Monday 22 September 2014

Kebo Nusu Gudel


"Kebo nusu gudel"
(Kerbau menyusu kepada anaknya)
yang artinya
Wong tuwa njaluk wuruk marang wong enom
(Orangtua yang belajar kepada anaknya)
(Orang tua yang belajar kepada anak muda)
(Seorang guru yang belajar kepada muridnya)
Keterangan: gudel = nama anak kerbau dalam bahasa Jawa


3 tangan kecil itu adalah tangan anak-anak saya,
dari merekalah saya banyak belajar

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya anak mudalah yang harus belajar kepada orang tua, bisa orangtua (bapak/ibu) kita atau orang yang usianya lebih tua dari kita. Karena orang tua terlahir lebih dahulu dan sudah merasakan asam garamnya kehidupan, lebih banyak punya pengalaman, maka sudah seharusnya jika orang tua adalah suri tauladan yang baik bagi anak muda. Biasanya apapun yang diucapkan dan dilakukan oleh orang tua akan selalu dianggap benar. Dalam menyampaikan pendapat pun biasanya pendapat orang tualah yang selalu dianggap benar, sedangkan pendapat anak muda dianggap pendapat anak kemarin sore yang belum berpengalaman.

Tapi jangan dilupakan satu hal, orang tua juga manusia. Sudah menjadi kodrat manusia, mereka adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari khilaf dan alfa. Orang tua memang lebih berpengalaman, namun tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua tidak selamanya benar. Begitu pun dengan anak muda, tidak selamanya pendapatnya tidak dihargai.

Di era demokrasi ini, sebaiknya sejak dini anak muda sudah dididik untuk bisa menyampaikan pendapatnya, agar ketika dewasa bisa menjadi pribadi yang lebih terbuka, pribadi yang bisa berkomunikasi dengan baik. Betapa damainya dunia ini jika jalur diplomasi lah yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, dimana semua pihak bisa menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendaknya. Kesepakatan yang bisa diterima dengan lapang dada, dan semua pihak bersedia menjalankan hasil mufakat dengan ikhlas dan bertanggungjawab.

Sebenarnya, jika kita mau lebih membuka hati, belajar itu bisa dari siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tidak harus selalu yang muda dianggap "anak bawang" yang tidak tahu apa-apa. Padahal bisa jadi banyak ide cemerlang yang berasal dari anak muda. Begitupun dengan orangtua, tidak selamanya orangtua harus memaksakan kehendaknya kepada anaknya. Karena anak itu hanya titipan Tuhan, dimana kita tidak bisa membentuknya dengan sebuah paksaan. Kita sebagai orangtua hanya bisa mendidik dengan baik, kemudian memberikan arahan yang baik, dan memberikan contoh yang baik, selebihnya biarlah Tuhan yang bekerja.

Di keluarga kecil kami contohnya, saya dan suami banyak sekali mengambil hikmah dengan belajar dari anak-anak kami. Begitu banyak pelajaran hidup yang kami dapat dengan lahirnya anak-anak kami. Pada saat ada kesempatan mengobrol dengan anak-anak, kami menekankan bahwa kami sebagai orangtua akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-anak sesuai kemampuan kami. Kami akan memberikan contoh yang baik, tetapi jika ada yang jelek mohon jangan ditiru. Kami hanya manusia biasa yang berusaha berbuat baik dan memberi contoh yang baik. Hanya saja terkadang teori lebih mudah diucapkan tetapi berat untuk dilakukan. Ada saja kendala di setiap langkah baik kita.

Di satu sisi anak-anak belajar tentang kehidupan dari kami kedua orangtuanya karena kami lebih berpengalaman, namun di sisi lain kami belajar dari anak-anak kami untuk lebih meningkatkan kebaikan dan kualitas perilaku kami yang pada akhirnya juga untuk mengembangkan kualitas perilaku anak-anak kami nantinya.

Sebagai contoh, pernah suatu ketika Ony (anak saya nomor dua) tiba-tiba bersikap uring-uringan, suka memarahi adiknya bahkan terkadang membentak. Akhirnya saya harus introspeksi diri, mengapa anak ini jadi berperilaku seperti ini. 

