Friday 17 October 2014

Menjawab Kebutuhan Listrik Masyarakat Indonesia

Layanan PLN di daerah saya lumayan bagus. Listrik jarang sekali padam, kalaupun ada pemadaman biasanya hanya sebentar, tidak sampai berjam-jam. Terkadang padam sebentar, kemudian dalam hitungan menit listrik sudah menyala lagi. Itupun tidak terjadi setiap hari. Sehingga semua aktifitas rumah tangga yang membutuhkan tenaga listrik terbilang cukup lancar dan tanpa keluhan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan akan listrik adalah kebutuhan yang paling pokok. Bayangkan saja sehari tanpa listrik, kita bisa berbuat apa? 

Di rumah tangga, di perkantoran, bahkan di sektor industri semua sangat tergantung pada energi listrik. Hampir semua peralatan rumah tangga dan kantor menggunakan tenaga listrik, mulai dari rice cooker, mesin cuci, kompor, lampu, kipas angin, AC, televisi, komputer, radio, dll. Di sektor industri apalagi, sudah pasti semua peralatannya menggunakan energi listrik.

Tentu saja listrik mempermudah dan mempercepat selesainya pekerjaan kita. Memasak nasi tanpa rice cooker bisa, tapi lama. Mencuci tanpa mesin cuci juga bisa, tapi tidak bisa disambi bersih-bersih atau mengerjakan pekerjaan yang lain. Saya biasanya mencuci sambil mengerjakan bisnis online saya atau sekedar ngeblog. Makanan tidak bisa lagi disimpan karena tidak ada lemari pendingin. Anak-anak belajar di malam hari tanpa listrik, haduh kasihan banget, masa harus pakai lilin atau lampu semprong (lampu minyak tanah)?

Tidak bisa disebutkan satu persatu memang, karena hampir semua aktifitas kita memerlukan tenaga listrik. Dan tenaga listrik merupakan energi yang paling murah dan mudah didapatkan pada saat ini.

Di balik kemudahan-kemudahan yang saya dapatkan dengan listrik dari PLN yang menyala terus dan jarang padam, ternyata tidak begitu yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang tinggal di daerah yang fasilitas listriknya masih sangat minim, atau justru malah yang belum terjangkau jaringan listrik PLN sama sekali. Tidak jarang saya baca status facebook, twitter atau bbm teman-teman saya yang tinggal di luar jawa (terutama di Sumatera) yang banyak berkeluh kesah tentang pemadaman listrik yang hampir setiap hari mereka alami. 

Ada yang bilang, "lagi nyuci, listrik mati....hadehh"
"oh PLN tidak bisakah kau menyala penuh sehari ini saja?",
"listrik mati lagi...bagoooos",
dan status-status lain yang bernada sama berkeluh kesah tentang pemadaman listrik oleh PLN yang terkesan semena-mena, karena selain tanpa pemberitahuan, listrik padam tidak mengenal waktu.

Saya sangat penasaran, mengapa di luar jawa sering sekali terjadi pemadaman listrik yang tentu saja sangat merugikan pelanggan, bahkan kalau terjadi terus menerus bisa merusak alat listrik yang kita miliki.

Ternyata semua masalah itu terjadi karena pasokan energi listrik yang dimiliki PLN tidak sebanding dengan jumlah pasokan yang harus disalurkan kepada pelanggan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan energi listrik yang terus meningkat setiap tahunnya karena pertumbuhan penduduk yang sangat cepat.

Kondisi Energi Listrik di Indonesia

Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola oleh NEGARA yaitu PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan oleh SWASTA yaitu IPP (Independent Power Producer). Data sampai akhir tahun 2008 total kapasitas pembangkit terpasang di seluruh Indonesia mencapai 29.373 MW (Mega Watt), sebesar 24.763 MW dari pembangkit milik PLN dan 4.610 MW dari pembangkit IPP. Energi ini terdistribusi ke seluruh Indonesia sebagai berikut: Sumatera 4.179 MW, Jawa-Bali 22.406 MW, Kalimantan 1.036 MW, Sulawesi 1.123 MW, Nusa Tenggara 300 MW, Maluku dan Papua 330 MW.

Energi listrik yang terdistribusi ini masih harus dibagi lagi dengan jumlah penduduk masing-masing daerah. Dalam kondisi ini kebutuhan listrik penduduk Indonesia yang dapat dipenuhi rata-rata hanya sebesar 60 watt saja. Hal ini tentu saja masih sangat jauh dari kebutuhan normal akan energi listrik.

Sumber: disini
Di Indonesia terdapat beberapa macam pembangkit listrik yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing, antara lain PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), dan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa).

