Sumber: disini |
Kejadian seperti gambar di atas pernah aku alami lho, cuma gak sebegitunya, masak kembalian permen bisa untuk beli minyak goreng sama telur :p
Ceritanya begini, tujuhbelas tahun silam, ketika saya masih single dan masih menjadi seorang wanita bekerja kantoran, karena rutinitas pekerjaan yang saya jalani dari Senin sampai Sabtu, Minggu pun terkadang masuk, membuat saya kadang-kadang stress (baca= butuh sedikit refreshing). Karena saya tinggal di Bali (saat itu) biasanya refreshingnya adalah pergi ke tempat-tempat wisata yang belum pernah saya kunjungi, seperti ke Sanur, Kuta, Sukawati, Kintamani, Besakih, Nusa Dua, sesekali ke Singaraja atau Bedugul, itupun bareng teman-teman kantor, karena saya di sana adalah perantau dan tidak punya komunitas lain selain teman kantor. Yah, agak kuper-kuper gitu.
Tapi untuk acara me time, saya memilih untuk sekedar nonton televisi saja di kos, atau memilih jalan-jalan di seputaran kota Denpasar. Aktifitas yang paling sering saya lakukan adalah ngemall. Tempat yang saya pilih adalah Matahari, Ramayana, atau sekedar belanja di Tiara Dewata. Saya jalan-jalannya hanya sendirian lho, maklum belum punya pacar, hehe. Kadang-kadang bareng teman kantor juga sih, teman cewek, cuma seringnya ya jalan sendirian. Biasanya saya hanya berkeliling dan melihat-lihat saja, entah itu baju, tas, kaset (kaset yang masih pakai pita yang digulung ituh :p, kelihatan banget jadulnya), atau barang-barang lainnya. Dan biasanya pula, pasti ada aja barang yang kebeli, maklum pada saat itu saya masih sendiri dan belum begitu banyak anggaran. Beda dengan kondisi sekarang, semua anggaran harus sudah mulai ditata di awal bulan biar tidak defisit di akhir bulan. Persis sama konsep hidupnya Mak Irits (peace ya Mak). Sekalian curhat ini, hihihi.
Lanjut yaa ceritanya...
Tempat belanja favorit saya ya di Tiara Dewata itu. Tiara Dewata adalah nama sebuah supermarket dan department store yang dilengkapi sarana mainan dan pujasera yang lengkap dan berlokasi di Denpasar. Konon pemiliknya berasal dari Malang, Jawa Timur. Di sini, setiap kita belanja selalu mendapat reward berupa poin untuk pembelanjaan dengan kelipatan nominal tertentu, yang nantinya poin-poin itu bisa ditukar dengan hadiah-hadiah yang menarik, mulai dari peralatan dapur plastik yang sederhana sampai barang elektronik seperti kipas angin, vcd, televisi, mesin cuci, sampai microwave. Yang unik, setiap kembalian recehan kadang diganti dengan permen, tapi bukan permen sembarangan lho, permennya khas yaitu permen jeruk yang di dalamnya seperti ada busanya yang rasanya asem-asem enak. Kalau gak salah saat itu dihargai Rp.100,- per bijinya.
Suatu saat saya sedang belanja, dan saya dapat kembalian beberapa buah permen. Karena sekalian ngirit ongkos, saya makan di lokasi pujaseranya. Saat saya membayar ternyata hanya kurang beberapa ribu rupiah saja, sayang kalau ngeluarin uang besar, dengan iseng saya ngomong sama mbak kasirnya, "boleh gak dibayar dengan permen kembalian? kan dapetnya juga dari belanja di sini". Swear! Saya tadi sebenarnya hanya iseng saja, karena menurut perkiraan saya pasti gak boleh bayar pakai permen. Eh, di luar dugaan, ternyata mbak kasir menjawab, "iya, gak papa Mbak, nanti tinggal dihitung aja permennya ada berapa biji". Akhirnya untuk melengkapi pembayaran saya, saya tinggal mengeluarkan permen-permen kembalian yang ada di tas saya. Ternyata permen kembalian bisa juga dipakai untuk belanja lagi. Dan akhirnya sayapun melakukannya lagi beberapa kali dalam kesempatan berikutnya.