Ternyata tanpa saya sadari, terkadang saya suka berbicara dengan nada tinggi kepada mereka pada saat mereka membuat saya jengkel. Akhirnya saya harus bertekad untuk mengubah sikap jelek saya ini, dan harus berusaha mengurangi kecerewetan saya yang kalau sudah mengomel sulit berhenti ini. *ngaku dosa saya O:)* 
Saya harus belajar untuk lebih bisa mengendalikan diri saya, terutama mengendalikan diri saat saya sedang marah. Sedikit demi sedikit usaha saya berhasil, sekarang Ony kalau marah sudah tidak temperamental lagi.

Ternyata anak melihat dan merekam apa yang kita lakukan, dan secara langsung mereka akan menirukan apa yang mereka lihat tadi. Sebagai orangtua, saya harus lebih peka dan mau membuka diri. Saya masih harus banyak belajar dan belajar terus setiap hari.

Mulai sekarang, jika ada sesuatu yang terjadi dengan anak, pertanyaan pertama yang saya ucapkan adalah, "apa yang sudah saya lakukan?". Itulah bentuk belajar saya dari anak-anak saya. Tidak perlu malu mengakui kalau memang kita harus banyak belajar dari mereka. Jadi tidak perlu malu menjadi "seekor kerbau" yang menyusu kepada gudel (anak) nya. 

26 comments:

  1. betul ya mak... anak2 bisa menjadi ajang pembelajaran buat kita, orang yg lebih tua. Belajar sabar dari anak2.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mak Santi, sabarnya harus diperluas kalau menghadapi anak-anak... hehe

      Delete
  2. luar biasa ya makna yang terkandung dalam kebo nusu gudel ini, bisa untuk belajar kita semua yah kak :)

    ikutan lomba yuk di blog Dicuekin.Com :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, dek ... :)

      Oke segera meluncur....

      Delete
    2. Betul banget, dek ... :)

      Oke segera meluncur....

      Delete
  3. jadi belajar lagi nih mbak makna paribahasa trsebuty...kayak diingatkan kita yg lbh tua emang jadi teladan yang muda...moga kita bisa ajdi teladan yg baik aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener Mas, semoga kita bisa menjadi teladan yang baik bagi yg muda, aamiin

      Delete
  4. Belajar bisa dari mana saja, bahkan dari musuh kita (kalau lagi perang) :-D

    ReplyDelete
  5. Pada akhirnya kita tau bahwa anak adalah sekolah kita yaa...
    Kata pakar anak kecilpun sdh bisa seperti psikolog , Sdh bisa memanipulasi keadaan. Tau, kapan ortu nya bisa mengikuti kemauannya... smg sukses lombanya ya Mak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mak, sekolah kehidupan yang gak ada ijazahnya dan gak tahu lulusnya kapan...hehe
      makasih Mak :)

      Delete
  6. Akur sekali, belajar bisa kapan dan di mana saja, dari siapa atau apa saja. :)

    ReplyDelete
  7. Belajar tidak terikat dengan usia pengajarnya, yang utama pengajarnya mampu dan bermanfaat bagi yang belajar. Sukses yaa dengan GA nya!

    ReplyDelete
  8. ih sama mak. anak sy suka marah2 ke adiknya. ternyata nyontek dr emaknya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi toss Mak, kadang jadi malu sendiri ya Mak...saat liat anak2 begitu, rasanya ada bilang,"ih jeleknya klo marah"

      Delete
  9. Sukses dengan kontesnya, mari kita sama sama belajar... :)

    ReplyDelete
  10. Belajar sepanjang waktu yah mak, gak kenal umur :))

    ReplyDelete
  11. Pendapat anak juga mesti di hargai..
    Anak kan juga manusia..

    ReplyDelete
  12. peran ortu sangat penting bagi perkembangan anak karena anak di usia dini niru gerak gerik ortunya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget Mbak, anak adalah fotocopy-an orangtuanya :)

      Delete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.