Dari sekian banyak pembangkit listrik di atas, PLTU dan PLTA lah yang terbanyak.

PLTU jelas menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya.

Permasalahannya harga batubara semakin meroket dan energi ini termasuk energi fosil yang tidak terbarukan, artinya batu bara akan habis jika dipakai secara terus menerus. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), untuk tahun ini saja pemerintah memerlukan 95,5 juta ton batubara untuk kebutuhan dalam negeri yang digunakan oleh PLN dan Independent Power Plant (IPP) untuk bahan bakar pembangkit listriknya dan untuk industri semen.

Sementara PLTA sendiri membutuhkan biaya perawatan yang cukup besar pula.

Apakah energi listrik bisa habis?

Jawabannya adalah BISA, jika kita hanya mengandalkan sumber energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Sumber energi utama di dunia ini berasal dari fosil yaitu minyak bumi (bahan bakar minyak), gas alam (bahan bakar gas) dan batubara. Sumber energi fosil termasuk sumber energi tidak terbarukan, yaitu jika digunakan secara terus menerus energi fosil ini bisa habis dan tidak bisa diperbarui lagi.

Sementara listrik sendiri bisa dihasilkan dari mesin pembangkit listrik yang dihasilkan dari energi fosil (energi tidak terbarukan) dan energi terbarukan. Karena energi tidak terbarukan ini akan habis jika dipakai terus menerus, maka sudah saatnya para ahli di dunia mengembangkan inovasi teknologi untuk menghasilkan sumber energi alternatif penghasil energi listrik yang menggunakan energi terbarukan, yaitu sumber energi yang selalu ada dan bisa diperbarui.

Konsep Energi Terbarukan

Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami.

Proses energi terbarukan ini berkelanjutan, yaitu selalu tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang. Sumber energi terbarukan termasuk sumber energi yang tidak pernah habis dan jumahnya tidak terbatas, artinya masih mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.

Yang termasuk energi terbarukan antara lain adalah tenaga matahari (energi surya), energi angin, energi gelombang laut, energi panas bumi, energi air, energi biomassa (energi dari limbah pertanian/perkebunan atau sampah). Bahkan ada juga sumber energi yang disebut BBN (Bahan Bakar Nabati), yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan dari sektor pertanian.

Kelemahan dari energi terbarukan adalah:

  • Ketersediaan di alam
Meskipun disebutkan energi terbarukan selalu ada di alam, beberapa jenis energi terbarukan hanya ada sesekali dan tidak selalu ada setiap saat. Misalnya cahaya matahari hanya tersedia ketika siang hari, energi angin kekuatannya bervariasi setiap saat, energi air tidak bisa dimanfaatkan ketika sungai kering, energi biomassa tergantung jumlah produksi pertanian/perkebunan yang dipengaruhi oleh iklim dan hama.
  • Letak Geografis
Biasanya sumber energi terbarukan terletak di lokasi yang jauh dari lokasi pengguna energi listrik, seperti energi panas bumi di pegunungan, energi air di hulu sungai, dan energi angin di lepas pantai atau dataran tinggi. Sehingga untuk kebutuhan dalam skala besar juga memerlukan investasi yang cukup besar dalam bidang teknologi, penghasilan energi listrik yang banyak dan distribusi energi itu sendiri kepada pengguna energi (dalam hal ini pelanggan).

Konsep Energi Terbarukan yang Sudah Digunakan di Indonesia

Energi terbarukan untuk pembangkit listrik di Indonesia adalah energi panas bumi, energi biomassa dan energi surya.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Dari 70 negara di dunia yang sudah menggunakan energi panas bumi, ternyata baru 24 negara yang menggunakan energi panas bumi untuk pembangkit listrik, termasuk Indonesia. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi di dunia berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW (Giga Watt) dengan kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW, kedua Filipina dan ketiga adalah Indonesia.

Sumber: disini
PLTP 20 MW Lahendong-2, Sulawesi Utara
Sumber: disini
Sumber panas bumi di Indonesia sangat berlimpah karena banyaknya gunung berapi di negara kita tercinta ini. Hampir semua pulau besar di Indonesia memiliki gunung berapi, kecuali di Pulau Kalimantan.

Lahan yang dibutuhkan untuk membuat pembangkit listrik tenaga panas bumi lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik bertenaga batubara. Area yang dibutuhkan hanya 0,4 - 3 hektare, sementara pembangkit listrik tenaga uap membutuhkan area sekitar 7,7 hektare. Pembangkit ini juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh (Megawatt jam) dibandingkan pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau minyak yang menggunakan lebih dari 1000 liter air tawar per MWh.

