulit adalah membangunkan mereka tidur, apalagi kalau mereka tidurnya agak kemalaman, waduh! bisa bikin panik antara membangunkan anak, menggiring mereka ke meja makan, ada yang minta disuap, sampai mengurus diri sendiri untuk makan sahur berpacu dengan waktu agar tidak keburu imsak. Kerjasama ayah dan ibu sangat diperlukan dalam hal ini. Disini saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada suami saya atas kerjasamanya selama ini. "Makasih Papa *big hug*, kita adalah team."

Sekarang anak-anak sudah lumayan besar, meskipun yang paling kecil baru berusia 7 tahun, kegiatan belajar berpuasa kali ini terasa aman-aman saja. Semoga selama sebulan ini tidak ada rintangan berarti, semoga berjalan lancar sesuai rencana, aamiin.

Berikut ini cuplikan pengalaman dan cerita belajar berpuasa salah satu anak saya, tidak ada maksud apa-apa, sekedar share siapa tahu ada pengalaman kami yang bisa diambil manfaatnya. Sebenarnya mau bercerita tentang ketiganya, karena punya 3 anak juga punya 3 cerita unik dimana masing-masing anak mempunyai karakter sendiri-sendiri. Tapi yang nomor 1 saja dulu ya, besok berlanjut yang nomor 2 dan 3.

*****
Mas Dani (Syadza Akhdani Pancardi), 13 tahun
Melatih mas Dani berpuasa hampir tidak ada kendala sama sekali, karena dia cenderung penurut. Mulai belajar berpuasa sejak sekolah di playgroup (3.5 tahun). Latihan berpuasanya adalah dengan cara tidak membawa minum dan bekal selama di sekolah, berbukanya jika sudah pulang dan sudah sampai rumah.
Kerjasama dengan guru di sekolahnya sangat diperlukan, sehingga anak terkondisikan sekarang waktunya berpuasa, jadi gak boleh makan dan minum di sekolah, nanti bukanya sampai di rumah.

Di usia 4.5 tahun (TK A), sudah belajar puasa setengah hari berhadiah. Berbuka saat waktu dhuhur, kemudian dilanjutkan berpuasa lagi sampai maghrib. Seperti anak-anak pada umumnya, kadang merengek minta minum karena melihat adiknya yang masih berusia 3 tahun makan minum di depannya. "Enak banget, adik gak puasa," katanya. Tapi secara keseluruhan hampir tidak ada kendala. Biasanya untuk membujuk saya suruh main, nonton tv, atau tidur. Dan sebagai penyemangat kami beri hadiah tambahan uang saku. Setelah berbuka puasa biasanya mas Dani melingkari angka di kalender sebagai tanda dia sudah menyelesaikan (latihan) puasanya pada hari itu. Kalau puasanya batal hari itu berarti tidak ada hadiah. Hadiah uang akan diberikan saat malam takbiran. Seneng banget dapat hadiah saat berakhirnya bulan Ramadhan. Tapi tetap dengan catatan, puasa berhadiah ini hanya sampai kelas 4sd, kelas 5sd sudah berpuasa dengan kesadaran.

Selama 2 tahun (TK A dan TK B) latihan puasa setengah hari memang akhirnya tidak bisa penuh 1 bulan, karena tiba-tiba ada kondisi yang menurut saya mas Dani sudah dehidrasi karena terlalu banyak main yang mengharuskan mas Dani segera minum. Atau tiba-tiba kondisi kesehatannya menurun. Saat-saat seperti inilah kita harus benar-benar jeli melihat kondisi anak kita.

Saat masuk kelas 1sd, sebenarnya target kami mas Dani masih berpuasa setengah hari saja. Tapi ternyata semangatnya besar sekali. Sehingga hadiah kami naikkan. Puasa setengah hari, puasa sampai ashar, dan puasa sampai maghrib mempunyai hadiah yang berbeda. Hal ini membuat mas Dani tambah bersemangat saja. Sehingga waktu kelas 1sd puasanya 75% sudah puasa penuh sampai maghrib.

