Namun ada beberapa orangtua yang merasa tabu untuk membicarakan masalah ini kepada anak-anaknya. Padahal dengan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak justru akan mempermudah penyampaian informasi kepada anak-anak. Orangtua pun tidak merasa kecolongan bahwa sang buah hati malah sudah lebih tahu dulu dari orang lain, atau bahkan dari internet.
------------
Hari kamis kemarin, Kakak Ony bercerita tentang temannya (anak perempuan) yang tiba-tiba pingsan dan 'berdarah' di sekolah. Tentu saja hal itu menjadi keributan sendiri di sekolah. Ony sekarang berumur 10 tahun kelas 5 SD.
Kira-kira pembicaraannya seperti ini.
Kakak : "Ma, tadi ada temen Ony yang pingsan di sekolah. Itu lho si Bunga."
Maaf namanya saya rahasiakan.
Saya : "Kenapa sampai pingsan Kak?"
"Tadi dia berdarah Ma. Makanya kelasnya dipel biar bersih. Kata temen Ony yang cewek-cewek, Bunga sedang "emen" (menstruasi=red)."
"Kok sampai kececeran gitu?"
"Iya kan dia gak pake 'pampers'."
"Oh Bunga sudah mens ya Kak? Berarti Bunga sudah puber."
Sebenarnya saya kaget. Tapi insting saya membisikkan hal lain, yaitu inilah saat yang tepat untuk berdialog dengan Kakak tentang masa puber.
Pembicaraan pun berlanjut.
"Eh, Kakak sudah tahu ciri-ciri puber untuk anak laki-laki apa coba?"
"Apa Ma?"
"Suara mulai berubah jadi besar kayak Papah, tumbuh rambut-rambut halus di beberapa bagian tubuh, dan mimpi basah."
"Oh, kayak Mas ya Ma?"
Mas di sini maksudnya Mas Dani, anak mbarep saya yang memang sudah akhil baliq.
"Iya."
"Ma, mimpi basah itu gimana?"
"Mimpi basah itu seperti ngompol, tapi yang keluar bukan pipis."
"Keluarnya dari "budhel" (baca = pusar) ya Ma?"
"Bukan, Sayang. Keluarnya ya dari 'titit'. Nanti kalau Kakak sudah mimpi basah bilang sama Mama atau Papa ya Kak."
"Ho'oh."
-------------
Rasanya sudah sedikit plong saya menjelaskan sedikit ke Ony tentang masa puber. Nanti jika sudah saatnya akan saya jelaskan lagi tentang pubertas lanjutan.
So Bapak/Ibu tidak perlu tabu lagi ya menjelaskan tentang pengetahuan seputar seks kepada anak-anak. Kita jawab saja semampu kita dan kita sesuaikan dengan tingkat daya nalar anak-anak dan tidak usah berlebihan. Karena anak-anak akan menangkap informasi sesuai dengan usia mereka. Biasanya kalau saya belum mampu/siap menjawab saya bilang, "Bentar ya, Mama cari informasi dan baca-baca dulu. Nanti Mama jelaskan."
Semoga bermanfaat :)
*****
wow dulu masa pubertas ngga ada yang ngasih tahu, tiba2 memang ngompolnya jadi aneh, dan cerita ke teman, dan ada guru yang njelasin tentang mandi wajib karena pubertas itu hehehe, kayaknya harus di perbincangkan deh biar anak bisa curhat hehehe
ReplyDeleteiya Mas, rata-rata juga begitu, karena kadang anak2 malu cerita sama ortu :)
Deletetp, utk jaman skrg, sepertinya byk anak2 yg cpt dewasa mbak, pengaruh pergaulan dan media sosial sepertinya, apalagi gadget tuh, anak SD aja udh megang hape kan?
ReplyDeleteya itulah gunanya komunikasi dengan orangtua, minimal anak-anak bisa dapat penjelasan dan bertanya jawab dengan bapak/ibunya :)
Deleteya itulah gunanya komunikasi dengan orangtua, minimal anak-anak bisa dapat penjelasan dan bertanya jawab dengan bapak/ibunya :)
Deleteke anak laki-laki saya juga saya menjelaskan tentang haid. Karena saya pernah dengar cerita ketika ada anak perempuan haid, diketawain sama teman-temannya. Akibatnya, si anak mogok sekolah. Saya minta anak saya supaya jangan pernah mentertawakan teman perempuannya ketika lagi haid trus tembus ke roknya
ReplyDeletebener Mbak Myra,
Deletekalau masalah haid kadang sekilas saya jelaskan saat saya sendiri mengalaminya, karena kadang pas anak2 ngajakin berenang pas saya haid :)
Jadi inget temen SMP ku jugak ada yang lagi dapet trus lupa pake pembalut.. Huaaaaa.. Itu sampe heboh satu sekolahan, Mbak.. Malu banget pasti.. :(
ReplyDeletememang haid yang gak ada persiapan seperti itu merupakan momok bagi para wanita...