Potensi panas bumi di suatu daerah biasanya terletak di pegunungan dan daerah terpencil yang jauh dari pemukiman warga, sehingga kebanyakan tidak bisa dimanfaatkan karena kebutuhan listrik di daerah itu sedikit.

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa


Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB) merupakan pembangkit listrik ramah lingkungan karena menggunakan limbah cair dari perkebunan kelapa sawit, hasil pertanian, tongkang jagung, ampas tebu, bahkan sampah kota dan gas metana yang didapat dari peternakan. Dan yang lebih penting adalah biaya produksinya yang lebih murah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain.

PLTB pertama di Indonesia yang memanfaatkan Tongkang Jagung sebagai sumber energi utama untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik telah diresmikan di Gorontalo pada 21 Juli 2014 oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan. PLTB Tongkang Jagung milik PLN ini berkapasitas 500 kilo Watt (kW) dan berlokasi di Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo. Propinsi Gorontalo selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia.

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa berkapasitas 1 Mega Watt resmi beroperasi di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu Propinsi Riau yang dialirkan kepada 1.050 keluarga. PLTB ini menggunakan limbah cair kelapa sawit sebagai sumber energinya. Rencananya  juga akan dibangun PLTB berkapasitas 2 Mega Watt (MW) di kabupaten Sampit, propinsi Kalimantan Tengah. PLTB ini juga akan memanfaatkan dan mengolah sisa limbah cair dari kelapa sawit sebagai sumber energinya.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Gedebage, Bandung berkapasitas 7 MW (Mega Watt) yang menggunakan 500 - 700 ton sampah per harinya sebagai bahan bakarnya. Sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang yang volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya, dimana abu sisa pembakaran ini masih bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantar Gebang Bekasi juga dibangun untuk menjawab kebutuhan warga akan energi listrik dengan menggunakan sampah sebagai bahan bakar pembangkitnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Bantar Gebang
Sumber: disini
Masalah yang terjadi pada PLTSa ini adalah asap yang keluar dari pembakaran yang menghadap ke pemukiman warga. Hal ini harus segera dicari solusinya.

Energi Surya

Energi sinar matahari atau energi surya, merupakan energi terbarukan yang selalu tersedia dan berkelanjutan. Potensi matahari sebagai sumber energi sangat besar. Jumlah energi matahari yang sampai ke bumi sangat besar, yaitu sekitar 700 Mega Watt setiap menitnya.

Negara-negara yang berada di garis khatulistiwa memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi ini, termasuk Indonesia, karena intensitas sinar matahari pada daerah ini cukup besar dan stabil sepanjang tahun, yaitu sekitar 4,8 kWh/meter persegi/hari. Energi surya merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi terbarukan dengan konversi energi surya menjadi listrik melalui sel surya.

Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan cahaya matahari untuk mendidihkan air, yang kemudian uapnya akan menggerakkan turbin.

PLTS terbesar dan pertama di Indonesia
Sumber: disini
Di Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan kapasitas 21 MW (Mega Watt) terletak di Pulau Bali, tepatnya di daerah Karangasem dan Bangli.

Wilayah Indonesia yang sudah menggunakan PLTS antara lain adalah:

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Alor, Nusa Tenggara Timur
  • Sulawesi Selatan
Konsep energi terbarukan masih harus terus digali dan dikembangkan oleh PLN untuk meningkatkan pasokan listrik demi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia.

Hemat Energi Hemat Biaya

Alangkah bijaksananya jika kita sebagai pelanggan juga turut menghemat energi listrik, mengingat ternyata energi listrik juga bisa habis jika pembangkitnya menggunakan energi fosil.
Hal ini bisa dimulai dari skala kecil yaitu rumah tangga yang ternyata memiliki kontribusi yang sangat besar pada konsumsi energi listrik secara keseluruhan. Kita bisa memulainya dengan melakukan penghematan energi listrik dari rumah.

Hal-hal yang bisa kita lakukan dari rumah antara lain adalah:

1. Menggunakan listrik prabayar
Banyak keuntungan yang didapat para pelanggan dengan menggunakan listrik pra bayar ini, antara lain:

  • Pelanggan bisa mengatur anggaran biaya listrik per bulannya dengan mengatur pemakaian listrik
  • Terhindar dari masalah catatan meteran oleh petugas PLN
  • Pelanggan terbebas dari sanksi pemutusan hubungan listrik jika telat melakukan pembayaran
  • Pada listrik pra bayar tidak dikenakan tarif pembayaran minimum meskipun penggunaan listrik pelanggan di bawah ketentuan tarif minimum
2. Cek pemakaian KWH per hari agar kita bisa memperkirakan berapa kebutuhan listrik per bulan dan mulai menentukan langkah penghematannya.
3. Menyalakan alat listrik seperlunya dan bergantian.
4. Menggunakan lampu dan alat elektronik yang berkualitas dan hemat energi.
5. Menggunakan alat elektronik seperlunya.