Perkembangan yang bagus setiap tahunnya, setiap Ramadhan selalu mengalami peningkatan. Kendala-kendala kecil seperti mengeluh haus saat siang hari adalah suatu hal yang biasa. Kuncinya sebenarnya terletak pada kita sebagai orangtua, tinggal kita bilang YA atau TIDAK. Kadang-kadang ada anak yang mencari sisi kelemahan kita, mungkin mereka berpikir jika merengek terus menerus akan membuat kita menjadi ragu-ragu dan timbul rasa kasihan yang menyebabkan runtuhnya ketegasan kita. Disinilah ketegasan kita diuji. Lihat benar-benar kondisi anak apakah benar-benar mengalami dehidrasi atau tidak, jika sekedar rengekan saja kita bisa mengalihkan perhatian mereka. Karena ada anak yang merengek bilang lapar hanya gara-gara mau makan permen/biskuit kesukaannya. Setelah permen/biskuitnya habis ya sudah.
Hendaknya kita sebagai orangtua tidak goyah dengan rengekan-rengekan karena keinginan sesaat seperti ini. Semua ini kita lakukan justru karena kita sayang sama anak dan ingin melatih mereka berdisiplin sehingga kelak jika sudah saatnya, anak-anak kita akan berpuasa sesuai dengan kesadarannya dan bisa berdisiplin menjaga hawa nafsunya.

Alhamdulillah mulai kelas 5sd mas Dani sudah berpuasa penuh sampai maghrib tanpa iming-iming hadiah lagi. Sekarang sudah kelas 7smp dan sudah tidak ada rengekan-rengekan meminta berbuka puasa lagi. "Semoga kamu selalu sehat ya Nak, dan puasamu semakin berkualitas dengan tidak hanya berdisiplin menahan hawa nafsu makan, minum dan amarah saja, tetapi juga mengisi waktu berpuasa dengan amalan-amalan yang akan menambah pahala dan menambah nilai puasamu di mata Allah. Aamiin yaa Rabb."
*****

Satu lagi, hendaklah kita jujur kepada anak.
Ada saatnya saya sebagai perempuan tidak berpuasa karena datang bulan. Dalam kondisi ini saya tidak pernah menutup-nutupi dengan berpura-pura puasa. Saya tetap bilang ke anak-anak saya tidak berpuasa karena sedang menstruasi/datang bulan. Untuk anak yang masih kecil biasanya saya bilang, "Mama sedang sakit perut." Malah anak saya nomor 2 nyeletuk sambil memegangi perutnya, "Ony juga sakit perut Ma, berarti  Ony gak usah puasa aja ya Ma?" Saya jawab (sambil menahan geli), "Ini beda, bukan sakit perut biasa, tapi di dalam perutnya berdarah, dan ini hanya untuk cewek aja." "Oooh", anak saya manggut-manggut tanda paham sesuai dengan tingkatan umurnya pada saat itu.

Inilah sekelumit cerita saya tentang anak sulung saya yang belajar berpuasa. Semoga bermanfaat.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, mohon maaf lahir batin :)















4 comments:

  1. Duh...jadi inget lagi masa anak-anak saya kecil dulu...Nice Post!
    Btw, saya mengucapkan Selamat menikmati Hari Raya Ya,
    Taqabalallahu minna wa minkum, Taqabbal Ya kariim...Shiyamana wa shiyaamakum
    Semoga kita diberi kesempatan lagi ber-ramadhan di masa datang...Salam :

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mbak, pengalaman yang indah... seneng rasanya ketika melihat anak2 berhasil belajar puasanya...haru, bangga, bersyukur...semua jadi satu, hehe
      Sama2 Mbak, mohon dimaafkan segala khilaf ya Mbak, Aamiin aamiin yaa Rabbal alaamiin :)

      Delete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.