Saturday, 13 December 2014

Dag Dig Dug Saat Hamil Ketiga

Bagi seorang wanita, saat hamil dan melahirkan adalah saat-saat luar biasa. Bagaimana tidak? Saat istimewa dimana ada makhluk hidup mungil yang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam rahimnya. Saat dimana harus menjaga semuanya, mulai dari menjaga asupan gizi yang baik sampai dengan menjaga perbuatan dan perkataan yang baik. Suatu perjuangan yang luar biasa, yaitu sejak bayi berada di dalam kandungan hingga saatnya siap menampakkan dirinya di dunia nyata. Allahu Akbar! Itulah kebesaran Tuhan.

Puji syukur ke Hadirat Tuhan, saya telah diberi kesempatan untuk hamil dan melahirkan sebanyak tiga kali dalam hidup saya. Semua kehamilan sampai proses kelahiran berjalan lancar. Rasa mual bisa saya tepis dengan menguatkan mindset bahwa saya bisa melalui semuanya!

Saat hamil ketiga juga lancar, bahkan jam 7 pagi saya masih belanja di pasar, padahal si baby lahir jam 12.30 siang. Saya memang merasa mulas beraturan dan semakin sering sejak pagi, tapi saya pikir itu pasti akibat saya jatuh terduduk sore kemarin. Saat itu saya habis masak di dapur, sambil membawa mangkuk berisi lauk, saya terpeleset dan jatuh. Syukurlah saya dan lauknya tidak apa-apa.

Namun ada masa-masa dimana saya khawatir tidak bisa melahirkan normal seperti sebelumnya. Secara umum kehamilan saya memang lancar. Saya juga beraktifitas normal, mulai dari belanja dan memasak di dapur, bekerja full time dan mengajar, juga mengantar dan menjemput sekolah anak kedua di Play Group. Sementara si Sulung sudah kelas 1 SD dan sudah bisa naik sepeda sendiri ke sekolahnya, karena lokasi sekolahnya di kompleks perumahan tempat kami tinggal. Suami saya pulang seminggu sekali karena memang bekerja di luar kota. Di rumah, saya ditemani adik saya, yang membantu menjaga anak saya di rumah ketika saya bekerja.

Sama dengan dua kehamilan pertama saya, kehamilan ketiga inipun hampir tidak ada keluhan yang berarti. Hanya saja saat usia kehamilan 8 bulan, posisi jabang bayi masih sungsang (melintang), yaitu kepala di perut saya sebelah kanan dan pantat di sebelah kiri. Alhasil perut saya terlihat besar dan melebar. Padahal, seharusnya ketika usia kehamilan 8 bulan, posisi kepala bayi sudah berada di bawah. Bayangan operasi caesar-pun ada di depan mata. Terus terang saya takut!

Ada yang menyarankan melakukan pijat untuk memutar posisi bayi, ke dukun bayi tentunya. Saya kok takut ya. Saran dari bu Bidan dan informasi dari buku yang saya baca, bisa dengan melakukan sujud teratur, minimal 30 menit per hari, dengan posisi seperti sujud saat shalat, tetapi kepala miring ke kanan atau ke kiri bertumpu pada pipi yang diletakkan di atas bantal. 


Akhirnya sayapun melakukan sujud setiap habis shalat, 5 menit sampai dengan 10 menit, dengan mulut ini ndremimil membaca doa dan berharap si baby mau berputar. Saking seringnya saya bersujud, Ony (anak kedua) sampai bilang, “Ony juga mau ikutan sujud kayak Mama.” Lalu diapun mengikuti posisi sujud saya. Kalau sudah begitu, kami berdua kemudian tertawa bersama-sama.

Karena kuasa Tuhan, tepat seminggu sebelum melahirkan, posisi bayi sudah masuk ke panggul saya, dan sudah siap untuk keluar. Saya sangat bersyukur, akhirnya saya bisa melahirkan normal, dan (tentu saja) tidak jadi pijat ke dukun bayi. 
Terimakasih ya Allah, nikmat-Mu sungguh luar biasa.

Anak ketiga: Muhammad Ahya Ferdinand Pancardi,
lahir 4 Februari 2007 secara normal,
dengan berat 4,2 kg.
*****
“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hamil dan Melahirkan ala Bunda Salfa


7 comments:

  1. Selamat atas kehamilannya ya bund, semoga diberi kemudahan dan kelancaran...

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu pengalaman hamil 7 tahun lalu, mas Abu...hehehe

      Delete
  2. Wah kayak gitu toh rasanya kalau hamil heee

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup...sama dengan yang dirasakan oleh ibu kita dulu :)

      Delete
  3. saya jg wkt itu sujud2 gt... alhamdulillah ga sungsang lagi, meskipun ujung2nya tetap cesar :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. caesar atau normal, menurut saya sama saja Mbak, yang penting bagaimana kita menjaga amanah lebih lanjut untuk anak2 kita :)

      Delete

Yuuk saling berbagi.
Saya menunggu komentar dan saran dari Teman-teman.
Terima kasih.