Ide dan Saran Saya untuk PLN
Selanjutnya ada beberapa ide dan saran saya untuk PLN demi kebutuhan listrik masyarakat terlayani dengan baik, antara lain:


1. Sebaiknya PLN menerbitkan jadwal pemadaman listrik bulanan, tercantum waktu (hari, tanggal, jam, dan daerah pemadaman) yang disosialisasikan melalui internet, media radio, atau selebaran yang bisa dengan mudah dibaca oleh warga setempat. Sehingga masyarakat tidak dirugikan dengan adanya pemadaman mendadak.

2. Sosialisasi layanan PLN, misalnya tentang kemudahan dan penggunaan listrik pra bayar, tentang pentingnya hemat energi listrik, dll sampai ke tingkat kelurahan dan instansi-instansi agar lebih banyak lagi masyarakat yang "melek listrik" (tahu tentang kelistrikan dan seluk beluknya).

3. Mengenalkan dan menggali potensi setiap daerah untuk mengembangkan konsep energi terbarukan yang disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Misalnya dengan mengadakan lomba untuk pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum untuk menciptakan alat pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan. 
Hal ini akan merangsang generasi muda untuk turut memikirkan bagaimana memanfaatkan limbah pertanian/perkebunan/peternakan bahkan mengelola sampah kota menjadi sesuatu yang berguna dan ke depannya bisa menyelesaikan masalah kelistrikan di Indonesia dengan menggunakan energi yang ramah lingkungan. 
Bahkan bisa menyelesaikan masalah sumber energi alternatif sebagai pengganti sumber energi fosil yang semakin lama semakin habis.

4. Mengembangkan terus pembangkit listrik yang menggunakan konsep energi terbarukan terutama energi biomassa untuk menekan biaya produksi yang tinggi, dengan menggali terus potensi masing-masing daerah. 

5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dan Tenaga Surya juga terus dikembangkan, dengan merangkul pihak swasta karena memerlukan investasi yang sangat besar.

Demikian saran dan ide saya untuk PLN dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional yang ke-69. Jaya terus PLN dan semoga pelanggan terpuaskan dengan layanan PLN yang semakin oke.
*****

Tulisan ini disertakan dalam lomba blog 


*****
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya
http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/14/kondisi-kelistrikan-indonesia
http://bps.go.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_panas_bumi
http://www.pln.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/PLTSa_Gedebage
http://majalahenergi.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarukan
*****

13 comments:

  1. Replies
    1. iya mbak....biar masyarakat lebih pintar.... :)

      Delete
  2. "Melek Listrik", tepat banget! masyarakat masih kurang faham, jadi boros pemakaian. Btw, ternyata Rasulullah menganjurkan matikan semua lampu kecuali yg penting, saat kita tidur. Dan itu berhubungan dengan organ tubuh kita yang akan bekerja lebih baik dalam keadaa gelap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget Mbak, ternyata saat tidur dengan lampu gelap itu ada hormon melatonin yang bekerja maksimal.... Subhanallah :)

      Delete
  3. Tempatku cuma terjangkau PLTD mbak :-(
    Hidupnya cuma 7 jam dalam 24 jam :-(

    ReplyDelete
    Replies
    1. ooh....cuma 7 jam? waduh, harus pinter2 bagi waktu untuk memaksimalkan alat elektronik ya Mas...
      semoga dengan pengembangan energi terbarukan kebutuhan listrik di daerah Mas bisa segera diatasi :)

      Delete
  4. hah, Maluku dan Papua yang notabene pulau dan kepulauan yang luas hanya di kasih 330 MW sungguh miris atas jomplangnya ketersediaan listrik di bandingkan dengan Jawa.
    Pantesan wong Menterinya hobi makan pere***an, eh sekarang malah kesandung korupsi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maluku sama Papua pulaunya memang besar Mas, tapi kan penduduknya masih banyak di Jawa, makanya di Jawa lebih banyak pasokan listriknya.... :)

      Delete
  5. ada banyak saran untuk PLN ya mbak. ga habis-habis. pengen ikutan lomba ini juga tapi kemampuan nulisku masih belum balik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak Susi, banyak banget hehe
      ayo mbak semangattt nulis lagi:D

      Delete
  6. Semoga PLN semakin baik dalam pelayanannya...

    ReplyDelete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.