Itulah sekelumit cerita saya tentang permen kembalian yang ternyata bisa dipakai belanja lagi. Saya kurang tahu persis apakah di tempat lain juga memberlakukan hal yang sama seperti yang saya alami di Tiara Dewata, Denpasar, Bali ini. Yang saya tahu mah, kembalian yang nominalnya di bawah Rp.500,- biasanya tanpa konfirmasi kepada pembeli langsung diganti permen, atau ada swalayan yang mengonfirmasikan untuk disumbangkan ke yayasan. Menurut saya sebagai Mak Irits, alangkah bijaksananya jika kembalian di bawah Rp.500,- tetap diberikan uang receh, toh kalau untuk urusan menyumbang ke yayasan kita juga pasti sudah punya kebijaksanaan dan cara sendiri.
*****
*****
xixixi...baru ketemu lagi nama "Puja Sera", jadi kelempar lagi ke masa lalu. Semoga juara ya Mak...:)
ReplyDeleteeaaaa Mak, jaman sekarang namanya mah "food court" atuh...
Deletemakasih Mak
hehehe....ibu-ibu mah pasti jengkel ya, kembaliannya dikasih permen...ya udah sini deh permennya buat saya ajah...:D
ReplyDeleteati-ati sakit gigi lho.... heheh
Deletesekarang memang sudah lumrah kalau kembalian itu ditukar dengan perment dan sejenis nya, soalnya uang 100 rupiah nilainya sudah kecil sekali :D
ReplyDeleteiya Mbak, tapi harus tetep dengan konfirmasi dulu ke pembeli :)
Deletehihihi...ketawa dulu ah. btw si mbak kasir digajinya pk permen jg kali ya...
ReplyDeletehihihi...gubrak :p kasihan dong kalau gajinya juga permen...
DeleteEl..Lho baru ketemu nih belanja pake permen, sejenis barter gitu ya..
ReplyDeletemungkin karena belanjanya di tempat yang sama, jadi boleh dibayar pake permen kembalian :)
Deletemungkin karena belanjanya di tempat yang sama, jadi boleh dibayar pake permen kembalian :)
Deletehadaaahhhh ada ada aja ya di indonesia, ada juga nggak ya di negara tetangga xixixixi,....belanja kembaliannya permen. saya juga sering ngalamin mbak kalau belanja kembaliannya di kasih permen, tapi belum pernah sih bayar kekurangan belanja dengan permen bisa di praktekin nih hihi...
ReplyDeleteSetahu saya juga hanya ada di Tiara Dewata, Bali ini saja.....hehehe
Deletewkwkw wah saya juga pernah mengalaminya bu hehe
ReplyDeleteohya? toss dong .... hehe
ReplyDeleteOwalah...ada toh kasir yang mau dibayar pake permen... tapi saya suka sih begitu, itu artinya si kasir tadi tau diri. Iya, dong, kalau dia sdh berani ngasih kembalian pake permen, harusnya dia juga menerima kalau ada konsumen yang bayar pake permen, apalagi permennya dapet dari dia juga, hihihi....... ada -ada saja ceritanya, Mak.
ReplyDeletemungkin dari pihak manajemen memang memberlakukan hal itu, Mak... bisa jadi permennya memang dihargai juga...hihihi aneh tapi nyata kan Mak.... :D
Deletedisini hampir smuanya kembalian permen,2000 kembalian permen,jd sekarang kl kembalian permen q tolak,permennya g ada yg makan soalnya
ReplyDeletewah kembalian 2000 dikasih permen semua...itu supermarket mau jualan permen kali ya, Mbak :D
Deletesemoga menang GA nya ya mak :D sekarang modusnya bukan permen, mak. tapi kalo ada kembalian yg receh selalu : " kembaliannya mau disumbangkan ?" (>,<)
ReplyDeletemakasih Mak :)
Deleteiya, mau gak mau harus mau...rela gak rela ya harus rela...hehe
Mbaa aku juga dulu pernah tinggal di Denpasar, dan lumayan sering ke Tiara Dewata ituuh. Berarti pujaseranya itu fair banget yak, ngasih kembalian permen tapi mau juga dibayar pake permen, langka tuuh. Makasih udah ikut GA Mak Irits yaa. TERDAFTAR :)
ReplyDeletewah jadi kangen ke Tiara Dewata ya Mbak....hehehe
Deletemakasih mbak Rahmi, sukses yaa acara GA-nya :)
Baru tau kalau di Tiara Dewata nerima uang permen
ReplyDeleteini kejadian nyata Mbak, dan yang pasti permennya gak boleh sembarangan, harus permen kembalian dari Tiara Dewata juga :)
DeleteMANTAP GAN ARTIKELNYA
ReplyDelete