Deletekasihan ya temennya :(
kalau ngomongin mimpi basah ngobrolnya sama bapaknya donk, hehehe... ;)
ReplyDeleteidealnya begitu Mas, karena lebih paham..
Deletetapi karena kondisi anak2 lebih banyak dengan saya, maka saya juga harus bisa menjelaskannya :)
Bener mba. Sebaiknya dari masa sebelum puber sudah dijelaskan. Klo dulu pas saya ngaji sama temen2 guru ngaji menjelaskan demikian kepada KmI jadi kami sudah bisa membedakannya sendiri. Hehehe
ReplyDeleteinformasi memang bisa juga didapat dari guru di sekolah atau guru mengaji :)
Deletememang tabu banget dan rasanya aneh kalau jelasin ke anak masalah begituan mba rasa canggung sedangkan si anak terus saja bertanya haha
ReplyDeletenanti kalau memang sudah masanya kita sebagai orangtua juga tidak akan canggung lagi kok, kalo dari kecil anak2 sudah dibiasakan dekat dengan orangtuanya hehehe
Deletekomunikasi orang tua dan anak sangat penting :)
Deletemantab sekali dik, lebih baik curhat memang sama orang yang paling dekat, yaitu mama
ReplyDeleteiya Kakak... makasih ya :)
DeleteCerita saya waktu puber juga seru tapi malu mau dipublish hikhi
ReplyDeletekaya apakang ceritanya cerita dikit dong
Deletejadi inget dimasa saya dulu, waktu masih kecil..hehehe
ReplyDeletesaya kok ngga pernah bisa masuk ke blognya ya mang?
Deletememang hal ini perlu kebijaksanaan menjelaskannya kepada anak secara hati-hati baik laki-laki maupun perempuan
ReplyDeleteBetul sekali kang. kalo salah bisa salah ya
Deletejadi teringat masa masa puber pada waktu muda dulu mbak, semoga masa puber ini bisa menjadikan masa yang paling penting bagi anak muda sekarang dan menjadi dorongan untuk melakukan hal positif,salam kenal mbak,salam blogger ,di tunggu kunbalnya ya
ReplyDeleteindahnya memiliki cerita tentang masa puber, saya mah malah ngga punya dan ngga pernah ngerasain masa puber, kenapa coba?
ReplyDeletewah yang bner kang g pernah. sampe sekarang paling masih puber...:)
Deleteuntuk menjelaskan mengenai puber pada itu perlu dan penting agar mereka mengetahui dengan benar dan tidak merasa janggal kalau hal itu terjadi.
ReplyDeleteIni bagian penting untuk edukasi ke anak2 ya Mak... Memang lebih baik kalau terbuka dibicarakan dengan orang tua....
ReplyDeleteKalau dapat edukasi dari orangtua itu rasanya nyaman :-)
ReplyDeletekalau saya dah lewat tu mbak masa pubertasnya heehee
ReplyDeleteMenjelaskan tentang mimpi basah kepada anak memang tidak mudah ya, Mbak, dibutuhkan bahasa yang pas :)
ReplyDeleteLega ya kalau ortu sudah bisa menjelaskan tentang masa pubertas pada anak2.
ReplyDeletebener banget gan, biasa nya masa puber tuh masa yang agak rawan. Kalau salah berteman, bisa gaswat urusannya
ReplyDeletemak... sy lgsung ketawa pas baca "ga pake pampers" hi hi,anak2 mah slalu lucu ya kata2'y.btw,suatu saat nanti syafieq pun akan tumbuh besar,pe-er nih buat sy... :)
ReplyDeletesebenarnya kalau di didik sejak awal pasti sang anak ngerti ya teh....salut dengan teh ninik, bisa komunikasikan ini dgn anaknya...
ReplyDeletekakak D sudah, tinggal O dan A ya mak. saya dobel D ini masih tujuh tahun lagi mungkin. siap-siap aja, semoga saya dan bapaknya anak-anak bisa mendampingi mereka dengan sukses. eh tapi anak laki sebelum mimpi basah biasanya dah agak ngeh ya mak, kan mereka juga 'dirayakan' pas disunat. eh gitu nggak ya?
ReplyDeletekalo anak sayah msih kecil untuk penjelasan puber. tp bagus juga jika sudah waktunya memang harus dijelaskan.
ReplyDeleteada puber kedua g ya? :D
ReplyDelete