Sunday 6 July 2014

Kesenian Tradisional Reog Kendang Khas Tulungagung Jawa Timur

Reog Kendang Khas Tulungagung
Di pertengahan bulan Juni 2014 kemarin saya menghadiri acara purnawiyata kelas 6sd di sekolah anakku yang nomor 2. Sebenarnya sih saya tidak dapat undangan, tetapi saya ikut menghadiri acara tersebut karena 2 hal. Yang pertama saya mengantar ibu saya, karena beliau adalah mantan guru senior di sekolah tersebut dan minta ditemani *modus*, yang kedua karena anak saya yang nomor 2 (Ony) ikut tampil bersama teman-temannya yang naik kelas 5 tahun ini menampilkan tarian tradisional Reog Bujang Ganong. (nati akan saya bahas di pos tersendiri)

Saya tertarik dengan tampilan Reog Kendang yang disajikan oleh anak-anak perempuan kelas 5. Tarian ini ditampilkan berkelompok yang terdiri dari 6 orang wanita yang masing-masing membawa kendang. Mereka menari sangat energik dengan diiringi gamelan dan nyanyian-nyanyian. Saya lihat di belakang ada beberapa anak yang bertugas menabuh gamelan dan sebagian lagi menyanyikan lagu-lagu jawa. Selain gong dan kenong, ada pula terompet yang suaranya khas ikut mengiringi tarian ini. Paduan alat musik, suara penyanyi dan gendang yang ditabuh oleh para penari tadi menciptakan alunan ritmis yang bergairah ketika kita menikmatinya. 

Reog kendang ini ternyata adalah kesenian khas daerah Tulungagung. Tarian ini menggambarkan arak-arakan prajurit Kedirilaya yang mengiringi Ratu Kilisuci dalam rangka menemui Jathasura yang bertempat di Gunung Kelud. Ratu Kilisuci yang sebenarnya sedang memperdaya Jathasura bahwa sebenarnya dia menolak lamaran secara halus dengan menyampaikan beberapa syarat berat yang harus dipenuhi Jathasura. Ternyata Jathasura bisa memenuhi syarat yang berat tersebut. Akhirnya dibuatlah boneka yang mirip dirinya yang kemudian diarak ke Gunung Kelud dengan maksud memeriksa sejauh mana syarat yang diajukannya sudah dikerjakan oleh Jathasura. Ketika arak-arakan sampai di sebuah sumur bandung yaitu sumur yang sangat dalam dan berbentuk kawah yang terletak di puncak Gunung Kelud (sumur ini termasuk sumur yang harus dibuat Jathasura sebagai syarat mempersunting Ratu Kilisuci) jatuhlah (boneka) Ratu Kilisuci ke dalam kawah tersebut. Pura-pura para prajurit panik karena ratu mereka masuk ke dalam kawah tersebut. Akhirnya karena Jathasura menganggap yang jatuh ke dalam kawah tadi adalah Ratu Kilisuci yang sebenarnya, serta merta tanpa pikir panjang dia ikut masuk kawah itu juga karena ingin menyelamatkan calon pengantin tercinta. Setelah masuk kawah dengan sigap prajurit Kedirilaya menimbunnya dengan batu-batuan besar. Hmmm kisah yang tragis ya :(
Cerita tentang Ratu Kilisuci dan Jathasura ini bisa dibaca secara lengkap disini. Dalam tarian yang sangat energik ini menggambarkan betapa berat dan sulit perjalanan yang mereka tempuh dengan membawa perbekalan yang berat dan kondisi jalan yang naik turun, menaiki gunung dan menuruni lembah yang curam, dan mengelilingi kawah tadi. Dengan gerakan melenggak-lenggok dan terkadang terseok-seok juga terbungkuk-bungkuk sebagai simbol membawa beban yang sangat berat. Juga gerakan seperti melongok ke dalam sumur sambil terus menabuh gendang dengan ritme monoton yang terasa magis.

Gerakan tari Reog Kendang yang energik
Tarian ini diakhiri dengan gerakan sukacita merayakan kemenangan gemilang prajurit Kedirilaya yang sudah berhasil menimbun Jathasura.

Itulah sekelumit cerilta tentang tarian khas Reog Kendang khas Kabupaten Tulungagung yang harus dilestarikan. Mari kita cintai kebudayaan negeri sendiri. 
*****
Sumber:
http://jawatimuran.wordpress.com/2012/08/23/reog-panaraga-versi-jathasura-kilisuci-bujanggalelana-dan-kelana-candrakirana/
http://st-kembangsore.blogspot.com/2011/12/reog-kendang-seni-budaya-khas.html







8 comments:

  1. Seneng yaa...hari gini masih ketemu kesenian begini :) semoga tetap lestari...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa Mak...kalau gak anak2 kita, siapa lagi yang harus melestarikan kebudayaan kita...

      Delete
  2. baru tau nih mak ada reog kendang,sy tau'y reog ponorogo :),seru kaya'y klo nonton langsung...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ponorogo sama Tulungagung hanya dibatasi 1 Kabupaten, Mak..
      Kisah legendanya ada yang masih berhubungan...
      Nonton pertunjukan seperti ini selalu seru, Mak... karena sudah jarang banget ditampilkan..
      Makasih ya Mak :)

      Delete
  3. Reog kendang sama Ponorogo, ada prbedaannya gk ya kk?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo reog kendang ini penarinya sambil membawa kendang, dan hak ciptanya sudah dikantongi oleh pemerintah kabupaten Tulungagung.
      Kalo reog Ponorogo ada simbol kepala harimaunya :)
      Ini dari referensi yg saya baca

      Delete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.