Sunday 29 June 2014

Tips Melepas Anak Naik Bus Sendirian

Naik bus sendirian ke Bali
Si Mas (panggilan sayang Dani anak sulungku) yang baru kelas 7 SMP mendapat libur satu minggu dari sekolahnya karena siswa kelas 9 ujian pemantapan UN 2014. Karena adik-adiknya masih SD jadi tidak dapat libur. Semula sama sekali tidak ada rencana berlibur karena memang bukan waktunya liburan. 
"Aku nanti di rumah aja, Ma. Main game aja", kata si Mas dengan santai dan cuek.

Sebenarnya tidak masalah juga sih kalau di rumah saja, cuma saat itu tiba-tiba si Papa nyeletuk di handphone, "apa liburan ke Bali aja, Mas??" 
Suamiku memang bekerja di Denpasar, sedang saya sama anak-anak tinggal di Tulungagung. Tidak disangka si Mas pun setuju berlibur ke Bali. Deal! Akhirnya keputusannya si Mas berlibur ke Bali.

Masalah mulai timbul ketika saya tidak bisa mengantar si Mas ke Bali, karena saya harus mengurus kedua adiknya disini dan jadwal mengajar saya masih padat. Saat ditanya berani apa tidak berangkat sendirian ke Bali, si Mas menjawab, "Berani!!" Tapi sebagai ibu, saya merasa agak ragu-ragu dan tentu saja khawatir. Apalagi si Mas baru berusia 13 tahun. Tetapi suami saya menenangkan, "insyaAllah aman, Ma. Lagian si Mas kan sudah besar, cowok lagi."
Akhirmya kami sepakat si Mas naik bus malam saja. Dan kami memilih bus malam eksekutif GUNUNG HARTA jurusan Tulungagung-Denpasar. Mengapa? Karena bus malam eksekutif tidak menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan, kecuali penumpang yang sudah tercatat di daftar penumpang. Selain itu penumpang mendapat fasilitas makan di rumah makan dan mendapat snack tentunya. 

Di dalam hati sebenarnya saya masih saja khawatir, tapi ya sudahlah si Mas dan si Papa sudah sepakat. Saya akhirnya membeli sebuah tiket bus malam eksekutif, dengan tentu saja bertanya dulu apakah boleh anak berusia 13 tahun pergi sendirian. Ternyata boleh. Kurang tahu ya kalau usia di bawah itu bisa apa tidak.
Tiket bus Gunung Harta

Tiket bus Gunung Harta
Alhamdulillah akhirnya si Mas berangkat ke Bali, pulang ke Tulungagung sendirian dan aman-aman saja sepanjang perjalanan. Tentu saja selalu ada komunikasi antara saya, suami dan si Mas. Yang suka bikin galau, si Mas ini anaknya pendiam cenderung cuek. Kalau disms jarang dijawab, apalagi saat ditelepon juga jarang diangkat. Aduh, emaknya ini yang tidak bisa tenang. Kata suami saya, saya ini terlalu lebay. *halah* *emang bener :p* 
Gimana tidak lebay, anak masih berusia13 tahun dan baru pertama kali pergi ke Bali sendirian. Tapi ya memang benar suami saya, kita harus tenang dan percaya sama anak kita kalau dia bisa, dan pasrahkan semua kepada Allah SWT.
Di ruang tunggu si Mas cuek-cuek saja

Pastikan si anak memang berani pergi sendiri
Pastikan si anak sudah menempati tempat duduknya
Berikut beberapa Tips dari saya ketika melepas anak laki-laki di bawah usia 17 tahun bepergian sendiri naik bus malam eksekutif, antara lain:
  1. Pastikan kondisi anak sehat, dan tidak sedang sakit.
  2. Tanya kesiapan anak pergi sendirian, jika anak ragu-ragu lebih baik tetap didampingi.
  3. Jangan lupa tiket harus dibawa si anak.
  4. Bekali hp sebagai alat komunikasi. 
  5. Bekali dengan uang yang cukup, jangan berlebihan.
  6. Jika si anak dibekali gadget, ingatkan untuk menjaga gadgetnya.
  7. Bekali dengan makanan (roti, camilan) dan minuman yang cukup untuk antisipasi anak lapar di perjalanan.
  8. Bekali dengan obat-obatan ringan, seperti: minyak kayu putih, tablet hisap vitamin C, hansaplast, dll. 
  9. Bekali dengan tissue, tas kresek kecil (siapa tahu *maaf* mabuk perjalanan), meskipun di bus biasanya sudah disediakan tidak ada salahnya kita bawa sendiri.
  10. Catat nama bus dan plat nomornya.
  11. Minta nomor kontak/hp awak bus, biasanya nomor hp kondektur bus, untuk bisa memantau selama perjalanan. Tapi jangan sering-sering telepon bapak kondektur, kasihan dia kan sedang bertugas :)
  12. Titipkan kepada pak kondektur, agar anak dibantu dan dipantau selama perjalanan. Jangan lupa berikan nama dan nomor hp penjemput, agar anak benar-benar aman sampai tujuan dan dijemput oleh orang yang benar.
  13. Jangan tinggalkan anak sampai bus benar-benar berangkat, pastikan dia sudah nyaman dan duduk sesuai dengan nomornya.
  14. Jangan lupa berpesan kepada anak tentang keamanannya selama di perjalanan, antara lain: harus waspada terhadap orang asing, harus mengawasi barang bawaannya sendiri, tidak menerima tawaran makanan atau minuman kecuali makanan yang disediakan oleh pihak bus, tidak banyak bermain gadget karena bisa membuat kepala pusing, dll.
  15. Ucapkan selamat jalan kepada anak, dan berikan motivasi kepada anak bahwa perjalanan aman dan jangan lupa berdoa. 
Itulah beberapa tips dari saya. Dan itu tips untuk anak laki-laki ya. Saya takut salah, karena anak laki-laki dan perempuan itu sangat berbeda. 


Bagaimanapun saya ini juga manusia biasa, siapa tahu ada beberapa tips yang belum saya tuliskan di atas. 
Mohon teman-teman bisa menuliskan di kolom komentar, nanti akan saya tambahkan di postingan. 
Makasiiihhh :)
*****

7 comments:

  1. Nah..saya nambahin....

    Kalau ada org yg baru dikenal nawarin makanan/minuman. mending ditolak saja, takutnya didalamnya sdh dikasih macam2,spt obat bius dsb... hehehe..Ini nasehat orang tua turun temurun, Mak, hihhi..Saya jg kalau bepergian sendiri naik bus, selalu diwanti-wanti beginian

    Trus, jgn terlalu sibuk mainin Hp, apalagi kalau HP nya bagus nan mahal, takutnya bisa bikin org kepengen sama itu Hp, hehehe......

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mak Eka, sudah aku tambahkan di poin 6 dan 14 ya :)

      Delete
  2. Pokoknya ingatkan anak untuk banyak berdoa dan berdzikir, supaya Allah selalu melindungi. Jadi bisa terhindar dari hal-hal yang berbahaya ya mak :)

    ReplyDelete
  3. Saya wanita dewasa mau naik Bus sama anak kecil. Eh baca ini jadi semangat nieh naik bus nya 😉

    ReplyDelete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.